Ini 4 Kiat Sebelum Berinvestasi Bitcoin

Berinvestasi Bitcoin adalah tindakan yang sangat berisiko tinggi. Penyebabnya tak hanya harga Bitcoin yang sangat volatil, tetapi pula serba tak pasti. Namun, karena itu pula ia semakin diminati.

Jangan Investasi Berdasar Emosi
Lakukankanlah investasi berdasarkan pertimbangan keuangan yang wajar dan masuk akal, bukan melibatkan emosi. Alasan umum yang terjadi adalah ketika seseorang berinvestasi US$100 di Bitcoin hari ini, bisa menjadi jutaan dolar dalam beberapa tahun. Itu mustahil, kecuali mampu menerokai adanya tren naik besar dalam jangka panjang. Itu pun berdasarkan analisis teknikal yang mumpuni.

Strategi CDA, di mana Anda menabung Bitcoin secara rutin pada tanggal 1 setiap bulan, selama 7 bulan (1 Januari 2019-1 Juli 2019), dengan kelipatan US$100 (Rp1.400.000).

Memang kenaikan harga Bitcoin yang gila-gilaan pernah terjadi, khususnya beberapa bulan setelah Bitcoin Halving terjadi. Hal itu kecil kemungkinan bisa terulang.

Nah, argumen itu berdasar emosi, bukan alasan keuangan yang wajar dan masuk akal. Kinerja masa lampau suatu aset tidak bisa dijadikan patokan bagi kinerja di masa depan.

Tidak ada yang bisa meramalkan apakah Bitcoin akan to the moon atau anjlok. Sebab dunia kripto sangatlah baru, harganya bisa meroket sangat cepat atau terjerembab sama cepatnya.

Ketahui Apa yang Dibeli
Bitcoin adalah uang digital desentralistik yang ditransaksikan pada pembukuan terdistribusi. Hal ini berarti Bitcoin tidak diregulasi atau dikendalikan pemerintah ataupun bank sentral.

Di satu sisi, hal itu bagus bagi pegiat aset kripto, sebab pemerintah atau bank sentral tidak bisa memengaruhi nilai Bitcoin sesuka hati seperti mereka mengendalikan peredaran uang fiat. Di sisi lain, mereka mungkin saja tidak ingin kehilangan dominasi dan kapan saja bisa memblokir atau melarang aset kripto.

Selain itu, Bitcoin diperdagangkan di jaringan peer-to-peer di mana pengguna Bitcoin mengawasi aktivitasnya. Sistem ini terbilang baru dan masih tidak lazim digunakan sebagai mata uang.

Sebagian besar peritel belum menerima Bitcoin, tetapi banyak pegiat yang berharap perusahaan-perusahaan besar akan mulai terbuka terhadap Bitcoin. Sebagai contoh, raksasa ritel Amazon dikabarkan membeli sejumlah nama domain terkait kripto pada November 2017.

Bitcoin dinilai berdasarkan apa yang dibayarkan oleh penggunanya, dengan kata lain berlaku hukum supply and demand. Semakin banyak orang yang membeli Bitcoin, maka permintaannya akan meningkat.

Suplai Bitcoin memiliki batas maksimal 21 juta unit saja. Setelah semua Bitcoin selesai ditambang, tidak ada lagi yang bisa menerbitkannya. Hal ini diduga akan mendorong harga Bitcoin meroket drastis.

Tahu Cara Membeli dan Menjual Bitcoin
Sebagian besar pengguna hanya bisa membeli Bitcoin melalui bursa kripto. Bursa saham tradisional tidak membolehkan perdagangan aset kripto. Bahkan beberapa negara, seperti Tiongkok dan Vietnam, sempat melarang bursa kripto. Setiap pengguna harus mengetahui apa kebijakan di negara masing-masing terhadap aset kripto.

Bitcoin melesat dari US$0,003 ke lebih dari US$7 ribu, tetapi kinerja tersebut tidak dapat dijadikan patokan terhadap pergerakan Bitcoin ke depannya. Artinya, jika sudah dalam posisi profit, investor sebaiknya menutup sebagian posisi dan menjual.

Banyak pegiat yang berpikir sayang menjual sebab Bitcoin mungkin bisa naik terus sampai kembali ke US$20 ribu per BTC. Untuk mengatasi hal tersebut, investor bisa menjual bertahap, sehingga selalu menyimpan sebagian Bitcoin untuk jangka panjang.

Belajar Dari Investor Sukses
Investor pemula dapat bergabung dengan komunitas investor atau trader kripto untuk belajar lebih dalam tentang seluk-beluk perdagangan kripto. Investor atau trader berpengalaman dapat memberi petunjuk tentang kapan waktu yang menguntungkan untuk membeli atau menjual Bitcoin. Selama ber-trading Bitcoin. [medium.com/the-capital/ed]

Terkini

Warta Korporat

Terkait