Memahami Peran Penting Influencer dalam Edukasi Bitcoin

Bitcoin, yang diciptakan oleh Satoshi Nakamoto, hadir dengan semangat kebebasan yang menjadi inti filosofi utamanya. Seiring dengan perkembangan teknologi dan adopsi global, Bitcoin semakin diperbincangkan, terutama di Indonesia, di mana adopsinya terus berkembang pesat.

Dalam wawancara eksklusif dengan Dimas Surya Alfaruq, Co-Founder Bitcoin Indonesia, di acara Bitcoin Meetup Bandung pada Sabtu (12/07/2025), tim Blockchainmedia.id menggali lebih dalam tentang filosofi dan peran influencer dalam perkembangan Bitcoin saat ini.

Membedah Perkembangan Bitcoin

Saat ini, Bitcoin mulai diadopsi secara masif, tidak hanya oleh segelintir orang, tetapi juga oleh institusi besar. Laporan terbaru mengungkapkan bahwa sekitar 31 persen Bitcoin saat ini dikuasai oleh institusi besar, dan angka ini diperkirakan akan terus bertambah. 

Fenomena ini memunculkan berbagai pertanyaan, terutama di kalangan komunitas Bitcoin yang mengadopsinya sejak awal, mengingat semangat kebebasan yang menjadi dasar filosofi Bitcoin.

Dimas Surya Alfaruq: Bitcoin Bukan Jalan Pintas Menjadi Kaya

Untuk menjawabnya, Dimas menjelaskan bahwa meskipun adopsi oleh institusi besar kini semakin masif, semangat dan filosofi utama Bitcoin tetap relevan dengan visi awalnya. 

“Pada akhirnya, orang yang awalnya menentang Bitcoin, lama-kelamaan akan memahami filosofi utamanya, yaitu kebebasan, yang menjadi tujuan utama Satoshi. Meskipun institusi besar kini semakin dominan dan dapat memonopoli harga dalam jangka pendek, pengguna ritel tetap lebih banyak dan tidak akan berdampak besar dalam jangka panjang,” ujarnya.

BACA JUGA  Prediksi Harga Dogecoin (DOGE) Februari 2023

Adopsi Masif, Tapi Edukasi Masih Minim

Seiring dengan berkembangnya adopsi Bitcoin, muncul tantangan besar: edukasi yang belum memadai. Banyak orang mengenal Bitcoin melalui influencer, namun sayangnya, mereka sering kali tidak memberikan pemahaman yang tepat, bahkan kadang menyesatkan. 

Sebagian besar hanya menjelaskan BTC sebagai “cara cepat untuk kaya.” Padahal, menurut Dimas, ada banyak aspek penting lain yang seharusnya disorot untuk memberikan gambaran yang lebih akurat tentang peran Bitcoin.

“Kurang tepat, karena mereka hanya membahas Bitcoin dari ‘kulitnya’ saja. Padahal Bitcoin bukan hanya soal keuntungan. Ada banyak hal lain yang lebih penting. Tujuan utama memiliki Bitcoin bukan hanya untuk menjadi kaya, tapi ada banyak lapisan yang masih perlu digali lebih dalam,” tegasnya.

Sebagai contoh, ia mengutip strategi Michael Saylor, pendiri MicroStrategy (sekarang Strategy), yang beralih ke Bitcoin setelah perusahaannya menghadapi kesulitan. Dengan mengadopsi teori “melting ice cube,” Saylor memandang Bitcoin sebagai store-of-value, bukan sekadar aset spekulatif jangka pendek.

US$1 Juta per Bitcoin? Ini Kata Michael Saylor

Pentingnya Peran Influencer dalam Edukasi Bitcoin

Pentingnya edukasi yang tepat semakin terasa mengingat 60 persen investor kripto Indonesia berasal dari kalangan usia 18-30 tahun. Namun, literasi keuangan di kalangan generasi muda ini masih rendah, sehingga pemahaman tentang Bitcoin dan aset kripto lainnya juga terbatas.

BACA JUGA  Pantera: Harga Bitcoin Bisa Tembus US$100 Ribu per BTC

Rendahnya pemahaman ini menegaskan peran besar influencer dalam memberikan edukasi yang tepat. Sebagai sumber informasi utama, mereka memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan pengetahuan yang lebih akurat tentang peran Bitcoin dan kripto secara keseluruhan.

Dimas menekankan bahwa edukasi yang efektif harus berfokus pada pemahaman yang lebih dalam dan jelas mengenai Bitcoin, bukan hanya pada potensi keuntungan semata. 

“Edukasi yang tepat adalah memberikan perspektif yang lebih luas mengenai peran Bitcoin di seluruh dunia. Saat ini, banyak yang hanya terfokus pada keuntungan, sementara banyak influencer yang tidak memberikan edukasi komprehensif tentang peran Bitcoin yang sebenarnya,” ujarnya.

Oleh karena itu, selain bergantung pada pengaruh influencer, berinteraksi dengan komunitas seperti Bitcoin Indonesia juga dapat menjadi cara yang efektif untuk memperluas pemahaman tentang Bitcoin dan kripto secara lebih menyeluruh.

Regulasi Pemerintah: Kunci untuk Menjaga Integritas Informasi

Selain peran influencer, regulasi pemerintah juga sangat penting untuk menjaga kualitas edukasi yang disampaikan. Mengingat dampak luas dari informasi yang menyesatkan, terutama terkait Bitcoin, regulasi yang jelas menjadi sangat diperlukan.

Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk memberikan kerangka yang jelas, agar edukasi yang disampaikan oleh influencer tetap berada dalam jalur yang benar. Regulasi ini akan membantu memastikan informasi yang diterima publik tidak menyesatkan.

BACA JUGA  Bukan Gen Z, Justru Kaum Ubanan Pegang Kripto Triliunan di Korsel

Untuk itu, OJK tengah merancang regulasi untuk influencer keuangan. Mengutip konferensi pers hasil Rapat Kerja Dewan Komisioner (RKDB) April 2025 pada Jumat (09/05/2025), anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Friderica Widayasari Dewi menegaskan pentingnya regulasi ini untuk mencegah penyebaran informasi yang keliru.

“Etika penyajian konten oleh influencer harus secara akurat, jujur, jelas, tidak menyesatkan, serta adanya pembinaan atau pun lainnya apabila terjadi pelanggaran ketentuan,” ujar Friderica.

Kehadiran influencer keuangan sangat membantu dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat. Oleh karena itu, OJK ingin memastikan adanya pendampingan dan pengawasan agar edukasi dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Menatap Masa Depan Bitcoin

Adopsi Bitcoin yang semakin masif mencerminkan prospek masa depannya yang positif. Namun, untuk memaksimalkan potensi ini, edukasi yang tepat sangat dibutuhkan, khususnya dari influencer di Indonesia.

Tanpa pemahaman yang mendalam, banyak orang melihat Bitcoin dan kripto secara keseluruhan sebagai peluang cepat kaya. Padahal, terdapat banyak aspek penting yang perlu dipahami lebih dalam.

Edukasi yang lebih luas akan memastikan Bitcoin tidak hanya menjadi aset spekulatif, tetapi juga alat yang relevan dalam ekosistem keuangan. Dengan pemahaman yang tepat, BTC berpotensi menjadi solusi finansial yang lebih inklusif dan aman di masa depan. [dp]

Terkini

Warta Korporat

Terkait