Peretas Rumah Sakit Romania Minta Tebusan Bitcoin

Berita terkait kripto kembali bergema dari sisi yang kurang sedap, di mana peretas telah berhasil menyerang rumah sakit di Romania dan meminta tebusan Bitcoin.

Peretas diketahui menyerang menggunakan metode serangan ransomware, yaitu perangkat lunak yang menghalangi akses ke sistem atau data di komputer dan meminta tebusan agar penghalang dibuka.

Kejahatan siber yang meminta tebusan dalam bentuk kripto memang sudah marak terjadi dalam beberapa tahun terakhir, dan rumah sakit sering menjadi korban dari para peretas.

Peretas Minta Tebusan dalam Bentuk Bitcoin (BTC) 

Berdasarkan laporan Bitcoin News, peretas telah menyerang rumah sakit Saint Gheorghe di Botoşani, Rumania Timur Laut, dengan mengunci akses ke data catatan medis sejak Desember 2022.

Melalui serangan ransomware, peretas telah mengambilalih server komputer rumah sakit tersebut dan mengenkripsi data catatan medisnya.

Setelah itu, peretas meninggalkan pesan dalam bahasa Inggris, meminta tebusan sebesar 3 Bitcoin (BTC), nilai sekitar Rp758 juta, agar pihak rumah sakit dapat memulihkan kembali data catatan tersebut.

Berdasarkan laporan situs berita lokal berbahasa Inggris, Romania Insider, serangan ransomware tersebut telah dipersiapkan dengan matang.

“Spesialis komputer dari Direktorat Investigasi Kejahatan Terorganisir dan Terorisme maupun pakar yang bekerja untuk perusahaan keamanan siber Bitdefender Rumania tidak dapat mendekripsi informasi tersebut [catatan medis],” ungkap laporan tersebut.

Menanggapi masalah peretasan tersebut, Direktur Pelaksana rumah sakit Dr. Cătălin Dascălescu mengatakan bahwa para penegang hukum telah melakukan penyelidikan.

“Kami berharap dapat melanjutkan aktivitas medis dengan kapasitas normal mulai Senin [depan],” ujarnya.

Karena akses data Desember terkunci, rumah sakit hingga ini tidak dapat mengajukan laporan layanan yang dilakukan di sepanjang bulan tersebut. Juga, para pekerja medis belum dapat menerima gaji mereka.

Berdasarkan hasil dari tim penyidik, peretas telah mengakses data rumah sakit dari jarak jauh melalui sistem perusahaan yang bertanggung jawab untuk memelihara peralatan komputasi.

Sekitar 2,5 tahun lalu, empat rumah sakit di Rumania juga pernah mengalami serangan ransomware.

Meski kejahatan ini bukanlah kejahatan kripto, tetapi para peretas memilih aset kripto sebagai dana tebusan atas kejahatan mereka. Ini cukup membawa image yang kurang baik karena kripto juga marak diadopsi oleh penjahat. [st]

 

Terkini

Warta Korporat

Terkait