Inilah 6 Sisi Gelap Dunia NFT

Apa yang saat ini sangat popular adalah, koleksi digital yang ditokenisasi, atau biasa kita sebut dengan token non-fungible (NFT).

Bagaimana tidak? Sebuah karya digital yang dijual dalam bentuk token dan tercetak di blockchain, telah mampu menarik banyak sekali minat dan mencetak milyaran rupiah dalam transaksinya.

Beragam fenomena pun hadir, termasuk bagaimana orang-orang biasa, begitupun anak kecil, mampu mendulang keuntungan besar dari karya digital mereka yang dijual dalam bentuk NFT.

Sisi Gelap Dunia NFT 

Meski saat ini NFT telah menjadi sektor terpanas di industri kripto, bukan berarti tidak memiliki “sisi gelap” yang membayanginya.

Jelas saja, sesuatu yang melibatkan manusia sudah pasti akan berisikan tidak hanya hal-hal yang positif, tetapi juga akan disertai dengan hal yang bisa dibilang negatif, karena cukup menyimpang dari ketentuan yang ada.

Sisi gelap seperti apa sebenarnya yang ada di dunia NFT ini? Berikut adalah 6 di antaranya:

1. Dokter Bedah Coba Jual Foto Rontgen sebagai NFT

Seperti yang kita tahu, NFT biasanya adalah sebuah karya digital yang menyimpan sebuah kenangan, nilai seni atau bahkan sebuah keisengan semata.

Dengan berpegang pada nilai kenangan dari suatu peristiwa, seorang dokter bedah dengan nekatnya mencoba menjual foto rontgen sebagai NFT.

Bukan foto rontgen biasa, ini adalah foto rontgen dari penonton konser yang menjadi korban tembakan pada serangan tahun 2015 di aula musik Bataclan di Paris.

Dilaporkan, dokter tersebut telah mencoba menjual foto tersebut di marketplace OpenSea seharga US$2.776. Foto itu menunjukkan hasil rontgen dari lengan bawah yang berisi peluru Kalashnikov.

Dokter bernama Emmanuel Masmejean tersebut kini telah menghadapi tuntutan karena laporan dari situs Mediapart karena menjual foto tersebut tanpa seizin pasien.

2. Ozzy Osborne Terseret Penipuan NFT Kelelawar

Seorang penyanyi bintang heavy metal, Ozzy Osborne, telah terseret ke dalam aksi penipuan yang dilakukan oleh seorang scammer.

Bermula dari Ozzy yang ingin menjual token “CryptoBatz” (kelelawar), sebanyak 9.666 NFT, melalui Twitter dan Discord.

Malangnya, dua hari setelah pencetakan (minting), para fans yang telah mengikuti pengumuman Ozzy tersebut justru terkena serangan phishing karena ulah seorang peretas setelah ia mengganti link Discord miliknya.

Rupanya, link Discord dari Ozzy telah dibuatkan peretas sebuah link tautan palsu dan juga server Discord palsu untuk menipu para penggemar Ozzy.

Namun, apa yang membuat Ozzy terseret ke dalam kasus ini adalah, CryptoBatz maupun dirinya, tidak mengambil tindakan pencegahan dengan menghapus tweet yang merujuk ke URL sebelumnya.

Dan alhasil, tweet lama dari Osbourne sendiri dibiarkan mengarahkan pengikut ke server yang dikendalikan oleh penipu tersebut.

Karena hal ini, ribuan pengikut yang mengklik link palsu tersebut telah menautkan dompet kripto mereka ke laman penjualan palsu dan telah kehilangan kepemilikkan aset kripto mereka di dalam dompet.

3. Celah OpenSea: NFT Harga Lama Kok Bisa Dibeli?

Marketplace NFT terbesar saat ini, OpenSea, telah mengalami masalah sistem yang membuat seseorang mampu membeli NFT dengan harga terendah yang pernah dimiliki aset tersebut.

Salah satu yang paling disorot adalah NFT terkenal Bored Apes, yang dibeli seseorang di harga US$1.700, di saat harga aset itu sendiri berada di US$200.000.

Meski pihak OpenSea sudah menanggapi masalah tersebut dan siap mengganti kerugian, tetap saja celah ini terlihat sangat mengerikan karena koleksi digital di dalamnya dapat dibeli di harga yang jauh lebih rendah dari harga yang seharusnya.

4. Privasi Terganggu Gegara Kelemahan OpenSea

Masih dari marketplace OpenSea, kali ini terkuak adanya peluang terganggunya privasi seseorang saat menerima NFT gratis dari peretas melalui marketplace tersebut ke dompet Metamask.

Yang mengejutkannya adalah, Pihak pengembang aplikasi sudah mengetahuinya sejak lama, tapi belum melakukan langkah nyata.

Hal ini dimungkinkan jika peretas mengubah data URL dari file digital yang dirujuk oleh kode program di aset NFT yang dikirim.

Intinya, peretas nantinya bisa mendapatkan alamat IP dari calon korbannya sehingga masalah privasi menjadi sangat terganggu.

Sekadar informasi, berdasarkan alamat IP saja, peretas bisa mengetahui data pribadi pengguna, salah satunya adalah alamat domisili.

5. Replikasi NFT Ridwal Kamil

Di tanah air, ada kasus replika dari NFT karya Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.

Meski secara teori NFT itu tidak dapat dipublikasi, alias dijual secara ganda di platform OpenSea, tetapi kenyataannya NFT milik sang Gubernur telah memiliki replika di marketplace yang sama.

Sekadar informasi, OpenSea tidak sepenuhnya menyimpan file gambar di IPFS (InterPlanetary File System) yang “cukup” bisa menjamin duplikasi file gambar, berdasarkan nilai binari dari file yang tersimpan.

Ada 2 NFT Ridwan Kamil yang Sekilas Sama, Manakah yang Asli?

Ini menjadi celah replikasi yang nyata dan tentu saja menciptakan sebuah ketidaknyamanan bagi para seniman yang bersungguh-sungguh di dalam platform.

6. Gambar Youtuber Dijual Sebagai NFT Tanpa Izin

Seperti halnya foto rontgen di atas, gambar seorang youtuber pun diketahui telah dijual dalam bentuk yang tertokenisasi tanpa seizin pihak yang bersangkutan.

Youtuber tersebut adalah Jim Sterling dan Caddicarus, yang telah menemukan konten channel mereka dijual secara ilegal sebagai NFT.

Tentu saja, ini adalah sebuah masalah yang harus bisa diselesaikan para pihak yang terlibat di sektor NFT, karena masalah pencurian karya ini adalah sebuah hal yang sangat besar.

Dapat dikatakan, itu adalah karya curian karena tidak memiliki izin sama sekali, sehingga ini sangat tidak pantas untuk mendapatkan tempat di marketplace besar seperti OpenSea. [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait