Gegap Gempita Metaverse Decentraland (MANA) untuk Masa Depan

Gegap gempita metaverse memang tak terbantahkan. Decentraland sebagai metaverse di dunia blockchain-kripto mencatat raihan yang sangat signifikan. Data-data berikut ini bisa menjadi acuan fundamental perihal tokenomics kripto MANA, termasuk ancaman terhadap Decentraland dari perusahaan besar, yakni Meta Platform sendiri lewat Horizon Worlds dan Mesh besutan Microsoft yang kelak bisa dinikmati di Microsoft Teams.

Metaverse Bukan Isapan Jempol

Metaverse tak jadi isapan jempol lagi setelah Mark Zuckerberg mengubah nama perusahaannya dari Facebook menjadi Meta Platform pada akhir Oktober 2021 lalu.

Satu metaverse platform yang lebih dulu hadir daripada besutan Meta itu adalah Decentraland. Proyek ini kecipratan “rejeki”, permintaan terhadap native token-nya, MANA naik ratusan persen, seiring penggunaan platform mereka.

Sejumlah merek ternama membeli lapak virtual di sana. Sebut saja, salah satunya adalah rumah lelang ternama, Sotheby’s, pada awal Juni 2021 lalu. Anda bisa berjalan-jalan di dalam galeri mereka di koordinat 52,83.

“Kami melihat Decentraland ruang baru yang menarik untuk seni digital. Di Decentraland seniman, kolektor, dan pemirsa dapat terlibat satu sama lain dari mana saja, memamerkan seni yang langka dan unik,” kata Michael Bouhanna, Kepala Marketing Sotheby’s kala itu.

Decentraland Kian Popular Berkat Metaverse

Pihak Decentraland mengklaim sejumlah capaian luar biasa berkat topik metaverse yang kian jadi buah bibir. Sebelum deklarasi Mark Zuckerberg lalu, platform ini praktis tak dilirik.

Untuk urusan unique visitors dan active users misalnya terjadi kenaikan sebesar 1300 persen antara tahun 2020 hingga 2021.

Unique visitors pada tahun 2020 misalnya hanya 618.900. Sedangkan pada tahun 2021 melonjak menjadi 8.500.000.

Sedangkan pengguna yang aktif berada di metaverse mereka, pada tahun 2021 mencapai 1.500.000. Itu luar biasa meningkat, dibandingkan tahun 2020, hanya 105.475.

Itu selaras dengan nilai transaksi kripto di dalamnya, yakni mencapai 88.550.000, menguat sebesar 2 ribu persen. Perihal aspek nilai digital item yang diperjualbelikan mencapai US$5,7 juta.

Hingga akhir tahun 2021, secara kumulatif selama setahun ada 2480 pemilik lapak di Decentraland dengan populasi total mencapai 53 persen, yakni 49.623 dari jumlah lapak mencapai 92.615.

Harga kripto MANA sendiri melonjak 7140 persen selama 52 pekan terakhir, dari US$0,08149 menjadi US$5,90 per MANA.

Kapitalisasi pasar MANA per 5 Januari 2021 berkisar US$5,8 milyar, dengan catatan terkoreksi lebih dari 45 persen dari harga tertingginya, US$5,90 (25 November 2021). MANA adalah kripto berkategori metaverse terbesar berdasarkan nilai pasar, dibandingkan yang lain, seperti SAND, AXS dan lain sebagainya, berdasarkan catatan Coinmarketcap dan Crypto.com.

Per 5 Januari 2021, nilai pasar kripto metaverse mencapai US$64,77 milyar, yang mencakup lebih dari 500 jenis token.

Basis Fundamental untuk Masa Depan?

Jika capaian Decentraland ini adalah salah satu sandaran dan basis fundamental harga MANA di masa depan, berkat “gaung” metaverse, maka kripto MANA bisa jadi lirikan apik di tahun ini, selain kripto lain yang bermain di arena serupa, seperti The Sandbox (SAND) dan Axie Infinity Shard (AXS).

Harga Decentraland (MANA) dan Sandbox (SAND) Meroket Gegara Metaverse

Bicara peluang pasar, menurut Grayscale, metaverse bisa menyumbangkan pendapatan sekitar US$1 triliun per tahun, bersaing ketat nilai perusahaan di kategori Web 2.0, yakni US$15 triliun.

Metaverse, dipadukan dengan kripto, blockchain, NFT, DeFi dan lain sebagainya di dunia desentralistik digadang-gadang jadi bagian dari gelombang ketiga world wide web, yakni Web 3.0.

Persaingan kian ketat ini, tentu saja bergantung pada keahlian tim Decentraland sendiri untuk menarik lebih banyak merek-merek ternama lagi masuk ke metaverse-nya.

Hal lain, kita menanti gebrakan metaverse dari Meta Platform sendiri (Horizon Worlds), sebagai pelopor yang berkapital lebih besar.

Belum lagi menanti persiapan metaverse ala Microsoft (Mesh), yang bakal bisa dinikmati di Microsoft Teams.

nVidia juga sudah bersiap masuk ke bisnis metaverse lewat peluncuran piranti lunak Omniverse. Alat ini memungkinkan kreator gambar 3 dimensi saling berbagi pengalaman berkarya mereka di dunia virtual itu.

Pemain besar lain yang lebih berpengalaman dan punya modal sangat tak terbatas adalah ancaman tersendiri bagi Decentraland. Animoca Brands, perusahaan di balik The Sandbox juga sedang mencicipi dunia baru ini.

Salah satu acara yang bakal menarik perhatian dalam waktu dekat di Decentraland adalah “Metaverse Fashion Week” pada 24 dan 27 Maret 2021 mendatang. Ini akan jadi ajang perdana di metaverse untuk peragaan busana kelas antarbangsa, sekaligus unjuk gigi, siapa saja penyedia metaverse dan kreator yang unggul.

Ajang ini pula sebagai salah pameran terkini perihal kemampuan teknologi blockchain terkini, kripto dan pengayaan non-fungible token (NFT) di derajat yang lebih baru. [ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait