Peretas Peras Produsen Mobil, Minta Tebusan Bitcoin Setara US$2,25 Juta

Perusahaan mobil listrik asal Tiongkok, Nio mengatakan pada hari Rabu (21/12/2022),  menjadi korban pemerasan oleh hacker. Pihak peretas meminta tebusan Bitcoin senilai US$2,25 juta.

“Nio sangat menyesalkan insiden ini terjadi dan melakukan segala yang mungkin untuk mendukung penggunanya,” kata William Li Bin, pendiri, CEO, dan ketua Nio, dalam pengajuan ke bursa saham Hong Kong.

Dilansir dari South China Morning Post, Nio yang berbasis di Shanghai mengeluarkan pernyataan dalam bahasa Mandarin pada Selasa malam di aplikasi komunitasnya sendiri yang menjelaskan bahwa perusahaan telah menerima email pemerasan pada 11 Desember. 

Pengirim mengklaim memiliki akses ke data internal Nio. Peretas tersebut juga menuntut bitcoin senilai US$2,25 juta sebagai imbalan karena tidak membocorkan data ini.

“Penyelidikan internal mengungkapkan bahwa sebagian dari informasi pengguna dan penjualan kendaraan Nio sebelum Agustus 2021 telah disusupi,” kata Kepala ilmuwan keamanan informasi perusahaan, Lu Long dalam pernyataan hari Selasa. 

Dia menambahkan, Nio mengutuk keras tindakan yang melanggar hukum tersebut dan tidak akan tunduk pada kejahatan dunia maya.

Pembuat mobil tersebut mengatakan telah melaporkan kejadian tersebut kepada regulator dan akan bekerja sama dengan pihak berwenang untuk menyelidikinya.

“Setelah menjadi sasaran peretas, perusahaan tidak memiliki banyak pilihan. Mereka dapat menyetujui apa pun yang diminta oleh peretas, yang dapat merugikan mereka, atau melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwenang, yang dapat kembali merusak merek mereka dan dapat merugikan beberapa pembeli potensial di masa mendatang,” kata Profesor Tamu di Departemen Teknik Universitas Sains dan Teknologi Huanghe, David Zhang.

Nio mengatakan telah menyiapkan hotline dan email untuk menanggapi pertanyaan pengguna tentang insiden peretasan data. Perusahaan juga telah memikul tanggung jawab atas kerugian yang mungkin dialami pengguna sehubungan dengan kebocoran data, kata Li dalam pengajuan bursa.

Nio merupakan produsen mobil multinasional Tiongkok yang berkantor pusat di Shanghai, yang mengkhususkan diri dalam merancang dan mengembangkan kendaraan listrik.

Beberapa perusahaan besar berada di balik Nio, termasuk Lenovo, Sequoia, dan Temasek, yang membuatnya semakin berkibar.

Industri mobil, dan pembuat mobil pintar khususnya, telah melaporkan banyak masalah keamanan data baru-baru ini. Pembuat ban Jerman, Continental, misalnya, mengungkapkan pada November bahwa mereka telah kehilangan 40 terabyte data selama serangan siber yang dilaporkan pada Agustus.

Pada bulan Februari, seorang remaja Jerman mengatakan dia telah mengidentifikasi kerentanan di TeslaMate, aplikasi pihak ketiga yang dipasang oleh beberapa pemilik Tesla di kendaraan mereka. Aplikasi ini memungkinkan peretas membuka pintu dan menyalakan lampu depan di sekitar 25 mobil Tesla.

“Perlindungan keamanan data akan menjadi kategori pengeluaran besar bagi pembuat kendaraan listrik di masa depan, karena mobil pintar sangat bergantung pada perangkat lunak dan data,” kata Zhang dari Huanghe Science and Technology University.

Aksi kriminal peretas yang meminta tebusan aset Bitcoin mengingatkan kembali pada kasus pemerasan Darkside terhadap Colonial Pipeline, karena serangan ransomware. Kejadian ini memaksa perusahaan menutup sekitar 5.500 mil pipa di AS yang melumpuhkan sistem pengiriman gas di negara bagian Tenggara. 

Darkside kabarnya menerima tebusan total US$90 juta atau Rp1,2 triliun dalam bentuk Bitcoin. Ini terjadi hanya dalam waktu sembilan bulan saja. [ab]

Terkini

Warta Korporat

Terkait