Survei Bloomberg: Investor Bersikap Bearish, Harga Bitcoin Bisa ke US$10 Ribu

Sejumlah investor retail dan korporat dalam survei Bloomberg masih bersikap bearish, mereka memproyeksikan harga Bitcoin bisa jatuh lagi hingga ke US$10 ribu.

Survei rutin oleh Bloomberg itu, MLIV Pulse, terungkap bahwa 60 persen dari 950 investor sebagai responden, harga Bitcoin masih bisa terpotong separuh lagi dari kisaran US$20 ribu ketika survei itu digelar, yakni US$10 ribu per BTC. Sedangkan responden lain, memandang bahwa harga kripto itu sudah mencapai support level yang kuat untuk meroket kembali.

Prediksi miring itu memang tak mewakili pandangan luas investor kripto lainnya, namun nilai pasar kripto sudah menunjukkan bagaimana sentimen bearish sangatlah nyata.

Pun lagi struktur pasar kripto saat ini selayaknya industri cukup baik, karena mampu menarik modal investasi dari pasar tradisional. Itu pula yang membuat kripto ikut menyusut selaras pasar modal, ketika kondisi makro ekonomi bergejolak akibat kenaikan suku bunga acuan. Alhasil lebih dari US$2 triliun sudah uang menguap dari pasar kripto.

harga bitcoin
Harga Bitcoin selama sepekan terakhir, masih menunjukkan tren turun daripada sebaliknya. Terkini, pada 23 Juli 2022 pagi, BTC masuk kembali di bawah US$20 ribu. Sumber: Coinmarketcap.

nilai pasar kripto

Berdasarkan survei yang digelar pada awal Juli 2022  itu pula, investor retail lebih bersikap bearish daripada investor korporat. Sementara investor korporat tetap memandang aset kripto adalah tetap menarik, tetapi investor retail menilai kripto adalah aset sampah.

harga bitcoin

Sementara sekitar 28 persen dari keseluruhan responden menyatakan keyakinan yang kuat bahwa kripto adalah masa depan keuangan, 20 persen mengatakan mereka tidak berharga. Sebagian besar responden setidaknya sedikit skeptis terhadap kripto.

Menanggapi hasil survei itu, Jared Madfes dari Tribe Capital, berpendapat, sangat mudah untuk merasa was-was saat ini, tidak hanya di kripto, tetapi secara umum di dunia.

“Pandangan koreksi lebih lanjut untuk Bitcoin mencerminkan ketakutan yang melekat pada masyarakat di pasar,” tegasnya, dilansir dari Bloomberg, Senin (11/7/2022).

Sementara itu dari sumber berbeda, sejumlah pengamat berpendapat senada. Dalam wawancara dengan CNBC, Senin (11/07/2022), Meltem Demirors dari CoinShares berpendapat pasar kripto akan berada di kondisi lemah untuk waktu yang tidak singkat, karena pasar modal secara keseluruhan dapat mengalami permasalahan lanjut, sebab kurangnya katalis bullish yang dapat menopang harga dan hadirnya faktor negatif dalam skala besar.

Berdasarkan laporan Market Watch, korelasi antara pasar kripto dan saham adalah apa yang paling disorot dalam penurunan harga aset, hingga detik ini. Sejak beberapa bulan terakhir, pasar kripto telah mengikuti tindak tanduk pasar saham, terutama dari sektor teknologi. Itu telah merosot bersamaan.

“Tren turun di pasar kripto berlanjut, karena meningkatnya kekhawatiran akan resesi yang akan datang. Volume pencarian Google terkait resesi telah meroket dalam beberapa minggu terakhir,” ujar Marcus Sotiriou, analis di GlobalBlock.

Marcus pun melihat bahwa, investor masih merasa khawatir akan perlambatan ekonomi, serta langkah agresif bank sentral AS, The Fed, dalam pengetatan kebijakan moneter guna melawan inflasi. [ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait