Sabtu, 2 November 2019 lalu, kode sumber (source code) untuk wallet kripto GRAM milik Telegram (versi beta) telah diterbitkan. Developer pun bisa meng-compile-nya menjadi aplikasi untuk Windows, Linux, Android dan iOS. Redaksi beruntung mendapatkan satu file APK (untuk Android) dan mendapatkan kiriman kripto GRAM versi test net, blockchain TON (Telegram Open Network).
Redaksi memperoleh file APK tersebut dari Kanal Telegram TON Info. File tersebut berdasarkan hasil compile dari kode sumber di GitHub, yakni “ton-blockchain”.
Perihal user interface, wallet GRAM ini sangat tampil sederhana, namun tetap elegan dan mudah digunakan. Kali pertama memasang file APK ini di Android, seperti lazimnya, aplikasi meminta pengguna mencadangkan 24 seed phrase yang mewakili private key wallet Anda. Kemudian mengonfirmasi 3 di antaranya secara acak dan Anda pun siap bertransaksi.
Hanya saja di awal kami cukup kesulitan mendapatkan kripto GRAM versi test net. Dua pekan lalu memang ada satu situs web yang menyediakan faucet GRAM dan pernah kami coba untuk mendapatkan kripto GRAM untuk wallet versi alpha. Tetapi hingga Sabtu malam, situs web itu tak aktif.
Akhirnya kami memutuskan “ngemis” kripto GRAM di sejumlah komunitas blockchain TON. Syukurlah ada seorang anggota grup di Telegram TON Dev (komunitas developer TONLabs) yang mengirimkan 13,9 GRAM kepada kami. TONLabs sendiri adalah perusahaan yang berbasis di Swedia yang mengklaim sebagai pembuat sistem blockchain TON untuk perusahaan Telegram.
“Mengemis” GRAM di grup itu tak berarti Anda diberi. Alternatifnya silahkan gunakan Bot Faucet Kripto GRAM di Telegram ini. Pengalaman redaksi, pengguna bisa mendapatkan hingga 20 GRAM.
Sebelumnya dikabarkan bahwa versi penuh blockchain TON dan kripto GRAM akan diluncurkan pada tahun depan, setelah pihak Telegram berunding dengan SEC (Security Exchange Commission) Amerika Serikat.
SEC sebelumnya menuding pihak Telegram ingkar janji karena telat memberikan kripto GRAM kepada sejumlah investor dari Amerika Serikat, termasuk menyalahi sejumlah peraturan investasi di Negeri Paman Sam itu. Saking berangnya, SEC menuntut Telegram ke pengadilan di New York, namun akhirnya sidang ditunda, hingga perundingan pada tahun depan. [vins]