Aset kripto Bitcoin dan ransomware seolah-olah kian senyawa, setidaknya karena ransomware Bitcoin meningkat selama tahun 2019.
Selama kuartal pertama tahun ini saja, serangan ransomware Bitcoin meningkat hingga 118 persen, sebut perusahaan anvirus, McAfee beberapa waktu lalu. pada bulan ini saja sudah ada 30 serangan. Kebanyakan ransomware menyerang sejumlah data milik pemerintah, termasuk perguruan tinggi, sekolah dan rumah sakit.
Ada sejumlah penyebab, antara lain: ketergantungan pada teknologi digital, kinerja ransomware yang meningkat dan transaksi hasil tebusan sulit dilacak.
“Menurut Coveware pembayaran tebusan rata-rata meningkat sebesar 184 persen pada paruh pertama tahun 2019. Sebagian besar karena jumlah serangan meningkat dengan jenis ransomware baru, seperti RYUK terhadap beberapa perusahaan besar. Tebusan rata-rata yang diminta, mencapai US$4.300 (Rp60 juta),” tulis Decrypt.
Saking putus asanya, beberapa korban, kata Coveware malah menimbun aset kripto (seperti Bitcoin dan Ether) untuk mengantisipasi serangan lain di masa depan.
Penyedia anti-virus seperti Emsisoft tak selalu menemukan cara untuk menghambat serangan ransomware. Kalau pun ada, mereka biasanya membagikan cara menangkalnya secara gratis.
Emsisoft mengakui hanya mampu menyembuhkan data yang terinfeksi ketika memang didapati sejumlah kelemahan di kode sumber ransomware itu sendiri. Atau setidaknya, dengan menyerang kembali server penyerangnya. [Decrypt/vins]