Pria Ini Memborong 5.000 BTC Bermodal Rp399 Ribu di Tahun 2009, Begini Nasibnya Sekarang

Dalam dunia kripto, cerita tentang kekayaan luar biasa yang diperoleh melalui investasi minim adalah hal yang langka namun menginspirasi, yang kali ini datang dari kripto Bitcoin (BTC).

Salah satu cerita menakjubkan seperti itu adalah milik Kristoffer Koch, investor ritel biasa asal Norwegia yang pada tahun 2009 memutuskan untuk menginvestasikan jumlah yang sangat kecil, sekitar US$26, setara Rp 399 ribu, ke dalam Bitcoin (BTC).

Pada saat itu, sedikit yang dia bayangkan bahwa pilihan yang tampak sepele ini akan mengubah seluruh hidupnya, akhirnya menghasilkan kekayaan yang substansial.

Pria Ini Memborong 5.000 BTC di Tahun 2009

Berdasarkan laporan Zycrypto, saat bekerja pada tesis masternya di usia 25 tahun, Kristoffer Koch secara tak sengaja menemukan konsep Bitcoin, mata uang digital terdesentralisasi dengan potensi untuk mengganggu keuangan tradisional.

Awalnya, dia skeptis tentang masa depan Bitcoin meskipun telah membaca whitepaper Satoshi Nakamoto tahun 2008. Namun, dia memutuskan untuk berinvestasi sejumlah kecil, mengakuisisi 5.000 Bitcoin.

Namun, seperti banyak orang, Koch lupa tentang investasinya karena fokus pada karir dan tujuan hidup lainnya.

Baru empat tahun kemudian, pada tahun 2013, Koch secara tidak sengaja menemukan laporan berita tentang lonjakan nilai Bitcoin yang mengesankan dan memutuskan untuk memeriksa dompet digitalnya yang telah lama ditinggalkan.

Dengan keheranan, dia menemukan bahwa investasinya sebesar US$26 telah berkembang menjadi kekayaan yang substansial sekitar US$886.000, setara Rp 13,61 milyar.

Jika itu dipegang sampai harga Bitcoin mencapai US$26.274 per koin, maka kepemilikan Koch akan bernilai fantastis, sekitar US$131.370.000.

“Dalam skenario yang paling fantastis, saya tidak bisa membayangkan bahwa nilainya akan naik ke ketinggian seperti ini,” ujar Koch dalam wawancara dengan NKR.

Dengan hasil tersebut, Koch memutuskan untuk menukarkan sebagian kecil dari kekayaannya untuk sebuah apartemen mewah yang terletak di lingkungan mewah Oslo, Norwegia, lebih memilih untuk HODL (menyimpan) sisanya.

“Setiap pagi, saya pergi ke bank online dan melihat bahwa saldo (BTC) terus bertambah,” tambah insinyur muda itu.

Meskipun narasi Koch menyoroti potensi HODL terhadap aset digital, ini bukanlah kasus yang terisolasi.

Orang lain seperti dia awalnya meremehkan dampak mendalam teknologi blockchain dan peluang luar biasa yang dihasilkannya dengan entah menjual terlalu awal atau tidak membeli BTC ketika harganya sangat rendah.

Penting untuk dicatat, hanya beberapa bulan setelah Koch membeli Bitcoin-nya, pada 22 Mei 2010, Laszlo Hanyecz menggunakan 10.000 Bitcoin untuk membeli dua pizza Papa John, mengingat bahwa pizza-pizza tersebut seharga itu.

Perjalanan Kristoffer Koch dari investasi awal sebesar US$26 menjadi kekayaan bernilai jutaan dolar AS adalah bukti potensi luar biasa dari kripto, khususnya Bitcoin.

Kisahnya menjadi pengingat akan ketidakdugaan dan volatilitas dari pasar kripto, di mana bahkan investasi kecil dapat menghasilkan kekayaan yang tak terbayangkan. Namun jangan lupa, itu tetap hadir dengan risiko yang sebanding. [st]

 

Terkini

Warta Korporat

Terkait