Investor AS Bilang Saatnya Dolar AS Berakhir, Ini Penyebabnya

Investor terkenal Jim Rogers, salah satu pendiri Quantum Fund, telah mengeluarkan peringatan tegas bahwa dolar AS sebagai mata uang cadangan dunia, akan berakhir. Apa saja penyebabnya?

Rogers meyakini bahwa masa dominasi dolar AS akan berakhir, seiring dengan semakin banyaknya negara yang mencari alternatif.

“Banyak teman Amerika sedang bergerak, mencoba mencari sesuatu untuk bersaing dengan dan pada akhirnya menggantikan dolar AS. Itu akan terjadi. Itu selalu terjadi,” kata investor terkenal tersebut, sebagaimana dikutip News Bitcoin, belum lama ini.

Akhir dari Sebuah Era

Rogers menyatakan bahwa tidak ada mata uang yang mempertahankan dominasinya selama lebih dari 150 tahun.

“Tidak ada mata uang yang berada di puncak selama lebih dari 150 tahun. Tidak ada yang selalu berada di atas, jadi itu selalu terjadi,” kata Jim.

Persepsi bahwa AS adalah negara peminjam terbesar dalam sejarah, ditambah dengan kekhawatiran atas krisis utang yang memburuk, telah membuat banyak negara mempertanyakan keberlanjutan jangka panjang Dolar AS sebagai nilai penyimpanan yang dapat diandalkan.

Salah satu faktor utama yang mendorong negara-negara menjauh dari Dolar AS adalah penggunaan mata uang sebagai senjata melalui sanksi.

“Banyak orang mulai mengatakan: ‘Tunggu sebentar, saya tidak tahu apakah kita ingin menggunakan mata uang itu, karena suatu saat akan ada masalah,'” katanya.

Rogers menyoroti bagaimana AS telah memberlakukan sanksi yang keras terhadap negara-negara seperti Rusia, mengubah aturan mata uang internasional dan merusak netralitasnya.

Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan sekutu Amerika, yang khawatir bahwa mereka bisa menjadi sasaran selanjutnya.

Pemberlakuan sanksi telah mempercepat proses de-dolarisasi, mendorong negara-negara mencari mata uang atau sistem pembayaran alternatif untuk melindungi kepentingan ekonomi mereka.

Usulan Mata Uang BRICS

Inisiatif yang bertujuan untuk menantang dominasi Dolar AS adalah usulan mata uang BRICS. Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan, yang dikenal secara kolektif sebagai negara-negara BRICS, bekerja sama untuk mendirikan mata uang bersama yang akan mengurangi ketergantungan mereka pada Dolar AS.

Keberhasilan mata uang semacam itu pasti akan melemahkan posisi Dolar AS sebagai mata uang cadangan dunia.

Pertemuan puncak BRICS yang akan datang pada bulan Agustus akan menjadi acara penting di mana para pemimpin akan membahas usulan ini, yang berpotensi membentuk masa depan mata uang global.

Banyak spekulasi mengenai apakah yuan Tiongkok dapat menjadi mata uang dominan dunia. Meskipun Tiongkok telah membuat kemajuan signifikan dalam pertumbuhan ekonomi dan pengaruh internasionalnya, Tiongkok masih membatasi konvertibilitas mata uangnya.

Pembatasan ini menghambat kemampuan yuan untuk bersaing langsung dengan Dolar AS di panggung global.

Namun, upaya terus-menerus Tiongkok untuk internasionalisasi yuan dan memperluas penggunaannya dalam penyelesaian perdagangan menunjukkan ambisi jangka panjang untuk menantang supremasi dolar.

Pergeseran dari Dolar AS tidak terbatas pada negara-negara BRICS atau Tiongkok. Negara-negara seperti Indonesia dan Venezuela telah mulai melakukan diversifikasi cadangan devisa mereka dari dolar.

Selain itu, sepuluh negara Asia Tenggara baru-baru ini sepakat untuk mendorong penggunaan mata uang nasional mereka dalam perdagangan regional, dengan tujuan mengurangi ketergantungan pada Dolar AS dan sistem keuangan Barat.

Langkah-langkah ini menandakan sentimen yang semakin kuat di antara negara-negara untuk melindungi stabilitas ekonomi dan kedaulatan mereka dengan merangkul alternatif dari dolar.

Belum Ada Pesaing Dolar AS yang Jelas Muncul

Meskipun dunia sedang aktif mencari alternatif untuk Dolar AS, belum ada pengganti atau pesaing yang jelas muncul.

Perjalanan menuju tatanan keuangan global baru akan kompleks dan banyak aspeknya. Hal ini akan membutuhkan koordinasi, membangun kepercayaan, dan solusi inovatif.

Transisi ini tidak akan terjadi dalam semalam, karena posisi Dolar AS sangat terkait erat dengan sistem keuangan global.

Namun, momentum yang semakin meningkat menuju de-dolarisasi dan pengejaran alternatif menunjukkan lanskap yang berubah yang tidak dapat diabaikan.

Saat negara-negara di seluruh dunia mencari cara untuk mengurangi ketergantungan mereka pada Dolar AS, masa depan keuangan global terlihat siap mengalami transformasi.

Peringatan Jim Rogers menjadi pengingat bahwa mata uang naik dan turun, dan masa kejayaan Dolar AS mungkin akan berakhir.

Munculnya inisiatif seperti usulan mata uang BRICS dan adopsi yang semakin berkembang dari mata uang alternatif menunjukkan pergeseran dari dominasi Dolar AS yang sebelumnya tidak diragukan lagi.

Meskipun jalan ke depan tidak pasti, pencarian alternatif mencerminkan keinginan untuk memiliki sistem keuangan global yang lebih seimbang dan terdiversifikasi. [ab]

Terkini

Warta Korporat

Terkait