Indodax di Peringkat ke-4 Global dalam Kerugian Peretasan Crypto Exchange

Lonjakan kerugian akibat peretasan Centralized Finance (CeFi) telah mencapai angka yang mencengangkan, meningkat hingga 66 persen pada Q3 2024. Kerugian total di sektor ini kini mencatatkan angka sekitar US$309 juta, sebuah lonjakan signifikan dari US$185 juta pada tahun sebelumnya. 

Meskipun beberapa platform CeFi, termasuk Indodax, menjamin dana pengguna, insiden ini memberikan pelajaran berharga bahwa keamanan dalam penyimpanan aset kripto tidak bisa dipandang remeh. 

Kejadian ini menyoroti risiko yang melekat dalam menyimpan aset di bursa pihak ketiga, di mana pengguna memang tidak memiliki kendali atas private key dompet aset mereka. 

Lonjakan Kerugian CeFi Meningkat Hingga 66 Persen

Menurut laporan dari riset yang dilakukan oleh Immunefi, total kerugian yang dialami oleh bursa kripto terpusat (CeFi) telah mencatatkan peningkatan yang cukup besar pada Q3 2024, yaitu sekitar US$309 juta. Angka ini meningkat sekitar 66,4 persen dari hanya US$185 juta pada tahun Q3 2023.

Di sisi lain, DeFi mengalami penurunan kerugian yang lebih sedikit, yaitu hanya sekitar US$100 juta pada Q3 2024, turun lebih dari 79,2 persen dibandingkan Q3 2023 sebelumnya yang mengalami kerugian US$500 juta.

CeFi mengalami kerugian lebih tinggi dibandingkan DeFi pada Q3 2024

Kejadian ini tidak hanya menyoroti risiko yang dihadapi oleh pengguna dan investor, tetapi juga menggambarkan tantangan yang dihadapi oleh platform CeFi dalam menjaga keamanan aset digital.

Dengan semakin banyaknya peretasan yang terjadi, pengguna CeFi kini harus lebih waspada terhadap potensi kehilangan aset mereka. 

Platform besar seperti Indodax, Wazirx dan lainnya telah menjadi sasaran utama serangan siber, yang menunjukkan bahwa tidak ada sistem yang sepenuhnya aman dari peretas. 

Kerugian Indodax Tercatat di Urutan ke-4

Kasus peretasan platform CeFi asal Indonesia, Indodax, baru-baru ini menimbulkan kekhawatiran yang mendalam di kalangan komunitas kripto.

Dikutip dari riset Immunefi, Indodax menduduki peringkat keempat dari total kerugian yang dialami akibat peretasan pada Q3 2024. Posisi pertama diisi oleh WazirX dengan kerugian masif sebesar US$235 juta. Diikuti oleh BingX di posisi kedua setara US$52 juta.

Kehilangan aset kripto senilai sekitar US$22 juta kembali mengingatkan pengguna bahwa meski jumlah tersebut tampak relatif kecil dibandingkan dengan beberapa insiden besar lainnya di dunia, dampak dari peretasan CeFi ini tetap signifikan. 

indodax menduduki peringkat ke-4 dalam peretasan CeFi Q3 2024

Insiden ini menarik perhatian tidak hanya dari pengguna di Indonesia, tetapi juga dari investor global yang khawatir tentang keamanan platform bursa kripto.

Langkah-langkah cepat diambil oleh Indodax untuk merespons insiden tersebut. Pihak manajemen melakukan investigasi menyeluruh terhadap sistem yang ada dan mengumumkan bahwa platform dan aplikasi mereka tidak dapat diakses selama proses pemeliharaan. 

Oscar Darmawan, CEO Indodax, menjelaskan bahwa saldo pelanggan akan tetap aman.

“Selama proses ini, platform web dan aplikasi Indodax tidak dapat diakses. Namun, tidak perlu  khawatir, karena kami pastikan bahwa saldo pelanggan akan aman, baik secara kripto maupun rupiah,” ungkap Oscar dalam siaran pers Kementerian Perdagangan, Rabu (11/9/2024).

Meskipun demikian, pernyataan tersebut tidak sepenuhnya menghapus kekhawatiran pengguna tentang keamanan aset mereka.

CeFi Tidak Sepenuhnya Aman

Insiden peretasan ini menekankan pentingnya keamanan bagi pengguna aset kripto. Menyimpan aset di bursa pihak ketiga seperti hot wallet meningkatkan risiko serangan siber, karena selalu terhubung ke internet. 

Ketergantungan pada pihak ketiga untuk mengelola private key juga berpotensi mengakibatkan kehilangan aset. Pengguna harus memahami bahwa melindungi aset bukan sepenuhnya tanggung jawab platform

Kasus peretasan Indodax menunjukkan bahwa tidak semua bursa dapat memberikan perlindungan yang memadai. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan penggunaan hardware wallet.

Hardware wallet menyimpan private key secara offline, memberikan perlindungan yang lebih baik. Peretasan beberapa platform CeFi besar menjadi pengingat bahwa perhatian terhadap keamanan aset kripto harus selalu diutamakan. [dp]

Terkini

Warta Korporat

Terkait