Proyeksi harga Bitcoin kembali menjadi sorotan setelah grafik hasil simulasi Monte Carlo mingguan yang diolah pada hari ini, Rabu, 23 April 2025, hari di mana BTC menembus US$94.508. Mampukah kripto wahid itu mendobrak kembali zona psikologis US$100 ribu?
Simulasi yang Redaksi Blockchainmedia.id gunakan ini menampilkan serangkaian kemungkinan lajur harga Bitcoin terhadap USDT, dengan acuan harga pembukaan mingguan pada Senin, 21 April 2025, yakni sebesar US$85.157. Model Monte Carlo yang digunakan dalam proyeksi ini mengandalkan prinsip statistik dan distribusi acak berdasarkan volatilitas historis untuk memperkirakan bagaimana harga dapat berkembang dalam rentang waktu tertentu.

“Simulasi Monte Carlo ini memungkinkan pengguna untuk memproyeksikan harga aset atau performa strategi trading di masa depan menggunakan data historis atau input kustom, dengan dua metode statistik—distribusi normal dan bootstrapping. Fitur-fiturnya mencakup visualisasi grafis seperti garis dan histogram, penyesuaian parameter seperti jumlah simulasi dan panjang prediksi, serta opsi untuk menampilkan skenario terbaik/terburuk dan scatterplot hingga 1000 hasil potensial,” tertera dalam keterangan model itu.
Struktur Simulasi
Grafik hasil simulasi terdiri dari dua bagian utama (lihat gambar di bawah). Bagian kiri menunjukkan beragam jalur harga yang mungkin terjadi dari minggu ke minggu, dimulai dari titik awal pada 21 April 2025 dan berlangsung hingga Senin, 28 Juli 2025. Sedangkan bagian kanan adalah grafik histogram hasil akhir simulasi.
Jalur-jalur ini digambarkan sebagai garis warna-warni yang menyebar ke berbagai arah, mewakili berbagai kemungkinan arah pergerakan harga Bitcoin. Rentang waktu 15 minggu ini cukup untuk menggambarkan fluktuasi jangka menengah dan membantu membentuk proyeksi harga Bitcoin dalam konteks musiman maupun sentimen pasar yang berkembang.

Penting untuk dicermati bahwa penyebaran jalur tersebut menunjukkan tingkat ketidakpastian yang tinggi. Beberapa jalur simulasi mengarah pada koreksi yang cukup dalam, dengan harga Bitcoin jatuh hingga mendekati US$40.000. Di sisi lain, sejumlah lintasan optimististis menggambarkan potensi lonjakan harga hingga melampaui US$120.000. Secara statistik, ini menggambarkan spektrum risiko dan peluang sebagai bagian dari proyeksi harga Bitcoin yang tidak bersifat deterministik.
Proyeksi Harga Bitcoin US$104 Ribu pada Juli 2025
Sekarang kita perhatikan lagi grafik histogram hasil akhir simulasi. Ini adalah visualisasi dari distribusi harga Bitcoin yang paling mungkin terjadi di akhir periode simulasi. Setiap batang mewakili frekuensi dari harga akhir yang tercapai oleh berbagai jalur, dengan rentang harga yang semakin tinggi dari kiri ke kanan. Yang menjadi sorotan utama dalam histogram ini adalah area berwarna abu-abu (terdiri dari 5 bar histogram ungu terang), yang mencakup probabilitas kumulatif sebesar 71,20 persen.
Dengan kata lain, proyeksi harga Bitcoin dalam rentang probabilitas tertinggi ini diperkirakan akan berakhir antara US$63.630 hingga US$104.692 (rentang kisaran) pada akhir Juli 2025. Ini mencerminkan sebaran dari mayoritas skenario yang diproyeksikan oleh model ini.
Artinya secara teknis, dalam lebih dari 70 persen simulasi yang dijalankan, harga Bitcoin cenderung menetap dalam kisaran harga tersebut. Ini adalah jangkauan harga yang dapat dijadikan acuan realistis, meskipun tidak absolut.
Namun, penting untuk dicatat bahwa masih ada sekitar 28,8 persen skenario lain yang berada di luar rentang ini. Skenario-skenario tersebut dapat meliputi kondisi ekstrem, baik berupa penurunan tajam yang menembus titik support psikologis, maupun kenaikan dramatis akibat dorongan sentimen positif seperti akumulasi institusional atau lonjakan minat terhadap ETF berbasis Bitcoin. Oleh karena itu, proyeksi harga Bitcoin lewat pendekatan statistik seperti ini harus diperlakukan sebagai alat bantu analisis, bukan sebagai panduan pasti.
Dengan semakin kompleksnya dinamika pasar kripto, penggunaan model simulasi seperti Monte Carlo menawarkan perspektif tambahan yang objektif. Ringkasnya, hasil simulasi ini bukan penentu pasti masa depan, melainkan menyajikan beragam kemungkinan berdasarkan data masa lalu secara matematis. Di tengah sentimen yang sering berubah cepat, pendekatan ini membantu pelaku pasar menjaga keseimbangan antara ekspektasi dan kehati-hatian.

Bagi investor jangka menengah hingga panjang, proyeksi harga Bitcoin dari simulasi ini dapat menjadi bahan evaluasi, terutama dalam mengukur risiko dari keputusan investasi yang diambil selama periode volatil seperti kuartal kedua dan ketiga tahun 2025. Kombinasi antara analisis teknikal, sentimen pasar, dan hasil model statistik seperti ini, menjadi strategi yang lebih adaptif dibanding hanya mengandalkan intuisi atau narasi spekulatif.
Jadi, meskipun proyeksi harga Bitcoin melalui simulasi Monte Carlo tidak menjamin hasil, ia tetap berperan penting dalam membangun kerangka berpikir yang sistematis dalam menghadapi pasar yang penuh ketidakpastian. [ps]