Ketegangan geopolitik kembali mengguncang pasar kripto. Serangan udara Israel ke Iran beberapa waktu lalu memicu koreksi tajam pada harga Bitcoin. Dalam waktu singkat, harga BTC sempat terjun bebas ke kisaran US$103.000, sebelum akhirnya pulih ke US$105.000.
Pergerakan harga Bitcoin yang begitu cepat dan ekstrem membuat banyak trader dan investor bertanya-tanya: apakah ini sekadar retracement sementara, atau justru awal dari koreksi yang lebih dalam?
Korelasi Binance Open Interest Jadi Sinyal Kunci
Salah satu indikator yang menarik perhatian datang dari Binance. Joao Wedson, analis on-chain sekaligus CEO Alphractal, mengungkapkan dalam analisanya pada Sabtu (14/06) bahwa korelasi antara Open Interest (OI) di Binance dan harga Bitcoin saat ini mengirimkan sinyal yang patut diwaspadai.
Menurut Wedson, korelasi tersebut kini mendekati level yang sangat kritis dan bisa menjadi pertanda bahwa pasar kripto dan Bitcoin tengah bersiap untuk memasuki fase volatilitas tinggi.
“Ketika korelasi turun secara signifikan (≤ 0,1), hal ini sering kali menandakan adanya perilaku yang berlawanan antara harga dan Open Interest (OI). Secara historis, kondisi ini sering kali menjadi pendahulu lonjakan volatilitas besar pada harga Bitcoin,” jelasnya.

Rendahnya korelasi ini menunjukkan bahwa banyak trader sedang membuka posisi dengan leverage yang berlawanan dengan arah tren harga BTC. Ketika harga bergerak tajam melawan posisi mereka, risiko likuidasi massal meningkat.
Wedson juga menekankan pentingnya mencermati pergerakan korelasi ini secara saksama, mengingat potensi pergerakan besar yang bisa saja terjadi dalam waktu dekat.
“Waspadai turunnya korelasi OI di Binance—itu adalah peringatan akan potensi likuidasi dan pergerakan harga besar yang mungkin terjadi!” tambahnya.
Dominasi Bitcoin Menguat, Altcoin Mulai Ditinggalkan
Selain sinyal teknikal dari Binance, data on-chain juga menunjukkan adanya perubahan strategi dari para investor, khususnya whale. Tren Bitcoin terbaru memperlihatkan bahwa aliran modal mulai berbalik arah menuju Bitcoin, sementara minat terhadap altcoin perlahan menurun.
Pergeseran ini memperkuat narasi bahwa investor kini lebih memilih aset kripto yang lebih aman dan likuid. Dalam situasi global yang penuh ketidakpastian, Bitcoin kembali dianggap sebagai pilihan utama untuk perlindungan nilai jangka pendek maupun panjang.
Kondisi ini semakin diperkuat dengan kombinasi antara meningkatnya dominasi Bitcoin dan menurunnya korelasi Open Interest (OI) di Binance. Kedua indikator ini menjadi sinyal yang mengisyaratkan potensi pergerakan harga yang besar.
Dengan tekanan geopolitik, pasar kripto kini berada dalam fase yang sangat rentan terhadap lonjakan volatilitas. Bagi para trader, ini adalah saat krusial untuk lebih waspada, memantau indikator secara ketat, dan mengelola risiko secara disiplin. [dp]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.