Mengukur Kekuatan Bitcoin Hadapi Potensi Guncangan Berikutnya

Pasca rilisnya data NFP AS, Bitcoin digadang akan bersiap untuk hadapi potensi guncangan berikutnya karena inflasi masih membayangi.

Data pekerjaan AS telah meredakan intensitas pertumbuhan dolar AS, membawa dorongan selera risiko jangka pendek ke pasar saham dan kripto, yang telah menaikkan harga Bitcoin (BTC).

Pada saat penulisan, harga Bitcoin telah kembali berada di atas level acuan utama jangka pendek, di atas US$17.000 yang masih menjadi patokan peluang bullish selama harga masih di atasnya.

Bitcoin Bersiap Hadapi Potensi Guncangan Terbaru 

Prediksi terbaru adalah, The Fed kemungkinan akan dapat mewujudkan apa yang disebut dengan skenario ekonomi pendaratan lunak, menahan inflasi tanpa membebani perekonomian.

Ini digadang akan menjadi pemicu bull run terbaru di aset kripto, sehingga harga Bitcoin kemungkinan akan dapat melesat lebih tinggi.

“Data pekerjaan AS terbaru memiliki kualitas yang baik dengan pertumbuhan pekerjaan yang cukup kuat untuk mengisyaratkan bahwa pendaratan lunak ajaib mungkin masih menjadi kemungkinan bagi ekonomi AS, sementara masih memberikan perlambatan dalam pertumbuhan upah yang seharusnya menenangkan The Fed yang gelisah,” ujar Danni Hewson, Analis Keuangan di broker AJ Bell, dilansir dari Forbes.

Sementara itu, Kepala Penelitian Bunga Tetap di Quilter Cheviot Richard Carter berpendapat bahwa, hasil data NFP AS pada akhir pekan kemarin menjadi pengingat lainnya tentang sebagian besar ekonomi dunia tetap utuh meski inflasi terus menghantam di tahun 2022.

“Perhatian sekarang kembali ke data inflasi untuk mengarahkan lebih baik pada berapa lama perilaku hawkish The Fed akan bertahan,” tambah Richard.

Kali ini, investor dan pengamat akan berfokus pada indeks harga konsumen (CPI) yang mencerminkan angka inflasi AS. Ini akan dirilis pada hari Kamis besok (12/1/2023).

Jika angka inflasi di atas ekspektasi, maka Bitcoin bisa saja akan hadapi potensi guncangan baru untuk menekan upaya pemulihan yang coba dibangun sejak akhir tahun 2022.

Namun jika sebaliknya, maka peluang untuk melanjutkan bull run dapat terjadi karena pelonggaran kenaikan suku bunga. Ini akan menjadi penentu nasib pasar aset berisiko dalam beberapa minggu ke depan. [st]

 

Terkini

Warta Korporat

Terkait