Telegram Resmi Hadir di Kazakhstan, Bagaimana Dampaknya pada Token di TON?

Berdasarkan pengumuman resmi dari pemerintah Kazakhstan, Telegram secara resmi akan membuka kantor perwakilan di negara ini.

Langkah ini menjadi bagian penting dari upaya Telegram untuk meningkatkan kepatuhan terhadap regulasi dan memastikan kontrol lebih baik terhadap konten ilegal di negara tersebut.

Seiring dengan meningkatnya kebutuhan keamanan digital dan regulasi yang lebih ketat di Kazakhstan, langkah ini dipandang sebagai perkembangan yang signifikan, terutama bagi ekosistem kripto, khususnya token-token di jaringan TON.

Kontrol Konten yang Lebih Ketat di Kazakhstan

Keputusan Telegram untuk membangun kantor di Kazakhstan datang setelah pemerintah setempat memperketat aturan bagi platform digital.

Berdasarkan undang-undang baru, setiap platform internet seperti Telegram, WhatsApp dan TikTok, diwajibkan memiliki perwakilan lokal di negara tersebut.

“Kami secara aktif bekerja sama dengan Telegram untuk segera menghapus konten ilegal dan memblokir saluran terlarang. Sesuai dengan undang-undang kami, platform internet seperti Telegram, WhatsApp, dan TikTok kini diharuskan memiliki perwakilan di Kazakhstan,” ungkap Menteri Kazakhstan Zhaslan Madiyev.

Perwakilan ini diharapkan dapat memfasilitasi kerja sama yang lebih baik antara pemerintah dan platform untuk menghapus konten-konten ilegal serta memblokir kanal-kanal yang dianggap melanggar hukum.

“12,5 juta dari 20 juta warga Kazakh menggunakan Telegram setiap bulan, meningkat 25 persen dari tahun lalu. Kami bangga dapat menjadi platform komunikasi utama bagi masyarakat Kazakh dan berharap dapat terus menjadi alat yang mempercepat transformasi ekonomi dan digital yang pesat,” ujar CEO Telegram, Pavel Durov, di kanal pribadinya.

Dampak Terhadap Ekosistem Kripto dan Jaringan TON

Seiring dengan pembukaan kantor di Kazakhstan, Telegram juga menghadapi pengawasan lebih ketat terkait operasinya, terutama menyangkut ruang kripto.

Sebagai platform yang dikenal ramah terhadap kripto, Telegram telah menjadi pusat aktivitas bagi komunitas kripto global, termasuk jaringan TON (Telegram Open Network).

Langkah Telegram untuk menyesuaikan diri dengan regulasi lokal dapat berdampak signifikan terhadap penggunaan TON dan token-token terkait di jaringan tersebut.

Dalam konteks ini, investor kripto di jaringan TON perlu memantau perkembangan ini secara saksama. Penegakan regulasi yang lebih ketat di Kazakhstan bisa berujung pada pembatasan konten atau kanal yang berhubungan dengan aktivitas kripto ilegal.

Namun, di sisi lain, peningkatan kepatuhan juga dapat memberikan rasa aman lebih bagi investor, mengingat Telegram semakin berkomitmen untuk memerangi aktivitas ilegal di platformnya.

Kerja Sama Global Melawan Aktivitas Ilegal

Kazakhstan sendiri telah berkolaborasi dengan perusahaan teknologi global seperti Meta dan Apple untuk menangani masalah penipuan dan akun palsu.

Dalam upaya ini, Meta melaporkan telah memblokir lebih dari 1,2 milyar akun palsu secara global, sebagian besar dengan bantuan kecerdasan buatan (AI).

Bagi pengguna Telegram di Kazakhstan, ini menandakan bahwa mereka akan semakin dilindungi dari potensi bahaya di ruang digital, seperti penipuan yang sering terjadi di ruang kripto.

Upaya kolaboratif ini juga mencerminkan langkah Kazakhstan untuk memastikan keamanan digital bagi warga negaranya. Pemerintah telah menjalin kemitraan internasional untuk meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas ilegal di dunia maya, termasuk aktivitas yang terkait dengan kripto.

Tantangan Telegram di Tengah Pengawasan Global

Keputusan Telegram untuk membuka kantor di Kazakhstan juga tidak lepas dari tantangan global yang dihadapi Pendirinya, Pavel Durov. Di tengah penyelidikan yang dilakukan otoritas Prancis terhadap aktivitas ilegal di platform tersebut, Telegram telah memperketat kebijakan untuk menangani konten bermasalah.

Durov bahkan menyatakan bahwa Telegram telah berbagi alamat IP dan nomor telepon pengguna yang melanggar aturan, jika diminta oleh pihak berwenang.

Selain itu, Telegram juga melakukan pembaruan pada mesin pencari internalnya untuk menghapus konten ilegal dari hasil pencarian dan menggunakan AI untuk mengidentifikasi konten yang bermasalah.

Ini menunjukkan bahwa perusahaan semakin serius dalam menjaga platform-nya tetap aman dari aktivitas yang melanggar hukum, yang berpotensi menguntungkan ruang kripto dalam jangka panjang. [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait