FBI Minati Software Pelacak Kripto untuk Ringkus Bandit

Pada Jumat (18/02/2022) lalu, Biro Investigasi Federal (FBI) menerbitkan permohonan (RFP) yang membutuhkan software pelacakan dan analisis serta lisensi terkait untuk melacak penggunaan aset kripto ilegal oleh kriminal.

Divisi Investigasi Kriminal (CID) unit pencucian uang, penyitaan dan penipuan bank (MLFBU) menjelaskan alasan atas RFP tersebut. Perubahan penggunaan aset digital bagi oknum kriminal melahirkan kebutuhan FBI memiliki perangkat yang dapat melacak mata uang virtual.

Proposal tersebut menjelaskan FBI membutuhkan perangkat pelacakan dan analisa canggih yang mampu bersaing dengan teknologi terbaru yang acapkali dimanfaatkan kriminal untuk menghindari deteksi oleh penegak hukum.

Utamanya, RFP membutuhkan kontraktor swasta untuk menyediakan software dan lisensi terkait bagi FBI untuk pelacakan, penggambaran, pengelompokan dan atribusi mata uang virtual dan transaksinya.

Selain itu, kontraktor swasta diwajibkan memberikan lisensi software bagi sistem FBI air-gapped (dipisahkan udara) dan sistem FBI yang tidak diklasifikasikan.

RFP itu membutuhkan software dapat melacak aset digital yang berada di 95 persen kapitalisasi pasar terbesar sesuai daftar pada CoinMarketcap.com, berawal dari aset kripto terbesar.

Software itu juga harus mampu mleacak blockchain dan aset virtual terkait yang disebut dalam proposal, yaitu Bitcoin (BTC), Bitcoin Cash (BCH), Litecoin (LTC), Ethereum (ETH) dan semua token ERC-20.

RFP meminta software yang menawarkan informasi teknis kriptografis spesifik terhadap transaksi, seperti waktu penguncian, data versi dompet dan alamat, pemisahan public key dan multisig, data penggantian biaya, witness public key hash, data biaya dalam satoshi per byte dan dana ukuran transaksi.

Software itu juga wajib menyediakan kemampuan melacak posisi geografis server terkait TOR serta atribusi IP terkait dengan alamat-alamat tertentu.

Kontrak dengan FBI akan berawal pada 25 Maret 2022 untuk kurun waktu setahun dengan opsi empat tahun tambahan. Kontrak itu mencakup pemesanan 250 lisensi pertama, layanan dukungan dan pelatihan yang ditagih setiap bulan.

Pembaruan blockchain harian termasuk salah satu hal yang harus dipenuhi setiap hari menurut kontrak tersebut, disertai dengan materi pelatihan dan unduhan atau pembaruan software. [forbes.com/ed]

Terkini

Warta Korporat

Terkait