Menakar Teori Konspirasi Raksasa Teknologi Akan Padukan Iklan di AI Mereka

Tak lama lagi, kita tampaknya akan berhadapan dengan kombinasi antara iklan dan kecerdasan buatan (AI), teori konspirasi lainnya.

Teori konspirasi telah begitu viral di sosial media berkat model iklan mereka, dan ChatGPT tampak akan mencoba meraup cuan dengan cara yang sama.

Teori Konspirasi Para Raksasa Teknologi 

Berdasarkan laporan Bloomberg, Google dan Microsoft tengah bersiap untuk menghadirkan iklan di versi ChatGPT mereka.

Di platform sosial media, itu dirancang untuk membuat orang-orang bersemangat dalam menggunakannya, melihat sebanyak mungkin iklan dan mendorong penyebaran informasi yang salah, serta menciptakan masalah kesehatan mental.

Kemungkinan, dua raksasa teknologi tersebut akan membangun alat chatbot yang menarik selayaknya platform sosial media, agar menjadi lebih menarik dan membuat penggunanya ketagihan.

New York Times melaporkan, Google tengah mengembangkan mesin pencari yang sama sekali baru. Ini akan menawarkan pengalaman yang lebih personal menggunakan AI generatif, teknologi baru yang mendukung ChatGPT.

Selain itu, Meta Inc. dan Amazon juga tengah mempersiapkan alat kecerdasan buatan baru ke layanan online mereka.

Meski mereka semua belum mengungkapkan bagaimana cara menghasilkan uang dari teknologi baru tersebut, kemungkinan iklan akan digabungkan dengan beberapa platform.

“Misalnya, proyek Magi Google, sebuah payung untuk fitur AI generatif yang dibawanya ke pencarian, akan menyimpan iklan dalam campuran hasil pencarian,” ungkap New York Times.

Lanjut dikatakan, permintaan semua jenis pencarian transaksi akan menampilkan iklan di halaman hasil.

Sementara itu, Microsoft juga telah mengonfirmasi bahwa, chatbot AI Bing akan memasukkan iklan sebagai tautan sponsor atau dalam hasil belanja.

Meski iklan seperti itu terlihat sah-sah saja dan tidak memiliki masalah, tetapi ada sesuatu yang berbahaya di sana.

Pengamat menilai, itu adalah bagaimana insentif iklan dapat memacu pengembangan perangkat lunak yang ditujukan untuk membuat pengguna terpaku pada aplikasi mereka sepanjang hari, layaknya menggunakan platform sosial media seperti saat ini.

“Apa yang membuat kedatangan alat seperti ChatGPT lebih mengkhawatirkan adalah bahwa mereka dapat meningkatkan iklan karena potensi mereka yang luar biasa untuk membujuk dan memanipulasi,” ungkap New York Times.

Mantan Peneliti AI Google Margaret Mitchell pun mengungkapkan bahwa, model bahasa besar dilatih untuk mengarang hal-hal yang dapat dipercaya dengan cara yang mirip manusia.

Itu diduga dapat menyebarkan hal yang salah tetapi akan tetap terlihat benar oleh pengguna. Jika ini dikombinasikan dengan iklan, itu dinilai akan mengerikan. [st]

 

Terkini

Warta Korporat

Terkait