Seminar Daring Besok: Potensi Bitcoin dan Blockchain di Tahun 2021

Besok, 27 Januari 2021, Anda bisa menghadiri seminar keren secara daring melalui Youtube. Seminar yang digelar oleh Nodes Community itu akan membahas soal potensi Bitcoin dan Blockchain di Tahun 2021. Peserta berkesempatan merebut hadiah menarik.

Sejak pertengahan tahun 2020, harga Bitcoin terus melonjak akibat permintaan dan dukungan besar dari perusahaan-perusahaan berpengaruh. Setelah melampaui harga tertinggi Desember 2017 pada tahun lalu, tahun 2021 memuncak di lebih dari US$41 ribu per BTC.

Mike McGlone dari Bloomberg Intelligence meramalkan harga Bitcoin bisa mencapai lebih dari US$50.000 pada tahun 2021.

Kelak, kata Mike dalam kajiannya belum lama ini, kapitalisasi pasar Bitcoin mampu bersaing lebih ketat lagi dengan emas di masa depan.

“Capaian fantastis itu adalah bukti kuat penggunaan blockchain sebagai teknologi asas dari aset kripto itu sebagai sistem uang elektronik peer-to-peer. Selain blockchain Bitcoin, sejumlah teknologi blockchain lain turut jadi pusat perhatian. Sebut saja Ether (ETH), Chainlink (LINK) untuk menyebut sebagian kecil, tetapi amat berdampak pada sektor decentralized finance (DeFi),” kata Vinsensius Sitepu, Pemimpin Redaksi Blockchainmedia.id yang akan hadir sebagai salah seorang narasumber dalam seminar daring itu.

Selain Vinsensius, narasumber lain yang turut hadir adalah Duwi Sudarto Putra CEO Digitalexchange.id, Hendry Mualim Content Creator dan Rhein Mahatma Pendiri Digitalis.id.

Seminar akan diselenggarakan secara daring di Zoom dan dipancarluaskan melalui Youtube mulai pukul 14:00 WIB sampai 16:00 WIB. 100-200 partisipan lintas profesi akan hadir dalam seminar itu.

Masa Depan Blockchain
Menurut Vinsensius, masa depan teknologi blockchain secara umum sudah diramalkan akan disambut lebih baik sejak tahun 2014 silam.

World Economic Forum (WEF) mencatat bahwa teknologi blockchain memainkan peran penting dalam peningkatan program Sustainable Development Goals (SDG).

SDG sendiri digelar pada tahun 2012 silam, ketika masih sedikit orang memahami teknologi blockchain yang dimulai dari Bitcoin itu.

“WEF sendiri menatap dekat teknologi blockchain, karena tak sekadar sebagai pelengkap, melainkan pengganti. Saking pentingnya blockchain, WEF menuangkan dalam kajian mereka yang berjudul ‘Building Value with Blockchain Technology: How to Evaluate Blockchain’s Benefits’ (Juli 2019). Bahkan WEF punya laman khusus di situsnya, yakni Blockchain Tool Kit, sebagai referensi super lengkap bagi sektor bisnis yang ingin menerapkan blockchain,” ujar Vinsensius.

Menurut WEF, blockchain memainkan peran penting untuk masa depan dunia, yakni membangun rantai pasokan (supply chain) barang yang tangguh dan transparan, membentuk lembaga publik yang lebih kuat dan akuntabel serta memacu sumber daya dan konsumsi yang bisa lebih dipertanggungjawabkan.

Berkat keunggulan blockchain itu pula, teknologi baru itu disebut-sebut kian mendapatkan konteks yang utuh, setidaknya untuk “mengguncang” dua matra utama, yakni sektor sistem pembayaran dan identitas digital.

Untuk sistem pembayaran misalnya, sejak awal, blockchain jauh lebih unggul daripada sistem pembayaran tradisional saat ini. Sejak tahun 2014 blockchain unggul dari segi kecepatan dan biaya untuk mengirimkan “dolar” kemanapun lintas benua dan tersedia 24 jam penuh tanpa henti. Itu semua berjalan tanpa bank dan memang lebih baik daripada bank.

Tidaklah heran, UNICEF lebih memilih blockchain sebagai saran mengirimkan dana donasi kepada sejumlah startup company. UNICEF menyebut program itu sebagai UNICEF CryptoFund yang digelar sejak Juni 2019.

Karena itu pula sifat disruptif memang layak dilekatkan pada blockchain, karena praktis melampaui kemampuan teknologi keuangan tradisional.

“Blockchain juga adalah jawaban untuk ekonomi masa depan yang harus jauh lebih efisien daripada sebelumnya. Pandemi yang merontokkan sendi ekonomi global, justru memberikan kita konteks yang tegas, bahwa digitalisasi keuangan harus lebih mantap dengan menggunakan blockchain. Namun blockchain saat ini masih menghadapi tantangan soal volume transaksi yang setidaknya haru mendekati sistem tradisional, yakni lebih dari 100.000 transaksi per detik. Masalah lainnya adalah soal interoperabilitas, bahwa lintas blockchain yang berbeda harus bisa kompatibel satu sama lain, termasuk selaras dengan sistem teknologi perusahaan saat ini,” tegasnya.

Blockchain Vexanium untuk Media Siber
Vinsensius juga menyoroti peran penting blockchain untuk sektor media siber (online media). Seperti yang sudah diterapkan blockchainmedia.id sejak bulan lalu, blockchain Vexanium melalui plugin WordStamp besutan Trusti.id membuktikan bahwa unsur kepercayaan bisa dicapai dengan menerapkan blockchain.

Plugin itu memungkinkan pembaca memverifikasi keutuhan setiap artikel. Stempel waktu (time stamp) setiap artikel diberikan identitas (hashed) dan direkam kekal (permanently) di blockchain Vexanium.

Menurut Vinsensius, perubahan konten artikel di media siber, termasuk judul, relatif jarang terjadi. Hanya saja, dalam hal tertentu penting dilakukan, karena ada kesalahan penulisan, informasi kurang akurat, termasuk penambahan informasi baru. Karena itu pula, pembaca berhak tahu atas setiap perubahannya.

Blockchainmedia.id Pakai WordStamp Buatan Trusti, Bertenaga Blockchain Vexanium

“Dengan penerapan WordStamp itu, kami dengan bangga memproklamirkan bahwa Blockchainmedia.id adalah media siber pertama di Indonesia dan mungkin di dunia yang secara serius menerapkan teknologi blockchain untuk urusan verifikasi konten. Saya berharap langkah seperti ini bisa diadopsi oleh media siber arus utama di Indonesia, khususnya yang tergabung di Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), guna meningkatkan kepercayaan pembaca,” pungkas Vinsensius. [/]

PENDAFTARAN SEMINAR DARING

Terkini

Warta Korporat

Terkait