Jebret! Bitcoin (BTC) US$106 Ribu Sebelum Natal?

Sentimen bullish masih mendominasi pasar aset kripto, dengan harga Bitcoin (BTC) diprediksi oleh seorang analis, mampu menembus level US$106 ribu sebelum Natal 2024.

Optimisme ini berasal dari analisis teknikal yang kuat serta data on-chain yang menunjukkan momentum positif bagi kripto terbesar di dunia ini. Meski demikian, koreksi jangka pendek tetap menjadi risiko yang harus diantisipasi oleh para investor, terutama bagi mereka yang baru saja masuk pasar.

Perbandingan Reli 2020 dan 2024

TradingShot, seorang analis popular di TradingView, mengungkapkan bahwa pola harga Bitcoin saat ini menyerupai pergerakan pada Oktober 2020 hingga April 2021. Dalam periode tersebut, BTC mengalami kenaikan hingga 395 persen dalam waktu 164 hari.

Analisis ini didasarkan pada kemiripan pola indikator RSI harian atau daily dan pola Channel Up yang terbentuk saat ini.

“BTC membentuk pola Channel Up, dan saat ini kita berada di fase konsolidasi November, yang terlihat pada kedua siklus tersebut,” ujar TradingShot dalam analisisnya.

Menurut TradingShot, kunci keberhasilan reli pada 2020-2021 terletak pada peran Moving Average 50 (MA50). Selama periode tersebut, BTC tidak pernah menutup candle harian di bawah garis ini.

Strategi ini memberikan sinyal kuat bagi para investor untuk tetap memegang BTC hingga terjadi penutupan di bawah MA50.

“Strategi yang terkonfirmasi adalah menjual BTC ketika akhirnya harga menutup candle di bawah MA50 daily. Kami menyebut ini sebagai ‘riding the 1D MA50 wave‘,” tambahnya.

Berdasarkan itu, pada grafik yang ia buat, sasaran harga BTC dapat mencapai US$263.204.

Pola Megaphone Bitcoin dan Target US$106 Ribu Sebelum Natal 2024

Sementara itu, CobraVanguard, analis lain di TradingView, mengidentifikasi pola Megaphone pada grafik Bitcoin. Menurutnya, pola ini menunjukkan potensi bullish yang kuat.

“Jika kita mengukur rentang AB sebesar 45 persen, maka harga [Bitcoin] dapat tumbuh sebesar itu juga pada CD,” jelasnya.

bitcoin natal

Pada grafik yang ia bagikan, CobraVanguard memproyeksikan harga ini akan tercapai antara 17-24 Desember 2024. Prediksi ini tidak hanya didasarkan pada pola teknikal, tetapi juga pada sentimen pasar yang terus meningkat.

CobraVanguard menambahkan bahwa pola ini memberikan peluang untuk mencetak rekor tertinggi baru (ATH) bagi Bitcoin.

Setelah keluar dari pola Megaphone, struktur ini menggambarkan peluang untuk mencetak ATH baru, melampaui enam digit angka yang selama ini diidamkan.

Risiko Koreksi yang Membayangi

Di sisi lain, analis on-chain Ali Martinez memberikan peringatan terkait kemungkinan koreksi yang tak dapat dihindari.

Kondisi pasar saat ini berada di extreme greed, yang artinya tingkat keserakahan investor sudah di tingkat yang sangat tinggi. Secara umum, ini dapat diartikan sebagai adanya potensi pengambilan keuntungan dari banyak investor yang telah membeli di harga lebih rendah, berpotensi memicu koreksi.

“Jika koreksi BTC terjadi, maka support level penting yang patut diawasi adalah US$85.800, US$83.250, US$75.520, dan US$72.880,” tulisnya di X, Senin (18/11/2024).

Namun demikian, Ali tak menampik harga mungkin bergerak naik, sehingga skenario koreksi itu menjadi invalid.

“Namun jika BTC bertahan di atas US$91.900 pada time frame harian, harganya bisa mendobrak US$100.680,” tulisnya di X, dengan mengacu pada unggahan 16 November 2024 lalu.

Kondisi Pasar Saat Ini

Pada saat artikel ini ditulis, BTC diperdagangkan di kisaran US$90.500, menguat sebesar 10,96 persen dalam tujuh hari terakhir. Meskipun masih dalam fase koreksi kecil, kapitalisasi pasar BTC tetap berada di sekitar US$1,8 triliun, menunjukkan stabilitas yang relatif baik di tengah volatilitas pasar.

Dengan proyeksi harga yang mencapai enam digit, banyak investor menganggap Bitcoin sebagai aset yang menjanjikan menjelang akhir tahun ini.

Dengan proyeksi harga Bitcoin bisa mencetak ATH baru sebelum Natal, risiko koreksi tetap mengintai, terutama mengingat tingginya volatilitas pasar. Para investor diimbau untuk terus memantau support level utama dan tetap berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi. [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait