Ethereum tengah menghadapi fase krusial dalam perjalanannya di dunia kripto. Belakangan ini, kinerja ETH tidak hanya tertinggal dari Bitcoin, tetapi juga mulai dikalahkan oleh pesaing-pesaing baru seperti Solana, Aptos dan SUI.
Di tengah tekanan ini, muncul sebuah proposal radikal dari Vitalik Buterin yang bertujuan mengubah mesin inti Ethereum. Namun, pertanyaannya, apakah ini cukup untuk membalikkan keadaan?
Gagasan Besar dari Vitalik Buterin
Dalam forum Ethereum Magicians, Vitalik Buterin mengusulkan untuk mengganti Ethereum Virtual Machine (EVM) dengan arsitektur baru bernama RSIV. Secara sederhana, EVM saat ini berfungsi sebagai “mesin penggerak” bagi kontrak pintar di jaringan Ethereum.
Dengan RSIV, kontrak pintar bisa ditulis tidak hanya menggunakan Solidity, tetapi juga Rust, bahasa yang lebih populer di kalangan pengembang.
Keunggulan lainnya, RSIV tetap menjaga kompatibilitas dengan kontrak lama, memungkinkan interoperabilitas antara model lama dan baru.
“Perubahan ini mungkin satu-satunya cara untuk meningkatkan kesederhanaan di lapisan eksekusi,” ujar investor kripto Lark Davis dalam video terbarunya, mengutip pernyataan Buterin di forum tersebut.
Pergeseran Besar yang Terlambat?
Di sisi lain, banyak yang mempertanyakan timing dari perubahan ini. Ethereum memang terkenal dengan proses evolusinya yang panjang, seperti transisi dari Proof-of-Work ke Proof-of-Stake. Namun, pesaing seperti Solana dan Aptos sudah menawarkan kinerja lebih gesit di level layer-1 tanpa membutuhkan layer-2 tambahan.
Lebih lanjut lagi, ide RSIV ini diprediksi butuh bertahun-tahun untuk diimplementasikan. Sementara itu, kompetitor terus berlari.
Data menunjukkan bahwa dalam rentang April 2024 hingga April 2025, Bitcoin melonjak hampir 50 persen, sedangkan Ethereum justru turun 50 persen. Rasio ETH/BTC pun jatuh ke salah satu titik terendah sepanjang sejarah.
Dominasi Solana yang Semakin Nyata
Memperparah situasi, Solana kini tampil sebagai bintang baru. Tidak hanya menawarkan biaya transaksi yang murah, tetapi juga mendominasi volume transaksi dengan 4,9 miliar transaksi dalam tiga bulan terakhir, dibandingkan Ethereum yang hanya mencatatkan 1,1 miliar.
Weekly network revenue Solana bahkan sempat melampaui US$21 miliar, mengambil hampir 48 persen pangsa pasar.
Selain itu, arus dana juga menunjukkan tren migrasi. Menurut data on-chain, sekitar US$1,1 miliar telah berpindah dari Ethereum ke Solana dalam beberapa bulan terakhir.
Galaxy Digital, salah satu pemain besar di industri, bahkan dilaporkan menukar 65.600 Ethereum untuk lebih dari 752.000 Solana, nilai swap yang setara dengan sekitar US$100 juta.
Ethereum di Persimpangan Jalan
Meski dominasi Total Value Locked (TVL) Ethereum masih kuat dengan hampir US$50 miliar dibandingkan Solana yang berada di angka US$7,7 miliar, tanda-tanda pergeseran sudah semakin jelas. Bahkan, laporan dari Standard Chartered baru-baru ini menyebutkan bahwa Ethereum sedang berada dalam “kemunduran struktural.”
Namun demikian, bukan berarti Ethereum sudah habis. Ia tetap menjadi aset kripto terbesar kedua di dunia. Tapi dengan perkembangan cepat para kompetitor, Ethereum dituntut untuk bergerak lebih agresif.
Seperti yang dikatakan di akhir video oleh Lark Davis, di mana Ethereum perlu memiliki kepemimpinan yang lebih berani, bergerak cepat dan penuh semangat. Jika tidak, bisa saja ketika RSIV akhirnya siap, ekosistem lain sudah jauh meninggalkannya. [st]