El Salvador Tiba-tiba Minta Bantuan Bos Binance, Demi Bitcoin?

Pemerintah El Salvador secara resmi meminta bantuan Changpeng Zhao, Bos bursa kripto Binance untuk membantu memperluas Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah, alias legal tender. Hal lainnya mereka meminta Binance sebagai platform untuk menjual surat utang negara (obligasi) bernilai Bitcoin.

Dilansir dari Reuters, El Salvador mencari dukungan Binance untuk penerapan luas Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah dan rencana penerbitan obligasi Bitcoin.

Hal itu dikonfirmasi oleh Milena Mayorga, Duta Besar El Salvador untuk Amerika Serikat, Rabu (23/3/2022) waktu setempat.

Milena Mayorga (kiri), Duta Besar El Salvador untuk Amerika Serikat bersama Presiden Nayib Bukele.

Mayorga juga menyebutkan, Pendiri dan Bos Binance, Changpeng Zhao sudah tiba di El Salvador dan berencana untuk bertemu dengan Presiden Nayib Bukele pada Kamis waktu setempat.

Mayorga mengatakan kunjungan Zhao adalah komitmen keputusan Bukele untuk memperluas Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah, yang dimulai September 2021 lal, serta rencananya untuk menerbitkan obligasi yang bernilai Bitcoin.

Zhao sendiri memuji langkah El Salvador, karena mengambil peran perintis dalam adopsi Bitcoin dan mengatakan kepresidenan Bukele akan dikenang dalam sebagai “pahlawan”.

Adopsi Bitcoin di negara itu telah dilanda oleh skeptisisme publik tentang kripto, yang telah terdepresiasi secara substansial sejak mencapai rekor tertinggi pada awal November. Bahkan IMF dan Bank Dunia tak bosan-bosan meminta Bukele agar segera mencabut kebijakan yang disebut “meresahkan itu’.

Terkait rencana penerbitan obligasi Bitcoin, pada Selasa lalu pemerintah mengatakan menunda rencana penerbitannya, dengan tanggal peluncuran yang belum dipastikan.

El Salvador menunda penerbitan obligasi itu, yang direncanakan untuk minggu lalu, karena pemerintah memutuskan untuk menunggu kondisi yang menguntungkan di pasar keuangan, kata Menteri Keuangan Alejandro Zelaya, Selasa (22/3/2022) kepada Reuters.

El Salvador telah menjadwalkan peluncuran obligasi US$1 miliar antara 15-20 Maret, tetapi perang antara Rusia dan Ukraina dan volatilitas kripto mendorong pihak berwenang untuk mengubah tanggal. [ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait