Seandainya Warren Buffett Membeli Bitcoin

Menyoal Warren Buffett, saham dan Bitcoin ada narasi besar seperti ini: Seandainya Buffett mau investasi uangnya membeli Bitcoin, dapat dipastikan kekayaannya lebih terlindungi, daripada dia berinvestasi di saham dan emas. Pasalnya sebagian besar nilai saham yang dipegangnya jatuh keras akibat krisis ekonomi yang didera pandemi COVID-19.

Di satu sisi narasi itu sangat menarik, karena pada kenyataannya Bitcoin memang memberikan imbal hasil lebih besar daripada saham, instrumen investasi andalan Buffett sejak ia muda. Namun di sisi lain, itu dikembalikan pada rumusan besar Buffett sendiri, yakni berinvestasilah pada hal yang benar-benar Anda pahami.

Pendekatan itu mengantarkan kita pada fakta, bahwa pemilik perusahaan investasi Berkshire Hathaway itu mengatakan, dia mengalami kesulitan menemukan investasi yang menarik di kala krisis ekonomi akibat COVID-19. Maka, penegasan atas narasi besar itu: mungkin dia harus menuruti nasihat dari investor Bitcoin, setidaknya, seperti Dan Morehead dari Pantera Capital.

 

Emas
(Gold Continuous Contract)

5 days -2,21%
1 month 0,49%
3 months 8,42%
year to date 11,04%
1 year 31,27%
Sumber: Marketwatch.com, diakses 7 Mei 2020

 

Indeks saham S&P 500, per 7 Mei 2020

5 days -2,11%
1 month 4,63%
3 months -13,71%
year to date -10,94%
1 year -0,07%
Sumber: Marketwatch.com, Diakses 7 Mei 2020

 

Bitcoin (BTC)

5 days 4,60%
1 month 28,70%
3 months -3,00%
year to date 34,09%
1 year 69,60%
Sumber: Nomics.com, Diakses 7 Mei 2020

 

Saham Berkshire Hathaway Inc. Class A

5 days -7,82%
1 month -8,58%
3 months -23,38%
year to date -22,70%
1 year -16,60%
Sumber: Marketwatch.com, diakses 7 Mei 2020

 

Pertumbuhan dan Prediksi Bitcoin
Mari kita simak bagaimana pertumbuhan saham di Amerika Serikat yang menjadi acuan bagi sistem keuangan global. Kita ambil contoh adalah indeks saham S&P 500. Selama tahun 2020 nilainya merosot 13,14 persen.

Sedangkan Bitcoin mampu tumbuh baik sebesar 19,07 persen, berdasarkan data yang dihimpun oleh Nomics, dari US$7.200 per BTC menjadi US$9.053 per BTC.

Bagaimana dengan emas? Di pasar internasional, ia hanya mampu tumbuh 12,74 persen, dari US$1.500 menjadi US$1.700 per troy ons. Perhatikan, kendati Bitcoin unggul, nisbahnya (ratio) relatif kecil, tetapi ini tetap penting disoroti. Sedangkan saham Berkshire Hathaway, turun 21 persen selama tahun 2020 ini.

Selama April 2020 saja, Bitcoin mampu mengalahkan pertumbuhan emas dan saham. Indeks saham S&P 500 naik dari 2444,10 menjadi 2908,28 point, sekitar 18,99 persen (464 point). Sedangkan Bitcoin naik dari US$6.546 menjadi US$8.651, tumbuh sekitar 32 persen (US$2.104).

Bullish terhadap Bitcoin bahkan ditegaskan oleh Dan Morehead dari Pantera Capital belum lama ini. Dia memprediksi Raja Aset Kripto itu mampu naik US$115.000 per BTC pada tahun 2021. Peningkatan itu sekitar 13 kali lipat dari harga saat ini.

Buffett Benci Bitcoin
Buffett, orang tertajir di dunia ini memang tak suka Bitcoin. Saking bencinya [mungkin karena tak paham], dia pernah bilang, bahwa berinvestasi Bitcoin adalah pilihan terburuk.

Bahkan dia bilang Bitcoin adalah racun tikus. Segala sumpah serapah pernah dihujamkan kepada Bitcoin. Hingga detik ini pun dia masih bersikukuh dengan pernyataannya itu.

Yang cukup paham sikap Buffett mengatakan, bahwa tentu saja dia tak menyarankan Bitcoin dan membela saham, karena portofolio perusahaannya memang di sektor itu.

Pada Februari 2020 (jauh sebelum COVID-19 berstatus pandemi) misalnya, dia sekali menegaskan dia tidak punya Bitcoin, walaupun dia telah menerima hadiah 1 BTC dari Justin Sun, Pendiri Tron Foundation yang membidani teknologi blockchain Tron dan aset kripto TRX.

Buffett memang orang paling mujur di saham, karena itulah dia tetap kaya. Dan memang ia membuktikan itu di sepanjang hidupnya. Kekayaan Buffett ditaksir Forbes mencapai US$72 miliar pada tahun ini, atau sekitar Rp1.116 triliun.

Tapi soal Bitcoin yang sekarang sedang naik dan harga saham-saham koleksinya berjatuhan, dia masih bergeming dan mungkin menyimpan kesedihan yang tidak tercermin. Seharusnya Buffet mulai belajar cara trading Bitcoin untuk diversifikasi kekayaannya.

“Cerita sedih” itu kian tersorot ketika akhir April 2020 lalu, Buffett mengumumkan melepas sebagian besar sahamnya di sejumlah perusahaan penerbangan. Memutuskan menjual saham itu tentu saja keputusan yang sangat terpaksa, daripada harus menanggung rugi jikalau ditahan.

Kepemilikan saham Buffett yang dibeli lewat Berkshire sebelumnya di sektor ini mencapai US$4 miliar atau setara Rp62 triliun (asumsi kurs Rp 15.500 per dolar) pada Desember 2019 lalu, termasuk saham di empat maskapai penerbangan yakni United, American, Southwest dan Delta Airlines.

Di saat itu, Desember 2019, harga Bitcoin berkisar US$6.600 dan Mei 2020 melaju di kisaran US$9.000. Ia tumbuh sebesar 73 persen.  Di saat yang sama pula, harga saham Berkshire Hathaway berkisar US$333.640 per lembar. Per 6 Mei 2020, harganya jauh di bawah US$262.730 per lembar. Kandas sekitar 126 persen!

Berdasarkan narasi besar di awal tulisan ini, Anda bisa perkirakan sendiri, Buffett bisa mengamankan kekayaannya, jikalau menambahkan Bitcoin sebagai bagian dari portofolio-nya.

Cerita sedih saham perusahaan penerbangan, Buffett menegaskan bahwa dia mengagumi bisnis maskapai penerbangan dan tim manajemen mereka, tetapi munculnya COVID-19 membuat tingkat probabilitas maskapai lebih rendah dan ini mengharuskan adanya perubahan cepat dalam keputusan investasi.

“Dunia sudah berubah bagi bisnis maskapai penerbangan. Dan saya tidak tahu bagaimana itu terjadi. Saya berharap itu [bisnis maskapai bisa] bisa segera pulih dengan cara yang cukup cepat. Saya pikir ada industri tertentu, dan sayangnya, industri penerbangan, antara lainnya, benar-benar sangat terpukul oleh peristiwa yang jauh di luar kendali kami,” tambahnya, seperti yang dilansir dari CNBC Indonesia, 4 Mei 2020.

Pada Desember 2019, Berkshire memiliki 42,5 juta (10 persen) saham American, 58,9 juta (9,2 persen) saham Delta, 51,3 juta (10,1 persen) saham Southwest dan 21,9 juta (7,6 persen) saham United. Harga saham empat maskapai ambles masing-masing 62,9 persen, 58,7 persen, 45,8 persen dan 69,7 persen tahun ini.

Perusahaan investasi milik Warren Buffett, Berkshire Hathaway, membukukan rekor kerugian bersih hampir US$50 miliar akibat pandemi COVID-19 yang menghantam pasar saham AS. Nilai kerugian itu hampir setara dengan Rp775 triliun, asumsi kurs Rp15.500.

Sekali lagi, berdasarkan narasi besar di awal tulisan ini, Anda bisa perkirakan sendiri, Buffett bisa mengamankan kekayaannya, jikalau menambahkan Bitcoin sebagai bagian dari portofolio-nya (dan memungkinkan dalam bilangan investasi yang amat besar).

Kerugian bersih Berkshire Hathaway pada kuartal I-2020 mencapai US$49,75 miliar (Rp771 triliun), atau US$30.653 per saham (Rp 475 juta) Kelas A. Ini mencerminkan US$54,52 miliar dari kerugian investasi, terutama investasi saham biasa. Dibanding setahun sebelumnya, laba bersih Berkshire yang tercatat di New York Stock Exchange (NYSE) atau Wall Street, mencapai US$21,66 miliar.

Meskipun demikian, kendati merugi, Berkshire masih kuat dengan jumlah kas yang maha besar, karena selama ini hampir 4 tahun terakhir tak digunakan untuk akuisisi. Kas Berkshire hingga saat ini mencapai US$137,3 miliar uang tunai atau setara Rp2.128 triliun.

Andaikata Buffett membeli Bitcoin pada 12-13 Maret 2020, ketika itu harga Bitcoin ambrol besar hingga ke level US$4 ribu, maka kekayaan dia langsung terlindungi lebih dari 130 persen. Pasalnya, ketika Raja Aset Kripto jatuh keras, tetapi mampu rebound cepat dengan kenaikan yang amat fantastis.

Pada akhir 29 April 2020 misalnya Bitcoin mampu bersarang di level US$8 ribu lalu US$9 ribu pada keesokan harinya. Dalam rentang itu, 12 Maret-29 April, maka Warren membukukan posisi profit lebih dari US$5.000 per BTC (Rp75 juta). Terserah Buffett mau membeli Bitcoin berapapun jumlahnya, dengan sebagian duit kas yang maha besar itu.

Sekali lagi, rumusan dasar antara Buffett, saham dan Bitcoin, dikembalikan lagi pada prinsip dasar investasi kakek buyut kita itu, yakni: berinvestasilah pada hal yang benar-benar Anda pahami. Dan satu lagi berinvestasi dalam jangka panjang. Strategi yang terakhir ini bisa kita pinjam untuk Bitcoin.  [*]

Terkini

Warta Korporat

Terkait