Bukanlah rahasia umum, bahwa Peter Thiel, salah seorang pendiri PayPal bersama Elon Musk, memang mendukung Bitcoin sebagai aset bernilai tinggi selain emas. Sejauh apa?
Pernyataan umum Thiel terhadap Bitcoin yang cukup terbuka, setidaknya terjadi pada Oktober 2017 di sebuah konferensi di Arab Saudi.
“Walaupun saya ragu terhadap sebagian besar dari mereka [mata uang kripto-Red], saya pikir sedikit orang yang meremehkan Bitcoin. Jika Bitcoin akhirnya menjadi setara dengan emas, maka Bitcoin memiliki potensi besar,” kata Thiel kala itu.
Kemudian pada Mei 2018, Thiel mengatakan dia akan mendukung Bitcoin dalam jangka panjang.
“Tapi dukungan itu bukanlah Bitcoin sebagai alat pembayaran baru, namun sebagai alat lindung nilai di tengah ekonomi yang hancur,” katanya, dilansir dari CNBC dalam wawancaranya dengan di Economic Club of New York.
Sebelumnya, pada Januari 2018, perusahaan modal ventura yang berbasis di San Francisco Founders Fund, yang didirikan bersama Thiel pada tahun 2005, dikabarkan telah membeli Bitcoin senilai US$15-20 juta.
Menurut The Wall Street Journal, tidak jelas pada saat itu apakah Founders Fund telah menjual sebagian Bitcoin mereka. Namun, dalam 24 jam kabar itu, harga Bitcoin melonjak 9 persen, menurut CNBC.
Dan yang terbaru pada September 2020, tersiar kabar bahwa Valar Ventures yang didukung Thiel telah menginvestasikan US$52 juta di bursa aset kripto Bitpanda yang bermarkas di Eropa.
Sebagai bagian dari kesepakatan, mitra pendiri Valar Andrew McCormack, salah seorang mantan kolega Thiel di PayPal, bergabung di dewan direksi Bitpanda.
Keterlibatan Peter Thiel dalam Penambangan Bitcoin
Selain berinvestasi secara langsung di perusahaan bursa aset kripto, pada 2019, Thiel menginvestasikan US$50 juta ke perusahaan tambang Bitcoin, Layer1 Technologies.
Tidak seperti tambang Bitcoin lainnya, yang cenderung memilih tempat beriklim lebih dingin agar alat tambang komputer tidak terlalu panas ketika menambang, Layer1 justru memilih Texas di AS.
Pada Februari 2020, Layer1 mengumumkan pembukaan fasilitas penambangan Bitcoin pertamanya, 100 mil sebelah barat Midland, Texas. Fasilitas tersebut mencakup lebih dari 30 hektar dan menelan biaya puluhan juta dolar.
Alasannya sangat sederhana dan masuk akal, yakni miringnya tarif listrik di kota besar itu, karena menggunakan tenaga angin.
Agar alat tambang Bitcoin dingin, Layer1 merendamnya ke dalam wadah bercairan khusus. Ini mirip seperti oli mesin yang melumasi mesin agar gesekan tidak menyebabkan munculnya panas berlebih.
Bagi Layer1 yang dipimpin oleh sang CEO, Alex Liegl itu, menggunakan mesin pendingin udara atau kipas biasa, sangat tidak memungkinkan, mengingat iklim dataran Texas yang teramat panas. Jikalau itu dilakukan, mesin akan terbakar.
Alex Liegl mengklaim, menggunakan cairan khusus terhadap mesin tambang Bitcoin, mesin akan bekerja dua kali lebih cepat daripada mesin tambang berjenis ASIC. Cara itu pula sekaligus mencegah debu tidak masuk ke dalam mesin.
Menariknya lagi, Layer1 malah mendapatkan uang dari aktivitas menambang Bitcoin itu. Caranya adalah dengan menjual listrik ke perusahaan listrik swasta di kota itu. Listrik itu pada prinsipnya tidak digunakan, karena Layer1 rela memadamkan sebagian besar aktivitas menambangnya.
Penampakan Tambang Bitcoin yang Dimodali Mantan Bos Besar PayPal
Alasan memadamkan alat tambang juga dikarenakan harga Bitcoin sedang kurang memadai. Dengan cara itulah, perusahaan bisa menjaga arus kasnya.
Jadi, ketika penambangan Bitcoin dihentikan sementara, daya listrik yang tidak digunakan dijual kepada perusahaan listrik swasta yang memasok listrik ke perusahaan.
View this post on Instagram
🚨🚨Some R Rated Cable Porn going on in West Texas #bitcoin #bitcoinmining
PayPal yang sukses hingga saat ini setidaknya berkat tangan dingin Peter Thiel yang bervisi jauh ke depan.
https://www.instagram.com/p/B9ZtCJYnQQ4/
Mungkinkah dukungan besar Thiel terhadap Bitcoin akan membawa suasana baru yang lebih besar di sektor keuangan dunia dan menaikkan pamor dan harga Bitcoin di masa depan? [red]