Profesor Harvey: Bitcoin Bukanlah Aset Safe Haven

Profesor Campbell Harvey, sang penemu Yield Curve Signal mengatakan bahwa Bitcoin sejauh ini bukanlah aset safe haven, bukan pula aset untuk lindung nilai (hedge).

“Mungkin kita sudah berada di situasi resesi ekonomi… Dan aset kripto bukanlah aset safe haven, bukan pula hedge asset,” katanya.

Itu ditegaskan Harvey setelah melihat pasar saham global rontok akibat wabah virus Corona yang kian meluas. Pada saat yang bersamaan, pasar aset kripto juga runtuh.

Dalam situasi “parah” seperti itu, trader dan investor di pasar saham cenderung menekan risiko dengan cara menjual sahamnya. Hal serupa terjadi di Bitcoin. Kata Harvey, investor saat ini cenderung mengalihkan sebagian dananya ke 10-Year Government Bond Yields.

Kata Harvey, ketika Bitcoin dianggap sebagai pasar yang lebih berisiko daripada saham, karena spekulatif dan sangat sulit diukur, maka investor dan trader cenderung menjual Bitcoin-nya.

Sebagai akademisi berpengaruh di dunia, pernyataan Harvey itu jelas-jelas mematahkan narasi utama selama ini, bahwa pasar Bitcoin berbanding terbalik dengan pasar saham.

Dan Harvey memang tak salah. Bahwa memang ada masa-masa Bitcoin naik tinggi dan pasar saham dan uang turun keras. Tetapi, karena usia Bitcoin dan aset kripto masihlah pendek, maka sulit dijadikan patokan, bahwa korelasi negatif itu akan terus berlangsung.

Dan ketika virus Corona “mencium” banyak negara, jelas ini adalah ancaman besar. Kata Harvey, Corona tampak jelas memperlambat laju ekonomi global, karena pabrik-pabrik di Tiongkok dan Korea Selatan berhenti beroperasi. Buruh pun dirumahkan.

Dan karena wabah tak pasti berhenti dan mungkin berlangsung lama, maka dampak ke arah resesi mungkin semakin jelas. [red]

Terkini

Warta Korporat

Terkait