Ogah Kena Semprot CFTC Lagi, BitMex Gandeng Chainalysis

Ogah kena “semprot” Komisi Perdagangan Komoditas Berjangka (CFTC) Amerika Serikat lagi, bursa aset kripto BitMex menggandeng Chainalysis yang merupakan mitra pemerintah.

Pada 1 Oktober 2020 lalu, Komisi Perdagangan Komoditas Berjangka (CFTC) Amerika Serikat menggugat BitMex ke pengadilan.

Mereka menyebutkan bahwa BitMex terbukti melanggar peraturan perizinan, tidak menerapkan Know Your Customer (KYC) dan melanggar ketentuan anti pencucian uang. Itu dalam kaitan BitMex melayani sejumlah pengguna asal Amerika Serikat.

Pengguna Tarik Bitcoin (BTC) Rp6,5 Triliun, Setelah Bitmex Dicap Ilegal

Sebelumnya, BitMex juga membantah semua tudingan CFTC. Mereka berdalih sudah mematuhi segala prosedur dan peraturan yang ada.

Saat ini proses hukum masih berjalan dan sebelumnya juga Arthur Hayes, CEO bursa aset kripto derivatif Bitmex, akhirnya mengundurkan diri.

Menghadapi itu, beberapa waktu lalu BitMex mengumumkan secara terbuka di situsnya, bahwa pihaknya menggandeng erat perusahaan Chainalysis.

Sebagai bagian dari kemitraan jangka panjang kami dengan Chainalysis, kami memperdalam integrasi kami dengan penyedia pengakaji blockchain terkemuka ini untuk meningkatkan kemampuan kami untuk mengidentifikasi, menyelidiki, dan menghentikan transaksi terlarang,” sebut BitMex.

Perusahaan Chainalysis memang memiliki reputasi terbaik soal penelitian dan pengkajian blockchain-aset kripto. Perusahaan itu pernah membantu Pemerintah Amerika Serikat dalam menyita Bitcoin senilai US$1 milyar terkait skasus situs gelap SilkRoad.

Ini Penampakan Bitcoin US$1 Miliar Sitaan Pemerintah AS

Pada Kamis, 5 November 2020, Kantor Kejaksaan Distrik California Utara di Amerika Serikat (AS) memastikan bahwa lebih dari 69.370 Bitcoin (BTC), senilai US$1 miliar telah disita, terkait kasus marketplace Silk Road tahun 2013 silam. Puluhan ribu Bitcoin Gold (BTG), Bitcoin SV (BSV) dan Bitcoin Cash (BCH) juga turut serta.

Sebelumnya, pada 3 November 2020, akun Twitter Whale Alert mengabarkan adanya transaksi jumbo sebesar 69.369,164 BTC (US$955.011.600), dari address Bitcoin 1HQ3Go3ggs8pFnXuHVHRytPCq5fGG8Hbhx ke address bc1qa5wkgaew2dkv56kfvj49j0av5nml45x9ek9hz6.

Menurut Chainalysis yang turut membantu membedah kasus itu sejak awal tahun 2020, pada tahun 2015 Silk Road mentransfer 70.411,46 BTC ke address (1BADzn…).

Dari address itu ada transaksi sebesar 69.471,08 BTC ke address 1HQ3Go3ggs8pFnXuHVHRytPCq5fGG8Hbhx yang dikendalikan oleh si peretas, yakni “Individual X”.

Dari address itu terdapat transaksi sebesar 101 BTC yang dikirim ke bursa aset kripto BTC-e.com, yang pada tahun 2017 lalu ditutup oleh pihak berwenang AS atas tuduhan pencucian uang.

Lantas sisanya, yakni 69.370,17 BTC dikirimkan ke address baru, yakni bc1qa5wkgaew2dkv56kfvj49j0av5nml45x9ek9hz6 yang kini telah disita dan resmi milik Pemerintah AS. [red]

Terkini

Warta Korporat

Terkait