Tokenisasi Real World Assets (RWA) telah menjadi salah satu tren paling menarik dalam dunia blockchain. Dengan mengubah aset fisik menjadi token digital, RWA membuka peluang baru untuk investasi, efisiensi, dan aksesibilitas di berbagai sektor.
Teknologi ini tidak hanya merevolusi pasar properti tetapi juga berbagai aset lainnya, seperti obligasi, surat utang, hingga karya seni.
Adopsi RWA yang semakin luas mengindikasikan transformasi mendalam di pasar keuangan global. BlackRock, salah satu raksasa industri keuangan, telah memprediksi bahwa tokenisasi aset akan menjadi katalis utama yang mengubah wajah pasar modal.
Seiring dengan meningkatnya kepercayaan terhadap teknologi blockchain, banyak investor dan institusi keuangan kini berlomba untuk mengadopsi RWA sebagai bagian dari strategi masa depan mereka.
Sektor Ini Bisa Tembus Triliunan Dollar!
Riset yang diungkap oleh Tren.Finance, saat ini Real World Assets (RWA) telah memasuki fase baru yang dijuluki sebagai “The Great Tokenization”, transformasi besar-besaran dari kepemilikan, perdagangan, dan penciptaan nilai aset senilai ratusan triliun dolar.
Proses tokenisasi mengubah hak atas aset fisik atau digital menjadi token digital yang dapat diperdagangkan di blockchain, membuka akses ke pasar yang sebelumnya sulit dijangkau oleh sebagian besar investor.
Saat ini, berbagai jenis aset, baik fisik maupun tidak berwujud sedang diubah menjadi token, mulai dari real estate, energi, hak kekayaan intelektual, hingga kredit karbon.
Tokenisasi aset memberikan empat manfaat utama: meningkatkan likuiditas, memungkinkan kepemilikan fraksional, meningkatkan transparansi, dan mengurangi biaya transaksi.
Data terbaru juga telah menunjukkan bahwa ukuran pasar global telah mencapai US$185 miliar, termasuk stablecoin. Tidak hanya itu, berbagai pihak lainnya juga memperkirakan bahwa sektor ini akan tumbuh pesat menjadi antara US$2 triliun hingga US$30 triliun pada tahun 2030.
Konsep tersebut tidak hanya mengubah bagaimana cara kita berinvestasi pada aset dunia nyata, tetapi juga mendefinisikan ulang konsep kepemilikan dan nilai aset di seluruh dunia.
Bagaimana Peran Indonesia pada Pasar RWA?
Saat ini, Indonesia telah menjadi salah satu negara yang aktif mengadopsi teknologi RWA. Dalam laporan sebelumnya, Indonesia menempati peringkat kedua dunia dalam kontribusi minat terhadap narasi Real World Assets, mencapai 10,1 persen dari total minat global.
Angka ini menempatkan Indonesia di atas Turki, yang berada di posisi ketiga, dan membuktikan minat tinggi masyarakat serta ekosistem blockchain yang berkembang di dalam negeri.
Indonesia juga memimpin di kawasan Asia Tenggara. Beberapa negara Asean, seperti Vietnam dan Filipina mencatat kontribusi yang lebih kecil terhadap narasi RWA global, masing-masing sebesar 2,9 persen dan 2,2 persen.
Dukungan pemerintah Indonesia menjadi salah satu faktor pendorong. Djoko Kurnijanto dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menekankan pentingnya blockchain sebagai teknologi lintas sektor.
“Blockchain bisa digunakan tidak hanya di sektor finansial, tetapi juga pada sektor medis, IoT, telekomunikasi, dan RWA,” ungkapnya dalam Indonesia Blockchain Week 2024 yang sebelumnya digelar pada 19 November 2024.
Ia juga menyoroti fleksibilitas Real World Assets dalam mencakup obligasi, surat utang, hingga dokumen penting lainnya.
Langkah konkret juga sudah mulai terlihat dari institusi besar, contohnya seperti Bank Tabungan Negara (BTN) yang juga terlihat mulai menerapkan teknologi ini.
“Pihak bank BTN saat ini sedang menguji coba tokenisasi untuk aset properti,” ungkap Setiyo Wibowo, Direktur Manajemen Risiko BTN.
Langkah tersebut diyakini dapat membuka akses yang lebih luas ke pasar kripto dan properti dan mendukung inklusi keuangan.
Sementara itu, Teguh Wahyono, Direktur Teknologi Informasi dan Digital Pegadaian, menyatakan bahwa tokenisasi aset menciptakan efisiensi dalam perdagangan aset fisik.
“Tokenisasi memungkinkan efisiensi karena aset seperti emas dapat diubah menjadi aset digital, sehingga memungkinkan seseorang membeli aset tersebut tanpa perlu mengunjungi retail fisik,” tuturnya.
Dengan populasi besar dan potensi pasar yang luas, Indonesia siap menjadi pemimpin regional dalam adopsi RWA. Respons positif pemerintah, dukungan dari sektor keuangan, serta minat masyarakat yang tinggi membuat Indonesia berpeluang untuk memainkan peran penting dalam perkembangan teknologi blockchain. [dp]