Apalah nak dikata, akibat tren tambang Bitcoin, PLN Malaysia mengalami kerugian. Penambangan Bitcoin di Malaysia masuk peringkat ke-5 dunia, karena biaya listrik yang murah.
Perusahaan listrik Malaysia, Tenaga Nasional Berhad (TNB) menemukan kasus pencurian arus listrik melonjak drastis untuk menambang Bitcoin.
Pencurian Terus Melonjak
Akibatnya PLN-nya negeri jiran tersebut mengalami kerugiaan jutaan ringgit.
Menurut pejabat tingi TNB Wan Nazmy Wan Mahmood, dilansir dari SinarHarian, tindak pencurian daya listrik ini meningkat lebih dari 300 persen dalam kurun tahun 2018-2020.
Sekitar 610 kasus pencurian pada 2018, lalu melonjak jadi 1.043 kasus di tahun 2019.
Kemudian 2.465 kasus pada tahun lalu. Pada November 2020 saja, TNB dan aparat kepolisian telah meringkus 144 tersangka pencuri arus listrik untuk tujuan menambang Bitcoin.
“Mereka mencuri arus untuk mendapatkan keuntungan besar tanpa membayar biaya daya listrik,” ucap Wan Nazmy.
Menurutnya, TNB merasa repot untuk memasok daya listrik yang stabil ke seluruh pengguna jasa perusahaannya.
“Di Malaysia, TNB mulai mendapati kegiatan mencuri daya listrik untuk aktivitas penambangan Bitcoin sejak 2018. Kasus pencurian listrik ini pun meningkat setiap tahun seiring lonjakan haraga mata uang kripto tersebut,” imbuh Nazmy.
Wan Nazmy mengatakan, dalang pencurian arus listrik umumnya dilakukan secara berkelompok, bukannya perorangan, karena penambangan Bitcoin butuh modal besar.
“Mereka tentu harus menyiapkan modal besar untuk membeli perangkat teknologi yang mahal, pendingin ruangan, ruangan besar dan pegawai untuk memantau operasi penambangan,” ujarnya.
Tambang Bitcoin Malaysia Peringkat ke-5 Dunia
Malaysia memang menduduki peringkat ke-5 dunia untuk urusan penambangan Bitcoin.
Berdasarkan catatan Cambridge, porsi hash rate dari Negeri Melayu itu mencapai 4,33 persen.
Listrik di Malaysia Murah
Tiongkok masih merajai dengan porsi mencapai 65 persen. Konsentrasi penambangan di negara pimpinan Xi Jinping itu berada di Provinsi Xinjiang (35,76 persen).
Biaya listrik di Malaysia memang termurah se Asia Tenggara. Melansir Kompas.com, biaya listrik di sana hanya Rp848 per kWh.
Sedangkan di Tiongkok rata-rata biayanya setara Rp600 per kWh. Sebagai catatan, alat tambang Bitcoin paling murah dan cukup menguntungkan mencetak Bitcoin perlu daya sekitar 1500 Watt per jam. [ab]