Nick Szabo semakin kuat diduga sebagai sosok Satoshi Nakamoto si pencipta sistem uang elektronik Bitcoin. Hal itu disampaikan oleh Markus Thielen Peneliti di 10x Research. HBO Max akan menayangkan film dokumenter terkait tokoh misterius itu pada 8 Oktober 2024 waktu AS. Sementara itu di Polymarket, nama Nick Szabo masuk urutan pertama yang diduga sebagai perancang Bitcoin. Sebelumnya adalah Len Sassaman.
Dalam dunia cryptocurrency, identitas dan sosok Satoshi Nakamoto, pencipta Bitcoin, terus menjadi misteri yang menarik perhatian banyak orang. Banyak spekulasi beredar mengenai siapa yang sebenarnya berada di balik nama samaran ini. Salah satu nama yang paling sering disebut adalah Nick Szabo, seorang ahli komputer dan kriptografi yang memiliki kontribusi signifikan terhadap pengembangan teknologi blockchain. HBO yang mengklaim memiliki sejumlah bukti baru tentang Satoshi adalah percobaan pengungkapan yang kesekian kali sejak sistem keuangan desentralistik itu lahir. Identitas yang dimaksud pun bisa jadi bukan individu namun sekelompok individu.
Markus Thielen, penulis artikel di 10x Research, menyebutkan bahwa dalam waktu kurang dari 18 jam, HBO akan mengungkap siapa yang mereka yakini sebagai Satoshi Nakamoto.
“Taruhannya tinggi, dengan spekulasi mulai dari kemungkinan bahwa NSA berada di balik Bitcoin hingga teori yang menganggap orang-orang seperti Nick Szabo, Hal Finney, Adam Back, atau yang lainnya sebagai sosok Satoshi Nakamoto,” tulis Thielen pada Selasa (8/10/2024).
Hal ini menunjukkan betapa seriusnya diskusi tentang identitas Satoshi, dengan banyak tokoh terkemuka dalam dunia cryptocurrency yang dipertimbangkan sebagai kandidat potensial.
Argumen Nick Szabo adalah Sosok Satoshi Nakamoto yang Sebenarnya
Salah satu argumen yang mendukung dugaan bahwa Nick Szabo adalah sosok Satoshi Nakamoto adalah karena latar belakangnya dalam pengembangan konsep-konsep dasar yang mendasari Bitcoin.
Pada tahun 1998, Szabo mengembangkan ide tentang “Bit Gold” yang merupakan sistem mata uang terdesentralisasi yang menggunakan daya komputasi untuk memecahkan teka-teki kriptografi dan menghasilkan nilai.
Thielen menekankan, “Mekanisme Szabo dan algoritma hashing yang dikembangkan oleh NSA (SHA-256 atas nama Glenn M. Lilly) telah menjadi fondasi penyusun utama Bitcoin.” Ini menunjukkan bahwa banyak prinsip yang ada dalam Bitcoin telah dipelajari dan diterapkan oleh Szabo jauh sebelum Bitcoin diciptakan yang diawali pada peluncuran whitepaper Bitcoin pada 31 Oktober 2008 silam.
Lebih jauh lagi lanjut Thielen, Szabo memiliki pemahaman yang mendalam tentang masalah trust dalam sistem keuangan. Dalam makalahnya yang berjudul “Trusted Third Parties are Security Holes (2021),” ia menjelaskan pentingnya menciptakan sistem yang tidak bergantung pada pihak ketiga untuk memastikan keamanannya.
“Setelah Digicash yang didirikan oleh pelopor uang elektronik, David Chaum bangkrut, Szabo dan Hal Finney termasuk di antara sedikit cypherpunk yang masih berdedikasi untuk mengembangkan solusi uang digital yang serius pada tahun 2000-an,” ungkap Thielen. Hal ini mencerminkan komitmen Szabo untuk menciptakan alternatif bagi sistem keuangan tradisional yang lebih transparan dan aman.
Meskipun Szabo tidak pernah secara resmi mengakui dirinya sebagai Satoshi Nakamoto, beberapa tindakan dan pernyataannya memberikan petunjuk yang menarik.
Misalnya, pada tahun 2005, Szabo menulis tentang “Bit Gold” dalam sebuah blog, menjelaskan bagaimana uang bergantung pada kepercayaan pada pihak ketiga untuk nilainya. Ia mencatat bahwa, “logam mulia dan barang koleksi memperoleh nilainya dari kelangkaan yang tidak dapat dipalsukan karena mahalnya biaya pembuatannya.” Thielen mencatat bahwa ia mengubah tanggal beberapa artikelnya agar tampak seolah-olah ditulis setelah whitepaper Bitcoin Nakamoto dirilis.
Salah satu elemen kunci dari Bitcoin adalah konsep “Proof-of-Work,” yang merupakan prinsip di balik bagaimana transaksi diproses dan dicatat dalam blockchain. Szabo telah membahas konsep serupa dalam tulisan-tulisannya sebelumnya.
“Dia menjelaskan bahwa ‘semua uang yang pernah digunakan manusia tidak aman dalam satu atau lain cara… yang paling merusak adalah inflasi,'” tulis Thielen. Pemahaman mendalam Szabo tentang inflasi dan masalah keuangan lainnya memberikan bobot lebih pada argumennya sebagai Satoshi Nakamoto.
Banyak yang berpendapat, termasuk oleh Adam Back, bahwa untuk mengungkap siapa sosok Satoshi Nakamoto sesungguhnya, kita perlu kembali melihat sejarah dan perkembangan teknologi yang mengarah pada penciptaan Bitcoin. Dalam hal ini, Szabo muncul sebagai kandidat yang kuat. Ia dikenal sebagai salah satu orang pertama yang mempelajari dan mengembangkan ide-ide yang menjadi dasar untuk Bitcoin.
Dalam tulisannya, Szabo mencatat bahwa Bit Gold adalah, “Rangkaian bit yang dihasilkan adalah bukti kerja (proof-of-work), di mana fungsi satu arah sangat sulit untuk dihitung mundur,” yang mengindikasikan pemahaman mendalam Nick tentang kriptografi dan teknologi blockchain.
Thielen juga mencatat bahwa meskipun banyak teori beredar mengenai identitas Satoshi, “Menerapkan Occam’s Razor—prinsip bahwa penjelasan paling sederhana biasanya benar—dapat mengarah pada satu individu.”
Dalam hal ini, mengaitkan Satoshi Nakamoto dengan Nick Szabo menjadi penjelasan yang paling logis, mengingat kontribusinya yang signifikan terhadap perkembangan konsep-konsep yang mendasari Bitcoin.
Dalam diskusi mengenai dugaan identitas Satoshi Nakamoto, salah satu peristiwa yang menambah spekulasi adalah penampilan Nick Szabo di acara Tim Ferris Show pada tahun 2017.
Di acara tersebut, Szabo membuat pernyataan yang banyak dianggap sebagai pengakuan terselubung bahwa ia adalah Satoshi Nakamoto. Dalam wawancaranya, Szabo berkata, “Saya merancang Bitcoin… Emas.”
Pernyataan ini, meskipun tidak secara langsung mengklaim dirinya sebagai Satoshi, memperkuat keyakinan bahwa Szabo memiliki peran besar dalam penciptaan teknologi yang mendasari Bitcoin.
Markus Thielen mencatat dalam artikelnya bahwa, “Szabo segera mengkritik beberapa interpretasi tentang pernyataannya di Tim Ferris Show, namun pernyataannya tersebut tetap menjadi salah satu petunjuk penting.”
Pernyataan ini memberi banyak orang alasan untuk percaya bahwa meskipun Szabo secara terbuka menyangkal sebagai Satoshi, ia mungkin memainkan peran sentral dalam penciptaan Bitcoin.
Wawancara ini juga memperkuat argumen bahwa Szabo tidak hanya memahami prinsip-prinsip dasar yang mendasari Bitcoin, tetapi juga memiliki visi yang sejalan dengan ide sosok Satoshi Nakamoto tentang mata uang yang terdesentralisasi. Seperti yang dikatakan Thielen, “Mekanisme dan filosofi Szabo yang mendasari konsep Bit Gold memiliki banyak kesamaan dengan apa yang diwujudkan oleh Bitcoin.”
Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa banyak yang percaya bahwa Szabo adalah otak di balik mata uang kripto pertama yang sukses di dunia.
Dalam kesimpulannya, dugaan bahwa Nick Szabo adalah sosok Satoshi Nakamoto tidak hanya didasarkan pada spekulasi, tetapi juga pada bukti konkret dari kontribusinya terhadap pengembangan teknologi yang mendasari Bitcoin. Dalam dunia yang penuh misteri ini, hanya waktu yang akan memberi tahu apakah identitas Satoshi Nakamoto akan terungkap.
Namun, apa yang jelas adalah bahwa pengaruh Szabo terhadap cryptocurrency dan pemahaman kita tentang keuangan digital tidak dapat disangkal.
Seperti yang ditulis Thielen, “Untungnya, Bitcoin sepenuhnya terdesentralisasi dan berada di luar kendali kedaulatan.”
Dengan demikian, terlepas dari siapa Satoshi sebenarnya, warisan yang telah ditinggalkan oleh inovasi ini akan terus memengaruhi cara kita melihat uang dan nilai di era digital. [ps]