Harga Kripto TON Crystal Siap Bertaji

Harga kripto TON Crystal tampak siap bertaji berkat perkembangan signifikan akhir-akhir ini. TON Crystal berpangkal dari proyek blockchain TON yang dikebut oleh Telegram pada tahun 2018 lalu.

Dulu, Telegram pimpinan Pavel Durov berambisi membuat blockchain sendiri. Namanya adalah TON alias Telegram Open Network. Sedangkan coin-nya bernama GRAM.

Dalam perkembangannya, proyek itu terjegal di Amerika Serikat, karena tim Telegram mengumpulkan dana dari warga AS sebagai bentuk investasi.

Alhasil Telegram kalah dan membayar denda yang cukup besar kala itu.

Jadilah proyek itu tak dikendalikan langsung oleh Telegram dan beralih kepada publik yang berminat melanjutkannya.

Dari sana namanya berubah dari TON menjadi Free TON. Sedangkan nama asetnya menjadi TON Crystal, karena simbolnya memang mineral kristal yang memukai. Situs resminya bisa diakses di sini.

Pada Oktober 2020, setelah publik mengembangkannya, TON Crystal resmi diperdagangkan di sejumlah bursa, di antaranya CEX, HitBTC dan lain sebagainya.

Harga Kripto TON Crystal, Bagaimana Masa Depannya?

Jadi, proyek TON Crystal, warisan Telegram, belumlah tenggelam, karena komunitas menggarapnya secara terbuka. Lantas, bagaimana masa depannya?

Mari kita berkilas balik sejenak. Pada akhir tahun 2020 dan awal 2021, hype besar-besaran seputar aset kripto menyeruak lagi, setelah tidur panjang sejak Desember 2017.

Pergerakan harga TON Crystal. Sumber: Tradingview.com.

Banyak perusahaan akhirnya mengakui itu tak hanya sebagai aset, tetapi alat pembayaran. Pawai kripto pun kin menuju sektor keuangan.

Beberapa contoh saja, PayPal telah mengakuisisi startup Curv untuk transaksi dalam Bitcoin dan kripto lainnya.

Pada Maret 2021, Elon Musk mengumumkan bahwa pelanggannya bisa membeli mobil listrik Tesla senilai 1 BTC.

Tak ketinggalan, Visa meluncurkan proyek percontohan bersama dengan Crypto.com yang akan menggunakan stablecoin USDC.

Tren ini lalu menarik perhatian media massa secara global. Ini yang akhirnya berujunga menarik lebih banyak lagi pengguna.

Ada pula media massa yang terkesan memainkan peristiwa ini, mulai dari staking, farming dan swapping aset kripto. Kita kini mengenalnya sebagai Decentralized Finance (DeFi).

Harga Kripto dan NFT

Harga kripto yang berlainan satu sama lain juga berdampak ke sektor Non Fungible Token (NFT).

Ada banyak seniman digital mencetak cuan dari sektor ini sejak tahun 2020 hingga detik ini.

Padahal tahun 2016 dan 2017 NFT berpangkal dari CryptoPunks hingga CryptoKitties yang juga masih popular hari ini.

Berkat NFT, semua orang bisa menjual karya digital, termasuk video dan musik tanpa menggunakan rumah lelang resmi.

Proses transaksi berjalan secara langsung antara pembuat dan pembelinya.

Harga Kripto TON Crystal dan Tantangannya

Untuk menjawab itu, kita dadarkan dulu soal tantangan umum di dunia blockchain-aset kripto, yakni kecepatan, interoperabilitas dan skalabilitas.

Tantangan itu semakin terjawab seiring waktu dan berdampak pada harga aset kripto di banyak proyek yang berbeda.

Anda perhatian proyek ini. Ethereum 2.0, Cosmos, Polkadot, Solana, NEAR dan Free TON tentu saja.

Ethereum 2.0 akan meluncur pada tahun 2022. Proyek bergengsi itu mungkin bisa mengatasi soal kecepatan dan efisiensi biaya transaksi.

Harga kripto ETH juga melonjak luar biasa selama tahun ini. Dalam rupiah sudah lebih dari Rp60 juta per ETH.

Ada pula yang mencoba mengatasi tantangan di skalabilitas, yakni solusi off-chain.

Itu memungkinkan transaksi tak langsung berjalan di blockchain itu sendiri, melainkan lewat jaringan peer-to-peer lain. Proyek menonjol soal itu adalah Bitcoin Lightning Network.

Cara itu sangat penting demi mencapai kecepatan transaksi. Menggunakan cara on-chain alias langsung di blockchain Bitcoin, jumlah rata-rata transaksi per block hanya 3,5 transaksi per detik. Periode antar block adalah 10 menit.

Blockchain Ethereum saat ini sedikit lebih cepat dengan 162 transaksi dalam 14 detik, yang menghasilkan 11,5 transaksi per detik.

Sebagai perbandingan dengan sistem uang elektronik yang sentralistik yang tak menggunakan blockchain, adalah VISA. Jaringan VISA dapat memproses 65 ribu transaksi per detik.

Kecepatan Transaksi Free Ton

Pada Mei 2020 lahirlah blockchain Free TON dan blockchain NEAR yang kecepatan transaksinya mampu menyamai mekanisme off-chain.

NEAR menangani rata-rata 4 ribu transaksi per detik. Sementara Free TON 100 ribu transaksi per detik. Itu bisa terwujud berkat teknik dynamic sharding.

Inti dari sharding adalah memecah (shard) satu transaksi menjadi transaksi yang lebih kecil.

Nah, untuk dynamic sharding proses sharding hanya dilakukan ketika beban jaringan sedang meningkat dalam mengelola transaksi.

Jumlah sharding di Free TON lebih dari 200 shard. Bandingkan dengan NEAR hanya 8 shard.

Jembatan untuk Cosmos, Polkadot dan Free TON

Satu perkembangan menarik di blockchain saat ini adalah membuat bridge alias jembatan yang menghubungkan antar blockchain yang berbeda.

Althea Network misalnya, punya Gravity Bridge yang menghubungkan blockchain Ethereum dengan Cosmos.

Demikian halnya dengan Free Ton, saat ini memungkinkan pengguna Ethereum mentransfer token mereka ke jaringan Free TON dengan biaya lebih murah.

Harga Kripto TON Crysyal Bakal Cerah

Dengan adanya perkembangan memperbaiki kecepatan latensi transaksi, termasuk  interoperabilitas, akan memungkinkan sejumlah blockchain berkomunikasi secara mulus.

Itulah yang memungkinkan penggunaan aset kripto yang berbeda sama-sama berkembang di banyak sektor.

Penggunaan yang luas dan efektif memastikan lebih banyak trader dan investor lain masuk ke pasar aset kripto.

Nah, keunggulan blockchain Free TON dan perkembangan menarik berikutnya, bisa memastikan kenaikan harga kripto TON Crystal di masa depan.

Ketika artikel ditulis, harga kripto TON Crystal setara dengan Rp8 ribuan. Sejak awal ia diperdagangkan harganya memang terkoreksi sangat dalam. [vins]

Terkini

Warta Korporat

Terkait