SWIPE Gelar IEO di Tokenomy dan Tokocrypto

SWIPE akan menggelar Initial Exchange Offering (IEO) di Tokenomy.com (5-18 Agustus 2019) dan tahap pra-IEO di Tokocrypto.com (15-26 Juli 2019). SWIPE adalah perusahaan blockchain di Singapura yang bertujuan memberikan pengguna lebih banyak kendali dan privasi atas data mereka.

Berdasarkan keterangan Anton Dewantoro Business Development Manager SWIPE, token SWIPE akan ditawarkan dengan harga 0,0048 USDT per unit, dengan soft cap sebesar 100 juta SWIPE dan hard cap sebesar 375 juta SWIPE. Token tersebut dapat dibeli menggunakan Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Tokenomy (TEN) ataupun USD Tether (USDT).

“Tokenomy tidak menerapkan batas pembelian minimal dalam IEO ini. IEO SWIPE di Tokenomy yang akan digelar mulai 5-18 Agustus 2019, bursa kripto di Singapura itu menawarkan bonus sebesar 10 persen bagi pengguna yang membeli SWIPE menggunakan TEN,” jelas Anton.

Anton menjelaskan, Tokenomy diketahui telah lama bermitra dengan Indodax, salah satu bursa kripto terbesar di Asia Tenggara, sehingga memiliki akses terhadap lebih dari 1,7 juta pengguna kripto, termasuk Indonesia. Jumlah pengguna yang besar itu tentu menjadi daya tarik besar bagi SWIPE, sehingga memilih Tokenomy sebagai mitra IEO.

Selain Tokenomy, SWIPE juga bermitra dengan Tokocrypto, bursa kripto Indonesia. Disebutkan, SWIPE akan menjadi proyek pertama yang melakukan IEO pada fitur launchpad di bursa tersebut.

Tokocrypto akan menggelar pra-IEO selama 2 pekan, dari 15 hingga 26 Juli 2019. Bursa itu akan menawarkan bonus tambahan bagi peserta yang berpartisipasi dalam pra-IEO tersebut.

SWIPE terpilih sebagai IEO pertama pada di Tokocrypto setelah melalui proses panjang. Pihak Tokocrypto menjelaskan melalui artikel di Medium, “Proses uji kelayakan terhadap SWIPE dilakukan secara menyeluruh dan Tokocrypto percaya bahwa SWIPE dapat memberikan nilai lebih kepada penggunanya.”

Tidak hanya IEO, SWIPE juga akan mengajukan proposal untuk bergabung dengan ekosistem Binance Chain dan listing di Binance DEX (bursa desentralistik). Hal ini berarti SWIPE akan menggunakan sistem dual token, yaitu tersedia sebagai ERC-20 di blockchain Ethereum dan sebagai BEP-2 di blockchain Binance Chain.

“SWIPE dibangun karena konsumen saat ini kerap berbagi data pribadi melalui aplikasi seluler, tetapi kurang menyadari ada pihak lain yang mengambil untung atas data tersebut. Di sisi lain, pembeli data berhadapan dengan masalah sumber data yang tidak transparan dan tidak dapat diaudit. Demi memecahkan masalah tersebut, SWIPE membangun infrastruktur blockchain bagi pengelolaan privasi dan monetisasi data, di mana data pengguna hanya dapat “dijual” atas seizin si empunya data,” kata Anton.

Lantas apa peran lain token SWIPE di jaringan SWIPE? Anton menambahkan, jaringan SWIPE akan merilis aplikasi wallet khusus, sehingga pengguna dapat mengelola, mengirim, menerima dan menambah token SWIPE mereka dengan cara staking. Dengan cara ini pengguna bisa mendapatan reward (imbalan) secara periodik.

SWIPE sebenarnya sudah memiliki sejumlah program yang sudah berjalan, di antaranya adalah aplikasi lock screen rewards yang dibuat atas kerjasama dengan Alternative Media Group (AMG), perusahaan periklanan digital di Indonesia. Aplikasi tersebut memiliki lebih dari 420 ribu pengguna dan sudah diulas lebih dari 5 ribu kali dengan peringkat 4,4 dari 5.

Selain dengan AMG, tim SWIPE telah menjalin beragam kemitraan di Indonesia dan menyiapkan produk-produk iklan digital. Produk-produk tersebut direncanakan menjadi pengguna awal SWIPE Network 1.0 yang akan diluncurkan pada kuartal kedua 2019.

“Tim SWIPE juga akan mengundang beragam pengembang aplikasi termasuk aplikasi komunitas, game, konten dan berita serta e-commerce untuk menjadi mitra di platform SWIPE,” tegas Anton.

Model IEO semakin digemari
Berdasarkan catatan redaksi Blockchainmedia, cara penggalangan modal (crowdfunding) menggunakan IEO di sektor blockchain semakin digemari dan menjadi tren tersendiri setidaknya sejak awal tahun 2019. IEO praktis meninggalkan cara lama, yakni ICO (Initial Coin Offering) yang marak dilakukan pada tahun 2017.

Jikalau ICO diselenggarakan langsung antara pengelola proyek kripto dengan calon investor, maka IEO memanfaatkan pihak ketiga yakni bursa kripto untuk lebih menegaskan trust dan rasa tanggung jawab. [rel]

Terkini

Warta Korporat

Terkait