Iran Bakal Buang Dolar AS, Ini Rinciannya

Pemerintah Iran sedang mempertimbangkan adopsi dinar Irak dalam perdagangan bilateral dengan Irak, bakal buang dolar AS.

Dengan memilih mata uang nasional, Iran berupaya mengurangi supremasi dolar AS dan memperkuat hubungan perdagangan dengan tetangga terdekatnya, Irak.

Langkah tersebut sejalan dengan strategi lebih luas pemerintah untuk keluar dari hegemoni Amerika dalam pertukaran global.

Iran Bakal Buang Dolar ASĀ 

Bitcoin News melaporkan bahwa, dalam upaya mengurangi pengaruh dolar AS, pemerintah Iran sedang meneliti penggunaan dinar Irak dalam transaksi perdagangan dengan Irak, sesuai laporan dari media regional.

Kepala Kamar Dagang Iran-Irak, Yehya Eshaq, menekankan pentingnya beralih ke mata uang nasional dalam perdagangan luar negeri, dengan menekankan keinginan untuk melepaskan kendali Amerika atas pertukaran global.

Eshaq menekankan bahwa sebagian besar negara di seluruh dunia sedang berupaya menantang dominasi dolar AS dalam aktivitas ekonomi mereka.

“Dengan mengutamakan dinar daripada dolar AS dalam operasi perdagangan dengan Irak, kami [Iran] secara aktif buang dolar AS dalam transaksi ekspor-impor kami sebagai bagian dari strategi pemerintah yang lebih luas,” ujarnya.

Omset tahunan antara Iran dan Irak saat ini melebihi US$10 milyar, dengan jutaan peziarah dan wisatawan kesehatan yang menyeberangi perbatasan setiap tahunnya.

Eshaq menekankan bahwa adopsi sistem perdagangan berbasis mata uang nasional akan memperkuat hubungan yang ada antara kedua negara dan berkontribusi pada pengembangan hubungan perdagangan yang lebih kuat.

Langkah tersebut tidak hanya akan menguntungkan Iran dan Irak, tetapi juga sejalan dengan tren global dalam mengurangi ketergantungan pada dolar AS (dedolarisasi) dalam perdagangan internasional.

Sekadar informasi, Iran adalah salah satu negara yang tertarik dengan gerakan dari aliansi BRICS, mendukung upaya dedolarisasi dan penerbitan mata uang baru aliansi ini.

Pernyataan Eshaq mencerminkan komentar terbaru yang disampaikan oleh Presiden Iran, Ebrahim Raisi, dalam pertemuan virtual Dewan Kepala Negara Organisasi Kerjasama Shanghai.

Raisi menekankan perlunya dedolarisasi, dengan menyatakan bahwa pembentukan sistem internasional yang adil memerlukan penghapusan dolar AS sebagai instrumen dominasi dalam hubungan intra-regional.

Sentimen ini semakin menegaskan tekad Iran untuk menantang tatanan keuangan yang ada dan mempromosikan lanskap ekonomi global yang lebih beragam dan adil. [st]

 

Terkini

Warta Korporat

Terkait