Dunia kripto kembali diguncang oleh drama yang melibatkan salah satu nama besar dalam ekosistem meme coin, Hayden Davis. Sosok ini dikenal lewat proyek-proyek kontroversial seperti LIBRA, WOLF dan lainnya. Kini, ia kembali disorot akibat dugaan manipulasi harga token MELANIA.
Skema yang Terus Berulang
Laporan terbaru dari firma analitik blockchain mengungkapkan bahwa Hayden Davis kembali menarik dana dalam jumlah besar dari pasar yang pada akhirnya menyebabkan harga token MELANIA anjlok drastis.
“Hayden Davis MASIH menjual token MELANIA. Baru-baru ini, ia mengirimkan US$1 juta ke bursa dan menarik lebih dari US$2 juta dari pool likuiditas,” ungkap firma tersebut di X, Jumat (28/03/2025).

Bubblemaps menjelaskan bahwa Davis menggunakan mekanisme single-side liquidity, di mana ia membiarkan token tersebut mengendap selama beberapa waktu sebelum menjualnya dalam jumlah besar.
Pola ini kembali terlihat pada koin MELANIA, di mana dompet Davis yang tidak aktif mulai melakukan penjualan pertama sekitar 12 hari lalu. Koin meme tersebut kemudian dikirim ke bursa Kraken dan MEXC, yang menjadi indikasi kuat bahwa aksi jual masih akan berlanjut.
Hingga saat ini, dalang di balik skandal LIBRA dan berbagai proyek kontroversial lainnya diketahui telah menjual lebih dari US$1 juta dalam bentuk meme coin dan masih memiliki wallet lain yang belum terdeteksi.
“Secara total, Hayden telah mengirimkan US$1.065.153 dalam bentuk token MELANIA ke centralized exchange dan menarik US$2.050.666 dari liquidity pool dalam 14 hari terakhir,” demikian laporan Bubblemaps.
Terungkap! Hubungan Rahasia MELANIA dan LIBRA di Dunia Kripto
Harga Token MELANIA Terjun Bebas, Investor Panik
Aksi jual besar-besaran ini berdampak langsung pada harga meme coin tersebut. Pada 28 Maret, harganya turun dari US$0,70 ke US$0,61 hanya dalam hitungan hari. Padahal, pada puncaknya, koin MELANIA sempat menyentuh US$13,73 sebelum akhirnya anjlok drastis dan kehilangan miliaran dolar dalam kapitalisasi pasar.
Yang lebih mengkhawatirkan, laporan terbaru mengungkap bahwa Davis juga telah membuat pool likuiditas baru dalam waktu singkat untuk menarik dana sebanyak mungkin sebelum harga jatuh lebih dalam.
Salah satu analis bernama Dethective di X menunjukkan bahwa dalang dibalik skandal LIBRA tersebut kembali menggunakan mekanisme single-side liquidity untuk menjebak investor dan trader baru.
“Pool likuiditas token MELANIA yang baru memiliki US$450 ribu siap dicairkan. Single-sided dan dirancang untuk menjual di harga tertentu,” ungkapnya.

Dengan lebih dari 240 ribu holder, banyak yang kini terjebak dalam koin meme tersebut. Kondisi ini memperlihatkan risiko besar yang dihadapi para pemegang aset kripto yang tidak memiliki likuiditas memadai, terutama ketika minat pasar mulai menurun.
Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan praktik manipulatif di dunia kripto, kasus seperti token MELANIA dan LIBRA seharusnya menjadi pelajaran berharga. Investor dan trader perlu lebih berhati-hati dalam memilih proyek meme coin dengan fundamental kuat, bukan sekadar tergiur janji manis dari pihak tertentu. [dp]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.