Gerakan Buang Dolar Hanya Samar-samar?

Dedolarisasi, alias gerakan buang dolar AS sebagai mata uang cadangan dunia, semakin mendapatkan momentum, menandakan pergeseran signifikan dalam lanskap keuangan global.

Selama lebih dari satu abad, dolar AS telah memegang posisi mata uang cadangan dunia, berfungsi sebagai mata uang asing utama yang dipegang oleh bank sentral untuk memfasilitasi transaksi internasional dan menyelesaikan utang internasional.

Gerakan Buang Dolar 

Cointelegraph melaporkan, data terbaru dari IMF menunjukkan penurunan yang stabil dalam dominasi mata uang AS dalam cadangan negara-negara selama dua dekade terakhir.

Dari puncaknya sebesar 70 persen cadangan global, pangsa dolar AS telah menurun menjadi di bawah 60 persen, menunjukkan diversifikasi yang semakin berkembang dalam kepemilikan mata uang oleh negara-negara di seluruh dunia.

Tren ini telah berakselerasi terutama setelah AS dan sekutunya membekukan cadangan dolar Rusia sebagai respons terhadap invasi negara tersebut ke Ukraina tahun lalu.

Tindakan hukuman tersebut mendorong beberapa negara untuk mempertimbangkan kembali ketergantungan mereka pada dolar AS, memicu diskusi tentang penciptaan mata uang baru untuk perdagangan internasional, menjadi dasar gerakan buang dolar.

Selain itu, beberapa negara telah secara aktif meningkatkan cadangan emas mereka sebagai cara untuk mendiversifikasi kepemilikan mereka dan mengurangi ketergantungan pada dolar AS.

Salah satu penerima potensial dari tren gerakan buang dolar adalah Bitcoin, aset yang relatif baru yang memiliki banyak karakteristik yang mirip dengan emas.

Saat negara-negara mencari alternatif untuk dolar AS, beberapa sedang menjelajahi potensi aset kripto seperti Bitcoin sebagai penyimpan nilai dan alat tukar.

Sifat terdesentralisasi dan pasokan terbatas Bitcoin membuatnya menjadi pilihan menarik bagi mereka yang ingin melindungi diri dari volatilitas dan risiko geopolitik yang terkait dengan mata uang fiat tradisional.

Pergeseran dari dolar AS sebagai mata uang cadangan dominan memiliki implikasi yang luas bagi sistem keuangan global. Ini menantang dominasi ekonomi jangka panjang Amerika Serikat dan mengubah keseimbangan kekuatan antara negara-negara.

Saat negara-negara semakin mendiversifikasi cadangan mereka, hal ini dapat menyebabkan peningkatan volatilitas di pasar mata uang dan memengaruhi nilai dolar AS.

Selain itu, permintaan yang berkurang terhadap dolar dapat mempengaruhi kemampuan pemerintah AS untuk membiayai defisitnya dan menjaga pengaruh ekonominya.

Selain itu, tren gerakan buang dolar dapat memiliki konsekuensi bagi perdagangan global dan lembaga keuangan. Peran internasional dolar AS telah memfasilitasi transaksi yang lancar dan menyederhanakan perdagangan lintas batas.

Pergeseran menuju mata uang cadangan alternatif atau aset digital dapat memperkenalkan kompleksitas dan ketidakpastian, membutuhkan mekanisme baru untuk penyelesaian dan kerja sama keuangan antara negara-negara. [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait