Soal Sayembara dApp Vexanium, Ini Kata CEO-nya, Danny Baskara

Vexanium menggelar sayembara pembuatan Decentralized App (dApp) di atas jaringan blockchain Vexanium. Berlangsung 13 November-31 Desember 2019, total hadiah yang direbut mencapai 2.000.000 VEX (Rp89.714.428, @Rp44,86) per 19 November 2019. Berikut wawancara Blockchainmedia.id dengan Danny Baskara, Pendiri dan CEO Vexanium, Selasa (19/11/2019) melalui Telegram.

Mengapa menggunakan pendekatan sayembara untuk mempopularkan blockchain Vexanium?
Saat ini kami masih fokus untuk memperbanyak use case blockchain Vexanium melalui dApp. Kami lebih suka menyebut program itu sebagai bentuk insentif bagi para programmer dan pengembang aplikasi desentralistik (dApp/Decentralized App). Tujuannya serupa, agar semakin banyak masyarakat Indonesia dan warga di negara lainnya mengenal keunggulan blockchain Vexanium, salah satunya adalah biaya transaksi yang gratis.

Tidak ada kategori dApp pada program itu. Mengapa?
Untuk tahap pertama ini memang tak ada batasan khusus, karena kami juga tak ingin membatasi kreativitas para pengembang dApp menggunakan blockchain Vexanium yang bersifat public dan terbuka. Siapa saja bisa bergabung.

Menurut Vexanium sendiri, jenis dApp saja yang memungkinkan volume perdagangan VEX semakin meningkat?
Saat ini mungkin seputar gaming seperti yang marak di sejumlah blockchain lain. Atau bisa juga dApp yang terkait dengan aspek resources di Vexanium, misalnya jual-beli atau sewa RAM, CPU dan NET.

Blockchain Vexanium menggunakan salah satu teknologi blockchain paling canggih saat ini. Dengan algoritma Delegated Proof-of-Stakes (dPoS), blockchain Vexanium memberikan kemampuan skalabilitas, kinerja yang lebih baik, biaya transaksi gratis, dan sangat memungkinkan mengembangkan dApp.

Faktor dApp dan DeFi
Berdasarkan penelusuran redaksi, decentralized App (dApp) adalah faktor lain dari derajat popularitas sebuah blockchain. Semakin besar jumlah dApp dan sangat aktif menggunakan blockchain tertentu, maka semakin tinggi nilai teknologi blockchainnya dan berpotensi meningkatkan harga unit aset kriptonya di pasar, termasuk kapitalisasi pasarnya.

Saat ini blockchain popular yang digunakan dalam pembuatan dApp adalah Ethereum, EOS dan Tron. Ketiganya banyak digunakan dalam dApp berjenis game dan judi online. Silahkan lihat di situs web Dappradar.com.

Selain dApp, tentu saja yang dikebut adalah penerapan pada sektor DeFi (Decentralized Finance), sebuah konsep layanan keuangan berbasis teknologi blockchain dan merupakan varian baru dari dApp itu sendiri. DeFi memungkinkan transaksi keuangan berlangsung murni secara peer-to-peer, dicatatkan langsung di dalam blockchain, lebih transparan dan terbuka. Anda bisa membayangkan ini kelak terjadi pada bisnis peer-to-per money lending yang kian marak saat ini.

Pemainnya pun banyak bermunculan dengan sejumlah ketegori: Pinjaman (Maker, Compound, Dharma); Pasar Derivatif dan Prediksi (Synthetix, Augur); perdagangan desentralistik (Uniswap, DutchX, Bancor); Financing Channel (xDai); Manajemen Aset (Set Protocol, WBTC, Melon). Proyek DeFi lainnya bisa dirujuk ke sini.

Per 18 Juli 2019, nilai total DeFi telah tumbuh dari US$181 juta. Kini nilainya melampaui US$500 juta. Sekitar 2 persen dari pasokan total Ether (ETH) berada di beragam produk DeFi. Maker misalnya sempat tumbuh lebih dari 91 persen, lalu dikejar oleh Compound (12 persen), Synthetix (3,7 persen), Uniswap (3,5 persen), Nuo Network (3,4 persen), Dharma (2,5%) dan InstaDApp (2,2%) Jika DeFi terus tumbuh pada kecepatan yang sama seperti pada 2019, maka total nilai akan melampaui US$1,5 miliar pada akhir tahun 2020. [vins]

Terkini

Warta Korporat

Terkait