Perdagangan Kripto Berjangka Berkurang, Volume BitMEX Turun Tajam

Data terbaru dari agregator pasar kripto CryptoCompare mengungkapkan, terjadi penurunan perdagangan kripto berjangka (crypto futures) di bulan Januari 2019. Hal tersebut mengakibatkan volume perdagangan harian di bursa BitMEX turun tajam dibanding kinerja kelas aset kripto secara keseluruhan.

Perdagangan berjangka mengambil porsi 24 persen (US$54,6 miliar) dari sektor perdagangan kripto yang menurun selama Januari, di mana terjadi pengurangan volume gabungan perdagangan spot dan berjangka sekitar 16 persen, dari US$268 miliar menjadi US$223 miliar.

Angka pada bulan Desember menunjukkan, perdagangan berjangka memegang porsi 28 persen dari volume total, lebih tinggi dibanding bulan Januari, sebab pergerakan harga kripto lebih volatil di penghujung tahun 2018.

Dari semua data yang ditampilkan di laporan CryptoCompare, statistik paling mencuat adalah tajamnya penurunan perdagangan Bitcoin berjangka yang dilakukan melalui BitMEX. BitMEX adalah marketplace perdagangan kripto yang menyediakan fitur leverage agar trader bisa cuan lebih besar.

Volume total perdagangan Bitcoin berjangka di BitMEX (XBTUSD) menurun hingga 41 persen pada bulan Januari. Diduga penurunan tersebut terjadi akibat BitMEX melarang trader yang berbasis di AS menggunakan layanannya, sebab perusahaan tersebut menerima tekanan dari otoritas AS agar tidak ada trader yang melanggar hukum AS.

Tindakan penegakan hukum oleh Otoritas Jasa Keuangan AS (SEC) terhadap bursa 1Broker, serta peringatan bahwa bursa manapun yang melayani warga AS harus terdaftar, membuat BitMEX menutup akun-akun yang melanggar ketentuan dan persyaratannya. Laporan dari South China Morning Post mengungkap sekitar 15 persen pengguna BitMEX berasal dari Amerika.

Kendati harga Bitcoin yang relatif stabil akhir-akhir ini, dengan rentang US$3 ribu hingga US$4 ribu selama Januari, juga berdampak terhadap volume BitMEX, tampaknya penurunan volume di bursa tersebut terkait erat dengan usaha giat untuk memblok trader dari AS. Laporan terbaru mengungkap trader yang berbasis di Quebec, Kanada, kini juga tidak bisa menggunakan BitMEX dikarenakan aturan-aturan baru yang akan segera diberlakukan di negara tersebut.

Terlepas dari penyebabnya, penurunan volume BitMEX mengakibatkan volume perdagangan harian di bursa itu kembali berada di bawah US$1 miliar, dari US$1,13 milyar per hari pada bulan Desember menjadi US$665 juta per hari. Hal ini berarti dominasi BitMEX terhadap pangsa pasar Bitcoin berjangka juga menurun, dari 95 persen di bulan November menjadi kurang dari 90 persen.

Di sisi lain, Chicago Mercantile Exchange Futures (CME), yang berbasis di AS dan memiliki kejelasan legal, mengambil porsi lebih besar, di mana terjadi peningkatan volume perdagangan harian dari US$66,5 juta menjadi US$79,9 juta. Angka tersebut berarti CME menguasai 10 persen pangsa pasar kripto berjangka, sebuah peristiwa pertama dalam riwayat perusahaan itu.

Produk berjangka oleh Chicago Board of Exchange (CBOE), opsi berjangka lain yang diregulasi di AS, turun dari volume harian US$10,65 juta di Desember menjadi US$8,1 juta di Januari. Dari segi persentase, penurunan tersebut tidak sehebat penurunan sebesar 29,9 persen yang dialami pasar kripto berjangka secara keseluruhan. Tetapi hal itu berarti CBOE menguasai kurang dari 1 persen pangsa pasar.

Kendati menguasai porsi yang lebih besar dibanding sebelumnya, volume perdagangan berjangka CME dan CBOE masih kalah jauh dibanding BitMEX dan BitFlyer yang berbasis di Jepang. Saat ini, BitFlyer menjadi pemain paling besar di sektor kripto berjangka, dengan volume harian mencapai lebih dari US$1 miliar di bulan Januari meskipun turun dari angka US$1,4 miliar pada Desember.

Semua faktor tersebut, berkurangnya trader dari AS digabung dengan popularitas BitFlyer yang semakin meningkat di wilayah Timur dan dampak bear market yang berkepanjangan, menyebabkan volume perdagangan berjangka di BitMEX tidak sehebat sebelumnya. [cryptoglobe.com/ed]

Terkini

Warta Korporat

Terkait