Pelaku Kripto Indonesia Percaya Diri Hadapi Tahun 2019

Sejumlah pelaku kripto Indonesia percaya diri menghadapi perubahan teknologi blockchain dan kripto di tahun 2019 ini. Mereka sepakat tahun ini security token akan mendapatkan porsi yang lebih banyak, dan gegap gempita ICO “abal-abal” akan semakin meredup menuju terapan yang lebih bermanfaat. Aturan pemerintah yang semakin jelas soal kripto pun sangat dinantikan oleh pengelola bursa.

Tahun 2019 menurut kami akan menjadi tahun di mana banyak pihak baik dari sisi ritel maupun institusi untuk memulai akumulasi pembelian kripto. Namun, tidak semuanya akan diakumulasi oleh institusi pula.

Demikian ujar Christopher Tahir, Analis CryptoWatch kepada BlokchainMedia kemarin, Selasa (1/1) melalui Telegram. Katanya, dengan semakin banyaknya pelaku pasar yang mengerti akan jenis token dan kegunaannya yang benar di dalam ekosistem, maka tahun ini menurut kami akan menjadi tahun maraknya security token

Security token yang akan diperlakukan selayak saham, investor bisa mengharapkan revenue sebagai peningkatan dari nilai kripto serupa seperti saham,” kata Tahir.

Tahir menambahkan, melihat kondisi chart Bitcoin sebagai mother of all coins, kami melihat harga telah ataupun hampir mencapai dasar penurunan jangka panjangnya. Hingga saat ini kami memperkirakan harga akan paling tidak berada di dalam rentang pergerakan harga sideway-nya untuk kemudian melanjutkan kenaikan jangka panjangnya. Kami memperkirakan kenaikan yang lebih signifikan akan terjadi bertepatan dengan kejadian reward halving pada tahun 2020 nanti.

Tokocrypto.com terus tambah produk

Senada dengan Tahir, CEO Tokocrypto.com Pang Xue Kai mengatakan, keadaan kripto tahun 2018 memang “menyakitkan”. Kapitalisasi pasarnya menciut drastis dari US$800 miliar menjadi US$130 miliar.

“Ada beragam alasan dan penjelasan soal itu, tetapi kami melihatnya keadaan itu justru diperlukan sebagai penanda transisi menuju kedewasaan pasar dan investasi,” katanya kepada BlockchainMedia, Senin (1/1) melalui Telegram.

Untuk tahun yang baru ini, kami yakin industri akan beralih dari gegap gempita Initial Coin Offering (ICO) ke penerapan teknologi blockchain yang lebih bermanfaat dan scalable, seperti utility token, asset-backed token, stablecoin dan securities token.

“Tokocrypto.com sendiri, pada tahun 2019 akan menambah sejumlah produk, fungsi dan fitur lainnya sebagai pintu gerbang bagi publik dan institusi untuk masuk ke era teknologi blockchain dan kripto,” pungkasnya seraya mengatakan perusahaannya telah bekerjasama dengan Yayasan Sayangi Tunas Cilik agar pengguna Indogiving.com dapat berdonasi pada bencana Tsunami Selat Sunda.

Menurut CEO Bitocto Indonesia Milken Jonathan, tahun 2019 adalah tahap baru untuk adopsi kripto yang lebih luas dengan lebih banyaknya pendanaan dari institusi maupun investor ritel di Indonesia maupun di seluruh dunia.

“Dengan aturan yang cukup positif, tentunya akan mendorong masyarakat untuk lebih percaya terhadap investasi aset kripto. Sayangnya saat ini, terlalu banyak orang berspekulasi terhadap harga kripto daripada menyadari teknologi di baliknya, yaitu blockchain. Agar adopsi semakin cepat, blockchain perlu lebih sederhana dan lebih cepat untuk digunakan. Dengan berjalannya dengan waktu, tentunya ini akan tercapai,” kata Milken. [vins]

Terkini

Warta Korporat

Terkait