Hong Kong belakangan ini jadi sorotan para pelaku pasar kripto, terlebih setelah muncul indikasi bahwa Tiongkok mungkin akan mempertimbangkan kembali kebijakan ketatnya terhadap Bitcoin dan aset kripto lainnya.
Pernyataan ini bukan datang dari sembarang orang, melainkan CEO HashKey Capital, Chao Deng, yang dikenal dekat dengan dinamika regulasi di kawasan tersebut.
Hong Kong sebagai Laboratorium Kebijakan Tiongkok
Menurut Deng, Hong Kong sering menjadi semacam laboratorium eksperimen kebijakan ekonomi bagi Tiongkok daratan. Di sisi lain, langkah ini bukan tanpa alasan. Dengan adanya kerangka “satu negara, dua sistem,” Hong Kong lebih fleksibel untuk mencoba inovasi ekonomi baru, termasuk soal Bitcoin dan Web3.
Yang menarik, situasi politik internasional juga tampaknya ikut mempengaruhi kebijakan kripto di negeri tirai bambu tersebut. Deng secara terbuka menyatakan bahwa kemenangan Donald Trump dalam pemilihan Presiden AS pada November 2024 turut mendorong regulator Tiongkok melirik kembali aturan ketat mereka.
“Dengan dukungan Trump dan pemerintahan baru, kerangka regulasi akan lebih jelas. Jadi sekarang lembaga, lembaga wakaf, lembaga keuangan, dan individu dengan kekayaan bersih tinggi merasa nyaman memasuki ruang Web3 dan kripto dengan cara yang lebih teregulasi dan patuh,” ujar Deng, dilansir dari Mitrade News.
Sinyal Lunaknya Sikap dari Regulator Tiongkok
Namun demikian, bukan berarti Tiongkok akan tiba-tiba membuka pintu selebar-lebarnya. CEO Red Date Technology, Yifan He, menyebutkan bahwa dua tahun lalu peluang Tiongkok mencabut larangan kripto dianggap nol persen.
Kini, peluang tersebut meningkat tajam menjadi sekitar 50 persen dalam tiga tahun ke depan. Hal ini tentu bukan sekadar angka tanpa arti, melainkan mencerminkan perubahan sikap yang cukup nyata dari otoritas keuangan di Beijing.
ETF dan Strategi Pajak Hong Kong
Hong Kong sendiri terus maju dengan strategi ambisiusnya untuk menjadi pusat kripto di Asia. Sebagai contoh, pada April 2024 lalu, mereka resmi meluncurkan spot ETF untuk Bitcoin dan Ether pertama di kawasan ini.
Ini tentu jadi kabar baik bagi banyak investor. Namun ironisnya, investor asal Tiongkok daratan kemungkinan besar masih belum diizinkan untuk berinvestasi dalam ETF tersebut, setidaknya dalam waktu dekat.
Lebih lanjut lagi, demi mempercantik daya tariknya di mata investor global, pemerintah Hong Kong juga mengambil langkah-langkah yang bisa dibilang cukup menarik perhatian. Salah satunya adalah rencana untuk menghapuskan pajak atas keuntungan investasi kripto bagi hedge fund, dana ekuitas swasta, serta kantor keluarga tertentu.
Strategi ini ibarat bonus besar bagi para investor kaya yang ingin memanfaatkan Hong Kong sebagai basis manajemen kekayaan mereka.
Harapan Baru untuk Aset Digital di Tiongkok
Meski ada angin segar yang bertiup, kita tetap harus realistis. Mengubah kebijakan kripto tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tiongkok dikenal sangat hati-hati dalam mengambil keputusan ekonomi besar.
Namun setidaknya, tanda-tanda awal perubahan sikap sudah mulai terlihat, terutama dari diskusi internal regulator yang menekankan pentingnya penelitian mendalam terhadap Bitcoin dan teknologi digital lainnya.
Jadi, apakah Tiongkok akhirnya akan melunak terhadap Bitcoin? Jawabannya belum pasti, namun langkah-langkah kecil dari Hong Kong bisa jadi sinyal kuat bahwa sesuatu yang besar sedang disiapkan di balik layar. Yang jelas, perjalanan Bitcoin di Tiongkok bakal menarik untuk terus kita pantau. [st]