Mampukah Pemerintah AS Perkarakan Transaksi di Blockchain Ethereum Lebih Banyak daripada Sebelumnya?

Transaksi di blockchain Ethereum kini diklaim berada di bawah yurisdiksi pemerintah AS setelah merge mengalihkan konsensusnya menjadi jaringan proof of stake (PoS).

Merge telah berjalan sukses, menjadi pembaruan terkini dari jaringan Ethereum yang mengubah wajah blockchain secara keseluruhan.

Saat ini, pencetakan koin baru tak lagi berasal dari penambangan, melainkan dari hadiah staking koin ETH di dompet kripto untuk memvalidasi jaringan.

Namun, beralihnya jaringan ke PoS telah menimbulkan “bibit masalah” baru karena ETH akan masuk ke dalam kategori token sekuritas. SEC AS kembali menyoroti itu, karena sebagian besar node jaringan berada di AS.

SEC AS dan Transaksi di Blockchain Ethereum 

Berdasarkan laporan Watcher News, Komisi Sekuritas dan Bursa AS tersebut mengklaim bahwa pasca merge transaksi di blockchain Ethereum secara otomatis masuk ke dalam naungan pemerintah AS.

“Kontributor ETH divalidasi oleh jaringan node pada blockchain Ethereum, yang terkelompok lebih padat di Amerika Serikat daripada di negara lain. Akibatnya, transaksi itu terjadi di Amerika Serikat,” ujar juru bicara SEC AS.

Diketahui, saat ini ada 42,56 persen dari 7819 node Ethereum yang berada di AS, yang menjadikannya wilayah terbanyak dari keberadaan node, diikuti oleh Jerman di posisi kedua terbanyak, dengan 11,56 persen.

Memang, pembaruan merge telah mendapatkan dua tanggapan yang berlawanan. Di satu sisi, telah khawatir jaringan akan berada di lingkup SEC pasca merge. Sisi lainnya melihat merge akan meningkatkan desentralisasi dari jaringan.

Tentu saja, pernyataan baru SEC membawa sentimen buruk bagi Ethereum, meski menurut beberapa pakar hukum hal tersebut tidak memiliki signifikansi hukum.

Narasi Deflasi Terganggu

Di sisi lain, tren bullish yang sempat dibangun untuk Ether sebelum merge tampak terhenti saat para penambang menjual 30.000 ETH mereka.

Terlepas dari kekhawatiran terhadap prospek kenaikan suku bunga Fed, harga ETH mulai melemah menjelang merge karena banyaknya koin ETH yang dijual penambang.

Hasilnya, harga ETH pun cenderung bergerak turun serta memperlambat pengurangan penerbitan koin ETH baru. Ini mengganggu narasi deflasi dari ETH, bahkan Ether dinilai masih menjadi koin inflasi pasca merge. [st]

 

 

 

 

Terkini

Warta Korporat

Terkait