Robert Kiyosaki Pilih Bitcoin daripada Real Estate

Investor kawakan Robert Kiyosaki saat ini lebih memilih Bitcoin (BTC) sebagai moda investasi, meninggalkan apa yang telah lama menjadi aset favoritnya, real estate.

Sekadar informasi, Kiyosaki, yang juga seorang penulis dari buku edukasi keuangan terlaris, Rich Dad Poor Dad, adalah orang yang berhasil meraup kekayaan dari bisnis real estate atau properti.

Namun, di masa kekhawatiran resesi saat ini, ia justru meninggalkan properti, beralih ke Bitcoin untuk investasi utamanya.

Robert Kiyosaki Pilih Bitcoin (BTC) 

Berdasarkan laporan U Today, Robert Kiyosaki kini mulai menjauh dari properti, mulai pilih Bitcoin, serta aset logam seperti emas dan perak.

“Saya tidak lagi merekomendasikan real estate, saya merekomendasikan Bitcoin,” ujar Kiyosaki.

Alasan di balik mengapa ia kini beralih ke BTC, emas dan perak adalah mengacu pada buku yang ia tulis dan rilis di tahu 2020, yang berjudul “Capitalist Manifesto: Money for Nothing – Silver, Gold and Bitcoin”.

Menurut buku tersebut, Marxis akan mengambil alih AS dalam pemilihan 2020. Kaum Marxis akan menaikkan pajak properti, memberlakukan kontrol sewa.

Dan karena nilai properti menjadi turun gegara kenaikan suku bunga, maka dirinya telah mulai merekomendasikan Bitcoin, emas dan perak sebagai pilihan investasi.

Buku tersebut dengan rinci menjelaskan bahwa sejak tahun 2020, berinvestasi pada aset properti akan menjadi lebih sulit. Itu karena pemerintah yang baru akan berfokus pada kenaikan pajak properti.

Menurut Robert Kiyosaki, kenaikan suku bunga akan menghantam nilai pasar real estate, sehingga ia lebih pilih Bitcoin untuk menghadapi masa sulit.

“Bitcoin sekarang menjadi lebih penting dari sebelumnya karena ekonomi AS jatuh, pasar saham bergerak ke arah yang sama, bersama dengan [dana] pensiun dan lonjakan [jumlah] pengangguran [di AS],” tambah Kiyosaki.

Namun, ia menggarisbawahi bahwa, BTC tidak akan melindungi pendapatan pemegangnya saat ini, tetapi dapat melindungi nilai kekayaan mereka.

Harga BTC Terhantam Lagi

Tetapi, upaya kenaikan yang sempat dibentuk oleh harga Bitcoin di hari Kamis (13/10/2022), kembali dihantam aksi jual hebat di hari Jumat (14/10/2022), merusak harapan investor untuk pemulihan.

Data inflasi AS telah kembali menyusutkan selera risiko pasar, menghantam pasar saham dan pasar kripto lagi.

Konflik geo-politik dan potensi naiknya suku bunga AS menjadikan dolar AS sebagai safe haven utama, sehingga kripto tampak harus menunggu lagi untuk mengakhiri crypto winter. Mari kita saksikan. [st]

 

 

 

Terkini

Warta Korporat

Terkait