Prediksi BTC Terbaru Terkait Bitcoin Halving

Bursa kripto Coinbase meyakini bahwa peristiwa historis masa lalu tidak cukup untuk prediksi BTC terbaru terkait hasil bitcoin halving yang akan datang pada April 2024 dengan memadai.

Dilansir dari Coinspeaker, laporan baru Coinbase menyebutkan bahwa hasil sebenarnya dari episode halving berikutnya tidaklah terjamin.

Analis di Coinbase, David Duong, memahami reaksi pasar terhadap peristiwa halving sebelumnya membutuhkan analisis yang cermat terhadap berbagai faktor, termasuk likuiditas, suku bunga, dan pergerakan dolar AS.

Dengan halving Bitcoin (BTC) berikutnya yang diantisipasi pada kuartal kedua tahun 2024, spekulasi yang cukup besar muncul mengenai potensi dampaknya terhadap kinerja aset kripto terkemuka dan pasar secara umum.

“Laporan Coinbase menyoroti tantangan dalam menentukan pola perilaku pasar yang jelas selama peristiwa halving,” demikian dikutip Coinspeaker, belum lama ini.

Kompleksitas timbul dari berbagai faktor yang berkontribusi terhadap pergerakan harga, sehingga sulit untuk mengisolasi dampak yang tepat dari halving tersebut.

“Akibatnya, masih belum pasti bagaimana halving yang akan datang akan memengaruhi perilaku harga Bitcoin, terutama dengan likuiditas global yang tampak mencapai puncaknya dalam jangka dekat,” tulis media crypto.

Permintaan Ritel BTC Bakal Meningkat Jelang Halving April 2024

JPMorgan Chase, salah satu pemain utama di industri keuangan, membuat prediksi terbaru bahwa permintaan ritel untuk BTC akan terus kuat menjelang halving.

“Pendapat ini menegaskan antisipasi yang tinggi dan minat yang signifikan di sekitar peristiwa tersebut di kalangan komunitas kripto,” terang Coinspeaker.

Laporan JPMorgan pada bulan Mei menaruh perhatian pada lonjakan permintaan ritel untuk BTC yang disebabkan oleh munculnya Bitcoin Ordinals dan token BRC-20.

Laporan tersebut menekankan bahwa saat halving semakin dekat, permintaan investor ritel terhadap aset kripto tersebut diharapkan akan menguat secara signifikan.

Perusahaan tersebut adalah salah satu dari banyak lembaga layanan keuangan yang bergabung dengan dunia kripto.

Lembaga perbankan ini meluncurkan dana Bitcoin internalnya untuk klien institusional pada tahun 2021.

Seperti JPMorgan, perusahaan fintech lainnya seperti BlackRock dan Grayscale Investments juga aktif berpartisipasi dalam kripto.

Menurut laporan terbaru dari Coinspeaker, BlackRock telah mengajukan permohonan kepada Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) untuk menawarkan kepada pelanggan exchange-traded fund (ETF) bitcoin berbasis spot.

Melihat Kembali Peristiwa Halving Sebelumnya

Halving Bitcoin pertama terjadi pada tahun 2012 setelah diluncurkan secara resmi pada tahun 2009. Hadiah blok bagi para penambang dikurangi dari 50 menjadi 25 BTC pada saat itu.

Tonggak penting ini memicu peningkatan yang signifikan dalam harga Bitcoin, mendorong aset kripto ini dalam tren kenaikan yang luar biasa.

Pasar menyaksikan lonjakan minat investor, mendorong nilai BTC mencapai level baru dan mengokohkan posisinya sebagai mata uang kripto utama.

Peristiwa kedua terjadi pada tahun 2016, dengan mengurangi hadiah blok dari 25 menjadi 12,5 BTC. Demikian pula, halving ini memiliki dampak yang mendalam pada pergerakan harga Bitcoin.

Yang terbaru, pada bulan Mei 2020, komunitas kripto menyaksikan halving Bitcoin ketiga, yang lebih lanjut mengurangi hadiah blok menjadi 6,25 BTC.

Meskipun menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh pandemi global, Bitcoin menunjukkan ketahanannya dan memulai reli yang luar biasa.

Reli ini mengantarkan Bitcoin mencapai level harga yang belum pernah terjadi sebelumnya, hampir mencapai US$70.000 pada tahun 2021, menarik perhatian investor di seluruh dunia. [ab]

Terkini

Warta Korporat

Terkait