Perusahaan Ini Diminta Bayar Pakai Bitcoin Setelah Kena Ransomware

Symbotic, perusahaan robotika asal Amerika Serikat diminta membayar tebusan pakai Bitcoin setelah terkena ransomware.

Aksi kejahatan bermodus ransomware kian marak saja. Kali ini kelompok peretas REvil mengklaim telah meretas sistem komputer Symbotic dan mengenkripsi banyak data-data penting.

REvil mengatakan telah mengumpulkan data-data itu dan mengancam akan menjualnya di dark web.

REvil meminta perusahaan mengontak mereka dan membayar sejumlah besar Bitcoin agar data-data itu bisa dipulihkan dan tak akan diumbar ke publik.

“Anda enggan menghubungi kami. Jangan Anda pikir kami tidak akan merilis data Anda. Kami sudah mulai merilisnya,” sebut REvil pada 11 Juni 2020 lalu.

Selain itu REvil mengklaim telah membuat satu situs khusus dengan hosting selama satu tahun. Mereka mengancam akan menampilkan data perusahaan robotik itu untuk kurun waktu yang sangat lama.

Data yang disebut akan dibocorkan termasuk nama pegawai, alamat, nomor KTP, nominal gaji, kontrak kerja dan lain sebagainya. REvil dikabarkan menuntut pembayaran dalam bentuk Bitcoin (BTC) dan Monero (XMR) sebagai tebusan.

Juru bica perusahaan keamanan siber, Cyble mengatakan aksi seperti ini kemungkinan terjadi di pekan pertama Juni 2020. Sebelumnya REvil pernah mengancam melelang data rahasia dari dua kantor pengacara asal AS.

Sementara itu, Brett Callow dari Emsisoft berpendapat bahwa serangan ransomware menjadi ruwet, karena kebanyakan korban justru membayar tebusan. Cukup wajar dan masuk akal, karena mereka mungkin tak punya pilihan lain, asalnya datanya bisa selamat.

“Satu-satunya cara untuk menghentikan serangan ini adalah korban jangan membayar tebusan yang diminta, sembari meningkatkan sistem keamanan sistem informasi mereka. Seringkali, serangan berhasil karena keamanan yang rendah, dan hal ini harus berubah,” jelas Callow. [cointelegraph.com/ed]

Terkini

Warta Korporat

Terkait