The Fed Tahan Suku Bunga, Saham Menguat, Bitcoin Menuju 100 Ribu?

Keputusan The Fed tahan suku bunga acuan pada pertemuan FOMC Rabu malam waktu AS langsung mendorong penguatan signifikan di pasar kripto dan saham. Harga Bitcoin melesat hingga menyentuh level US$99.000, mendekati level psikologis US$100.000.

Federal Reserve mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran 4,25 persen hingga 4,50 persen, di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi akibat kebijakan tarif impor baru dari Presiden Donald Trump. Ketua The Fed Jerome Powell menyatakan bahwa ekonomi AS masih solid, tetapi tekanan inflasi dan potensi peningkatan pengangguran membuat bank sentral memilih sikap hati-hati.

“The Fed tahan suku bunga dan tidak memberi sinyal hawkish. Ini yang memicu respons positif langsung dari investor,” kata Fahmi Almuttaqin, analis Reku kepada Blockchainmedia.id, Kamis (8/5/2025).

Menurut Fahmi, sinyal stabilitas kebijakan moneter menjadi faktor utama yang mengangkat kepercayaan investor di tengah ketidakpastian global. Ia menambahkan bahwa sentimen makin menguat setelah Presiden Trump mengisyaratkan akan mengumumkan kesepakatan dagang besar dengan negara yang ia sebut sangat dihormatinya. Spekulasi menyebut negara itu adalah Inggris.

“Harga Bitcoin yang pada 6 Mei 2025 masih di sekitar US$93.000, kini sudah menyentuh US$99.000. Ini mencerminkan kekuatan sentimen pasar, dan tidak menutup kemungkinan akan menembus resistance US$100.000 jika kabar pelonggaran tarif berlanjut,” ujarnya.

Sebelumnya, pada 30 April 2025, Fahmi menyebutkan, ketahanan Bitcoin di tengah tekanan makroekonomi dan geopolitik memperkuat pandangan bahwa Bitcoin semakin dipandang sebagai aset lindung nilai yang solid, serupa dengan emas.

“Jika tren ini terus berlanjut, Bitcoin berpotensi menarik arus modal lebih besar dari investor yang mencari perlindungan dari ketidakpastian global,” jelas Fahmi kala itu.

Ketika itu Bitcoin ternyata tetap kuat setelah reli, bertahan di level US$94.000 meskipun ada sentimen negatif dari data ekonomi AS yang memburuk dan ketegangan antara India dan Pakistan. Indeks Manufaktur Dallas Fed turun tajam ke -35,8, level terburuk sejak pandemi COVID-19, dipicu oleh kebijakan tarif Presiden Trump terhadap China, yang memperburuk prospek ekonomi AS. Sementara itu, ketegangan geopolitik antara India dan Pakistan diangggap semakin memperburuk sentimen risiko global.

Harga BTC melonjak tinggi usai The Fed umumkan tahan suku bunga.
Harga BTC melonjak tinggi usai The Fed umumkan tahan suku bunga. Sumber: Coinmarketcap.

Sementara itu, dalam penelusuran Blockchainmedia.id, proyeksi harga Bitcoin pada 5 Mei 2025 lalu yang diungkapkan oleh Lingrid Crypto Signals menyatakan bahwa harga BTC terus masuk dalam tren naik dan telah mengonfirmasi kekuatan setelah memantul dari klaster dukungan utama di sekitar US$72.000. Menurutnya, terobosan ke pola segitiga memicu reli terbaru, dan harga saat ini berada di jalur menuju zona sasaran US$104.000 hingga US$108.000.

Pasar Saham Setali Tiga Uang

Sementara itu, pasar saham AS juga menunjukkan penguatan. Indeks Dow Jones naik 0,7 persen dan Nasdaq menguat 0,4 persen. Sentimen didorong oleh pandangan The Fed bahwa risiko ekonomi memang meningkat, tetapi belum terjadi secara riil.

Fahmi menjelaskan bahwa pembicaraan dagang AS-Tiongkok yang akan dimulai kembali di Swiss menjadi elemen pendukung lain bagi optimisme pasar. Di samping itu, laporan yang menyebut Trump tengah mempertimbangkan pelonggaran pembatasan ekspor AI chip juga ikut mengangkat saham teknologi.

“Langkah-langkah itu bisa meredakan tekanan perdagangan global dan memberi ruang bagi saham-saham teknologi untuk pulih,” tambah Fahmi.

Beberapa emiten mencatat pergerakan signifikan. Saham Disney naik setelah merilis laporan keuangan positif serta rencana ekspansi taman hiburan di Abu Dhabi. Saham BMW tetap stabil meskipun dibayangi tekanan tarif. Di sisi lain, saham Alphabet turun tajam 7,5 persen akibat penurunan kinerja unit pencarian.

Fahmi menilai bahwa kondisi ini merupakan peluang baik bagi investor, khususnya dalam menerapkan strategi dollar cost averaging (DCA) di aset kripto dan saham AS.

Dollar Cost Averaging Crypto: Definisi dan Cara Melakukannya!

“Investor bisa menggunakan fitur seperti Packs di Reku, untuk beli aset kripto unggulan dan ETF saham AS secara otomatis. Dengan sistem rebalancing, portofolio bisa menyesuaikan kondisi pasar secara berkala. Ini sangat cocok untuk DCA, agar investasi tetap optimal dan tidak emosional,” tutup Fahmi. [ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait