Kontras SEC AS, FSA Jepang: XRP Bukanlah Sekuritas!

Kontras dengan kebijakan Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Amerika Serikat (AS), Badan Layanan Keuangan (FSA) Jepang mengatakan bahwa XRP bukanlah sekuritas, melainkan mata uang kripto (cryptocurrency).

Hal itu disampaikan langsung oleh FSA kepada media siber TheBlockCrypto pada 13 Januari 2021 lalu.

Ini adalah pernyataan paling awal oleh FSA, terkait gugatan SEC AS terhadap Ripple Labs penerbit aset kripto XRP.

Pernyataan FSA ini menyusul pernyataan SBI Group, mitra penting Ripple Labs. Raksasa keuangan SBI kala itu mengatakan bahwa Jepang tidak mengakui XRP sebagai sekuritas, melainkan tetap tergolong sebagai aset kripto, sebagaimana Bitcoin.

“Ripple Labs adalah mitra bisnis kami yang menyediakan infrastruktur pembayaran generasi baru dengan memanfaatkan teknologi blockchain. Kendati XRP disebutkan oleh SEC adalah sekuritas, namun di bawah undang-undang di Jepang, XRP adalah ‘aset kriptografi’. Tuntutan SEC tidak akan berpengaruh di Jepang dan XRP akan terus diperdagangkan,” sebut SBI Groups, Desember lalu.

SBI juga menyebutkan, bahwa pihaknya memang memiliki saham di Ripple Labs. Namun mereka tidak berinvestasi secara langsung di aset kripto XRP, dan terbatas pada saham untuk transaksi pelanggan di SBI VC Trade, sebuah perusahaan bursa aset kripto.

“Hingga saat ini, tidak tidak ada dampak yang merugikan pada hasil usaha perusahaan akibat jatuhnya harga XRP. SBI Group akan selalu mendukung perkembangan Ripple, baik di Jepang dan luar negeri,” sebut SBI.

Bursa Tak Dukung Lagi
Terkait tuntutan SEC itu, sejumlah bursa memutuskan tak mendukung perdagangan XRP lagi.

Kemarin penyedia pembayaran aset kripto asal Lituania, CoinGate, mengumumkan tak mendukung aset kripto XRP lagi mulai 15 Januari 2021. Dampaknya pedas, lebih dari 4000 merchant mungkin tak bisa pakai XRP lagi.

“Mulai 15 Januari 2021, kami akan menangguhkan perdagangan XRP dan tidak memproses pembayaran yang menggunakan XRP. Setiap dana yang Anda kumpulkan di XRP aman dan valid untuk penarikan hingga pemberitahuan lebih lanjut. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini,” sebut CoinGate melalui Twitter, 13 Januari 2021 lalu.

Langkah CoinGate menambah daftar panjang sejumlah perusahaan dan bursa aset kripto yang menghentikan perdagangan XRP.

Kabar terbaru sebelum ini adalah oleh Binance Amerika Serikat beberapa waktu lalu.

“Efektif mulai Rabu, 13 Januari 2021 pukul 10 pagi EST, aser kripto XRP akan dihapus dari daftar Binance AS. Perdagangan dan penyetoran XRP akan ditangguhkan,” sebut Binance dalam pengumuman resminya, 31 Desember 2020.

Binance menegaskan, sebelum tanggal itu, untuk penarikan XRP tidak akan terpengaruh. Selain itu, penghentian perdagangan XRP tidak akan memengaruhi pengguna untuk mengklaim distribusi Token Spark (FLR) pada tahun 2021.

Bursa aset kripto lainnya bersikap serupa, diantaranya Coinbase, Bittrex, OKCoin, Bitstamp, Crypto.com, Wirex, Nexo, Etoro dan lain-lain.

Namun perusahaan besar, seperti Uphold, Bittrue, dan Gatehub, menolak untuk menangguhkan XRP sampai gugatan terhadap Ripple Labs dibatalkan oleh pengadilan New York.

Sidang praperadilan perdana Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Amerika Serikat versus Ripple Labs akan digelar pada Februari 2021 mendatang di New York.

SEC Rugikan Investor
Terkait tuntutan itu, Ripple Labs kemarin menuding sekali lagi, bahwa SEC merugikan investor aset kripto XRP dan komunitas aset kripto.

“Tuntutan SEC itu bukan hanya tentang Ripple, ini adalah serangan terhadap seluruh industri aset kripto di Amerika Serikat (AS). Kami selalu mengatakan bahwa ada kekurangjelasan peraturan di AS dan itu berbahaya untuk aset kripto di AS,” sebut Ripple Labs sembari membandingkan aturan yang lebih jelas di negara lain, seperti Inggris, Jepang, Swiss, dan Singapura.

Ripple juga menegaskan, bahwa tuntutan SEC telah memengaruhi banyak pemegang XRP dari kalangan ritel, yang tak memiliki hubungan langsung ke Ripple. Belum lagi ke bursa aset kripto, trader dan market maker.

“SEC telah membuat lebih banyak ketidakpastian ke pasar, yang secara aktif merugikan komunitas yang seharusnya mereka lindungi. Akibatnya, tidak mengherankan jika beberapa pelaku pasar bereaksi secara konservatif,” sebut Ripple.

Gary Gensler Akan Pimpin SEC Amerika Serikat, Bagaimana Nasib XRP?
Kemarin, menurut sumber anonim kepada media berpengaruh Reuters, Gary Gensler akan memimpin Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Amerika Serikat. Profesor Gary Gensler pernah memimpin CFTC dan fasih soal teknologi blockchain dan mendukung industri aset kripto.

“Gary Gensler, yang pernah memimpin CFTC di bawah pemerintahan Obama, diharapkan ditunjuk sebagai Ketua Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) AS oleh Presiden Joe Biden dalam beberapa hari mendatang. Dua sumber yang mengetahui masalah itu mengatakan pada Selasa,” tulis Reuters kemarin.

Gensler adalah ketua Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC) dari 2009 hingga 2014, dan sejak November 2020 telah memimpin rencana transisi Biden untuk pengawasan industri keuangan.

“Gensler tidak menanggapi permintaan wawancara Reuters, termasuk juru bicara Biden,” tegas Reuters.

Gary Gensler cukup ternama di dunia pendidikan tinggi, khususnya soal ekonomi dan teknologi keuangan.

Pernah berkarir beberapa lama di Wall Street, Gensler saat ini adalah guru besar di MIT dan aktif di Digital Currency Initiative di kampus ternama di AS itu.

Gensler juga mengajar dan banyak berbicara di depan publik soal masa depan teknologi blockchain. Dalam wawancaranya di CNBC pada tahun 2018 lalu, dia mengatakan bahwa teknologi blockchain tidak bisa diatur, melainkan industri dan bisnis turunannya, yakni misalnya bursa aset kripto. Katanya, itu penting demi melindungi para investor.

“Aset kripto perlu diatur lebih daripada pengaturan perdagangan minyak,” katanya kala itu di CNBC, sembari menegaskan bahwa negara harus bersikap netral terhadap teknologinya.

Saat ini Ripple Labs sedang berselisih dengan SEC terkait penjualan aset kripto XRP yang dianggap sebagai sekuritas. Sidang Praperadilan pertama akan digelar bulan depan.

Dikutip dari Bloomberg, kemampuan Gensler untuk mengubah sikap dan menembus birokrasi untuk menyelesaikan berbagai hal bisa dibilang memiliki sisi negatif.

Hubungannya dengan regulator Obama lainnya terkadang sulit, dan taktik negosiasinya yang keras tentang kebijakan melukai ego dan melemahkan rekan-rekannya. Staf CFTC merasa sangat terbebani oleh jam kerja yang panjang dan beban kerja yang berat. [red]

Terkini

Warta Korporat

Terkait