Pada Rabu (23/10), CEO Facebook Mark Zuckerberg memberikan kesaksian tentang Libra di hadapan Sidang Kongres AS. Dalam sidang tersebut, Zuckerberg menyatakan pandangan perusahaannya tentang Libra menjadi semakin jelas sekaligus mengungkapkan kemungkinan Facebook hengkang dari Libra Association.
Sikap Zuckerberg yang lebih “manut” bertolak belakang dengan CEO Calibra David Marcus yang bersikeras Libra akan berjalan terus pada sidang beberapa bulan lalu. Zuckerberg memberikan janji Facebook akan mengundurkan diri dari Libra jika proyek itu tidak mendapat persetujuan dari regulator AS.
Selain itu, Libra disebut akan di-branding ulang bukan sebagai uang digital, tetapi sebagai sistem pembayaran dan juga blockchain Libra selama ini tidak desentralistik seperti aset kripto lainnya.
“Kami tidak akan meluncurkan Libra di AS atau dimanapun di dunia jika kami tidak mendapat persetujuan dari Financial Stability Oversight Council (Dewan Pengawasan Kestabilan Finansial atau FSOC),” tegas pendiri Facebook tersebut.
Libra Association telah kehilangan 25 persen mitra awalnya, dan stablecoin Libra terus digempur oleh regulator dari seluruh dunia. Sejak diumumkan pada Juni silam, terjadi perdebatan panas soal dampak Libra terhadap kebijakan moneter pemerintah serta apa dampak dari perusahaan teknologi besar menerbitkan uangnya sendiri.
Sejumlah anggota Kongres mengkritik bahwa Zuckerberg abai terhadap diversitas (keberagaman individu) di Dewan Libra. Kritik lain mengungkit Facebook memiliki rekam jejak buruk soal kerahasiaan data pribadi. Di tengah kritik yang menghantam, bila Facebook benar akan minggat, maka hal itu menjadi pukulan telak bagi Libra dan dapat mengancam keberlangsungannya.
Dalam persidangannya, Zuckerberg juga mengakui organisasi Libra merupakan lembaga yang sentralistik. Ia menjelaskan, “Sebagai perusahaan besar, kami tidak akan melakukan apapun yang desentralistik.”
Hal tersebut tidak mengejutkan bagi pegiat kripto berpengalaman. Sudah banyak pakar kripto yang menyoroti Libra memiliki struktur sentralistik dan menempatkan perusahaan multinasional serta nirlaba di posisi-posisi teratas, termasuk siapa yang boleh menjual Libra nantinya.
Kendati demikian, CEO Facebook tersebut segera mengoreksi ucapannya dan berkata desentralisasi adalah cita-cita dan tujuan Libra, tetapi bukan merupakan sesuatu yang pasti. Semua rencana dan penerapan Libra dapat berubah sesuai kondisi dan regulasi, tambah Zuckerberg.
Menanggapi soal deviden yang diterima anggota Libra Association atas investasi senilai US$10 juta yang diberikan setiap anggota, Zuckerberg berkata rencana itu sudah ditinggalkan. Sebab, hasil deviden dapat membuat Libra menjadi sekuritas dan diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan AS (SEC).
Libra tampaknya berubah dari mata uang digital desentralistik seperti Bitcoin menjadi sistem pembayaran sentralistik seperti PayPal. Perbedaan ini penting sebab artinya blockchain Libra mungkin diluncurkan tanpa ada stablecoin Libra. Rencana lain adalah Libra diluncurkan bersama dengan mata uang digital nasional masing-masing negara, sehingga lebih bersahabat.
“Kami memang belum benar-benar memikirkan bagaimana Libra akan bekerja,” pungkas Zuckerberg. [decrypt.co/ed]