NFT Memorabilia The Beatles dan John Lennon Dilelang, Bernilai Ratusan Juta Rupiah

Putra sulung mendiang John Lennon, Julian, melelang sejumlah memorabilia bersejarah dari grup musik ternama The Beatles dan anggota band itu, John Lennon dalam bentuk NFT (non-fungible token). Terpantau di situs lelangnya, nilainya mencapai ratusan juta rupiah.

Karena hanya dipresentasikan lewat token digital di blockchain, tentu saja barang-barang fisik itu tidak berpindah tangan, melainkan tetap di tangan Julian Lennon. Menurut Julian, sebagian hasil lelang yang akan berakhir pada 7 Februari 2022 itu akan disumbangkan ke White Feather Foundation yang dikelolanya.

Julian Lennon, putra sulung mendiang John Lennon.

“Pendaftaran dan penawaran lelang sekarang terbuka,” tutur Julian di akun Twitter-nya, Senin (24/1/2022). Situs lelang tidak digelar di OpenSea melainkan di toko NFT lain, yakni YellowHeart, menggunakan wallet Metamask atau lewat Julienslive.com jika tak ingin menggunakan wallet kripto itu.

NFT The Beatles-John Lennon, Apa Saja yang Dilelang?

Terpampang di situs itu, ada 6 unit NFT yang dilelang, yakni jubah hitam yang dikenakan John Lennon di film Help! dan catatan tulisan tangan untuk lagu The Beatles, Hey Jude.

Koleksi lainnya adalah NFT mantel Afghanistan yang dikenakan oleh John Lennon dalam film yang dibuat untuk televisi Magical Mystery Tour dan tiga gitar Gibson yang diberikan kepada Julian Lennon oleh ayahnya.

NFT dari catatan yang ditulis tangan oleh Paul McCartney untuk Hey Jude diperkirakan akan mendapatkan paling banyak di pelelangan. NFT memiliki harga mulai dari US$30.000 (22.260 pound), dengan harapan bahwa tawaran bisa mencapai lebih dari dua kali lipat angka itu.

“Ini [NFT-Red] adalah cara yang unik untuk melanjutkan warisan Ayah. Saya telah mengumpulkan barang-barang pribadi ini selama sekitar 30 tahun, terkunci di lemari besi,” kata Julian kepada Variety via The Guardian.

Apa Itu NFT?

Bagi sebagian orang NFT terkesan absurd dan sulit dipahami. Misalnya bagaimana mungkin ia sangat bernilai, padahal barang aslinya tidak bisa dimiliki setelah token itu dibeli?

NFT sejatinya adalah sertifikat digital yang menyatakan kepemilikan atas file digital yang direpresentasikannya. Sertifikat itu, berupa kode program, tersimpan di blockchain secara permanen. Kode program itu hanya merujuk pada file digital itu. Dalam konteks NFT The Beatles dan John Lennon ini, NFT merujuk pada file gambar dan video-nya yang disimpan di komputer server biasa ataupun sistem jaringan IPFS (Interplanetry File System).

Sedangkan file itu tentu saja merujuk pada benda aslinya yang fisik, yang berada di tangan putra John Lennon.

Ini berbeda dengan koleksi pakaian Dolce & Gabbana beberapa waktu lalu, para pemenang lelang berhak mendapatkan pakaian fisiknya, setelah mendapatkan NFT-nya.

Penjualan NFT paling berharga pada tahun 2021 adalah The First 5000 Days, sebuah kolase digital oleh seniman ‘Beeple’, Mike Winkelmann, yang dilelang seharga US$69,4 juta pada Maret 2021.

Sistem NFT Punya Kelemahan

Sebagai teknologi dan panggung baru untuk mendapatkan uang dari publik, NFT bukannya tidak punya kelemahan.

Seperti yang terjadi Senin lalu, seorang pengguna bisa membeli NFT Bored Ape Yacht Club (BAYC) seharga puluhan ribu dolar lebih murah dari harga dasar (floor price) koleksi tersebut.

Ada Celah di OpenSea, NFT Kera Ini Bisa Dibeli dengan Harga Lebih Murah

Menurut Hugo Morosini, Kepala Teknis perusahaan Ledger lewat Twitter memastikan, bahwa Tballer tidak menggunakan cara yang tepat untuk me-delisting NFT-nya. Yang dilakukan Tballer hanya menghilangkan laman NFT itu di front-end situs OpenSea, tetapi tidak di bagian back-end situs.

Jadi, listing offer oleh Tballer di harga 0,77 ETH pada 9 bulan lalu masih tersedia kepada publik untuk dibeli, dalam hal ini bisa dilihat di OpenSea juga atau lewat Rarible.

“Nah, jika Anda ingat membuat sell order yang tidak kedaluwarsa di OpenSea dan kemudian mentransfer NFT Anda ke akun lain tanpa membatalkannya, jangan pernah mentransfernya kembali ke akun awal,” tegasnya.

Ada 2 NFT Ridwan Kamil yang Sekilas Sama, Manakah yang Asli?

Belum lagi perihal replikasi yang sempat terjadi pada NFT karya Ridwal Kamil ini. Klaim Gubernur Jawa Barat ini, bahwa sistem di OpenSea akan secara otomatis menolak unggahan gambar yang serupa, dapat dipatahkan. [ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait