Raja Obligasi AS: Bitcoin Berpotensi Anjlok di Bawah US$23 Ribu

Walaupun tidak “membenci” Bitcoin (BTC), Jeff Gundlach “Raja Obligasi” asal Amerika Serikat (AS), mengatakan harga Bitcoin masih berpotensi anjlok di bawah US$23 ribu.

Gundlach menilai grafik Bitcoin sangat menakutkan saat ini. Harga Bitcoin telah anjlok dari US$60 ribu ke sekitar US$31.500 dan tampak pola head-and-shoulders yang menandakan harga Bitcoin sudah mencapai puncak. Saat ini, harga Bitcoin berada di bilangan US$30.707 menurut data Coingecko, per Kamis (15/7/2021).

Harga Bitcoin US$23 Ribuan

“Saya tidak terlalu percaya dengan pola head-and-shoulders, tetapi kali ini tampak meyakinkan. Bersikap netral saat harga Bitcoin mencapai US$23 ribu jelas di waktu lalu adalah langkah yang terlalu awal, tetapi saya merasa Anda bisa membeli Bitcoin di bawah harga US$23 ribu lagi,” kata CEO Doubleline itu kepada CNBC.

Gundlach adalah CEO Doubleline Capital yang mengelola aset senilai US$135 milyar per 31 Maret 2021.

Ia dikenal sebagai “Raja Obligasi” setelah muncul pada sampul majalah Barron pada tahun 2011 sebagai “Raja Obligasi Baru.”

Jeffrey Gundlach, CEO Doubleline Capital.

Selain itu, Gundlach menuai banyak prestasi. Majalah Institutional Investor memberikan Gundlach gelar “Pengelola Reksadana Tahun 2013”.

Bloomberg Markets menyebut Gundlach sebagai salah satu dari 50 tokoh paling berpengaruh di tahun 2012, 2015 dan 2016. Menurut Forbes, Gundlach memiliki kekayaan senilai US$2,2 milyar.

Gerak Aset Lain

Ia juga tak lupa menilai gerak aset investasi lain yang masih menggoda, yakni emas dan dolar AS.

“Menariknya, emas negatif tahun ini dan komoditas ini menunjukkan tren yang kuat. Sebagai kelompok aset, komoditas naik lebih tinggi dibanding saham. Sedangkan emas menghadapi kesulitan dan dolar yang semakin stabil akhir-akhir ini tidak bagus bagi emas,” jelas Gundlach.

Selain itu, milyarder pengelola reksadana tersebut menambahkan dolar semakin kuat selama beberapa pekan terakhir dan tren itu akan berlanjut.

Dalam waktu dekat, Gundlach berpendapat dolar terlihat kuat, tetapi untuk jangka panjang dolar akan runtuh.

Sang Raja Obligasi meyakini kejatuhan besar di dolar akan datang dalam waktu dekat dikarenakan besarnya defisit dagang AS.

Pada bulan November silam, Gundlach melihat Bitcoin dan emas sebagai perlindungan baik melawan inflasi. Ia juga memrediksi dalam 18 bulan, pasar saham akan jatuh cukup keras.

“Ketika keruntuhan besar berikutnya terjadi, saya pikir AS akan menjadi pasar modal dengan performa paling buruk. Hal itu sangat berkaitan erat dengan dolar AS yang melemah,” pungkas Gundlach.

Bitcoin melonjak dalam 24 jam terakhir, per 21 Juli 2021, dari di bawah US$30 ribu menjadi lebih dari US$31.400. Dalam time-frame mingguan dan bulanan, Bitcoin memang masih berpotensi merosot.

Kemarin harga Bitcoin sempat anjlok lagi di bawah US$30 ribu. Namun, hari ini, Rabu (21/7/2021), lonjakan cukup fantastis. Daya beli terhadap kripto itu menguat di US$31.300. [news.bitcoin.com/ed]

Terkini

Warta Korporat

Terkait