Kenaikan harga Bitcoin memicu gelombang aksi penggalangan dana di pasar modal. Perusahaan-perusahaan kripto berlomba-lomba mengumpulkan modal demi satu tujuan: menambah cadangan Bitcoin mereka.
Reli Bitcoin Picu Aksi Kolektif di Pasar Modal
Harga BTC kembali mencetak ATH baru pada level US$111.965. Lonjakan ini mencerminkan kenaikan lebih dari 50 persen dan langsung menarik perhatian banyak pihak. Berbagai perusahaan publik pun mulai bergerak cepat, mencari pendanaan dari pasar modal demi bisa memborong BTC.
Borong Bitcoin, 2 Perusahaan Publik Baru Ikuti Langkah Strategy!
Menurut laporan Financial Times pada 28 Mei, kondisi yang saat ini terjadi telah memicu gelombang aktivitas di pasar modal: mulai dari pencatatan saham baru, aksi merger dan akuisisi (M&A), hingga penggalangan dana dalam skala besar.
“Kondisi pasar yang menguntungkan sedang menarik aliran dari pasar modal. Para investor berusaha masuk lebih awal sebelum muncul ‘Strategy’ berikutnya,” ujar Aaron Chan dari Flow Traders kepada FT.
Antusiasme investor juga tetap tinggi, terutama terhadap eksposur ke aset kripto seperti Bitcoin. Kombinasi antara momentum harga dan minat pasar menciptakan peluang besar yang langsung dimanfaatkan oleh para pelaku industri.
Salah satu contoh paling mencolok datang dari Trump Media & Technology Group. Perusahaan ini mengumumkan rencana untuk mengumpulkan dana hingga US$2,5 miliar yang akan digunakan secara khusus untuk membeli Bitcoin pada Selasa lalu.
Langkah ini jelas meniru jejak Strategy, perusahaan yang dikenal sebagai pionir dalam mengakumulasi Bitcoin sebagai bagian inti dari neraca keuangannya, dengan mencari suntikan dana di pasar modal.
Strategy Jadi Role Model Baru
MicroStrategy, yang kini berganti nama menjadi “Strategy,” saat ini memegang sekitar 580.000 BTC dan memiliki valuasi lebih dari US$100 miliar. Dominasi ini menjadikannya panutan di industri kripto, mendorong banyak perusahaan lain untuk meniru strategi bisnisnya.
Menurut data dari Bitcointreasuries, hingga kini ada 113 perusahaan publik yang memegang Bitcoin, naik dari 89 pada April lalu. Jika digabungkan, total kepemilikan mereka hampir mencapai 800.000 BTC—senilai sekitar US$88 miliar.

Salah satu yang juga ikut ambil bagian adalah Twenty One Capital, perusahaan milik Jack Mallers yang didukung oleh SoftBank dan Tether. Mereka tengah bersiap melakukan merger yang ditargetkan akan menghasilkan kepemilikan 42.000 BTC, dengan valuasi mencapai US$14 miliar.
Sementara itu, American Bitcoin, yang sebagian dimiliki oleh anak-anak Donald Trump, mengumumkan merger dengan Gryphon Mining. Langkah tersebut langsung membuat saham Gryphon melonjak hingga 120 persen.
Nakamoto Holdings pun tak mau ketinggalan. Setelah mengumumkan merger dengan KindlyMD, saham KindlyMD tercatat naik lebih dari 540 persen. CEO Nakamoto, David Bailey, mengatakan bahwa tujuan mereka adalah membuat Bitcoin lebih mudah diakses oleh investor institusional.
Adopsi Bitcoin Makin Meluas ke Seluruh Dunia
Fenomena perusahaan publik yang mencari suntikan dana lewat pasar modal untuk memborong Bitcoin tak hanya terjadi di AS. Gelombang ini kini menyebar ke berbagai belahan dunia, dari Eropa hingga Asia.
Dari Prancis, Blockchain Group baru saja mengumumkan pembelian Bitcoin senilai US$72 juta pada Senin lalu. Dana ini diperoleh dari hasil penjualan obligasi senilai €63,3 juta—sebuah langkah agresif yang mempertegas ambisi mereka dalam memperkuat posisinya.
Sementara itu, raksasa investasi global Blackstone ikut membuat kejutan. Perusahaan yang dikenal konservatif dalam pengelolaan aset ini membeli lebih dari 23.000 saham IBIT, Bitcoin Spot ETF milik BlackRock, dengan nilai tercatat lebih dari US$1 juta.
DigiAsia Milik Eks CEO Indosat Bangun Cadangan Bitcoin Pertama di Indonesia
Dari Asia, giliran Indonesia mencuri perhatian. DigiAsia Corp, perusahaan fintech lokal yang terdaftar di Nasdaq, mencatat lonjakan saham lebih dari 91 persen hanya dalam sehari. Kenaikan ini terjadi setelah mereka mengumumkan rencana menggalang dana lewat pasar modal untuk membeli Bitcoin.
Fenomena ini menandai babak baru dalam adopsi Bitcoin oleh institusi besar. Jika dulu aset kripto dipandang sebagai instrumen spekulatif, kini posisinya mulai berubah: Bitcoin dianggap sebagai bagian dari strategi keuangan yang sah dan berpotensi jangka panjang.
Namun, di balik antusiasme ini, muncul pertanyaan penting: apakah semua perusahaan bisa mengikuti jejak sukses Strategy, atau ini hanya euforia sesaat yang akan mereda saat pasar kembali normal? [dp]