Harga Shiba Inu Jatuh 28 Persen dari Tertinggi Agustus 2022, Saatnya Serok?

Harga token meme Shiba Inu (SHIB) telah jatuh sekitar 28 persen dari level tertinggi di bulan Agustus, yang memang masih terpapar arus bearish utama.

Pasar kripto yang masih lesu akibat sentimen global, termasuk meningkatnya indeks dolar AS, menjadi hantaman lainnya bagi harga aset kripto, termasuk Shiba Inu, untuk jatuh dari setiap upaya kenaikannya.

Meski begitu, pengembang di balik token meme bertema anjing tersebut masih konsisten dengan visi mereka, menghadirkan ekosistem yang lebih lengkap bagi pengguna. Apakah ini saatnya serok token SHIB?

Harga Shiba Inu (SHIB) Jatuh Lagi

Berdasarkan laporan Fool, harga token Shiba Inu telah jatuh pasca membentuk level tertinggi jangka pendek di bulan Agustus lalu, sekitar 28 persen.

Itu adalah penurunan yang cukup besar bagi sebuah token, karena pergerakan naik yang dibentuk sebelumnya tidaklah begitu besar jika ingin melawan arus bearish yang ada saat ini.

Namun, proyek di balik token SHIB masih terlihat menjanjikan, dengan yang terbaru menghadirkan pengujian game kripto mereka, Shiba Eternity, dan adanya rumor diluncurkannya jaringan layer 2 Shibarium di bulan September ini.

Saat ini, proyek terus mendapat perhatian karena membangun apa yang dinantikan para pendukung dan pengamat, yang diharapkan dapat meningkatkan kasus penggunaan dari token SHIB.

Sebelumnya, penggunaan token sudah mendapatkan tempat, di antaranya untuk staking di ShibaSwap, sebagai opsi pembayaran dan pembelian NFT Shiboshis.

Game kripto diharapkan menjadi tempat adopsi token SHIB yang lebih besar, karena game memiliki ekosistemnya sendiri untuk transaksi. Namun, ini belum dapat dipastikan karena bocoran tentang game masih minim.

Jika investor percaya akan prospek dari ekosistem Shiba Inu, yang akan kian besar dan digandrungi banyak orang, maka harga saat ini mungkin terlihat rendah dan cocok untuk diserok.

Namun secara luas, pasar kripto masih dalam bayang-bayang bearish karena sentimen global dan kebijakan bank sentral AS yang lebih cenderung menekan selera risiko. Sehingga, membeli aset kripto di saat seperti ini, termasuk SHIB, mungkin bukan menjadi keputusan yang tepat. [st]

 

 

 

Terkini

Warta Korporat

Terkait