VanEck Ajukan Avalanche ETF, Bisa Jadi Gerbang Baru Dunia Kripto

Di tengah pasar kripto yang sedang naik-turun, Nasdaq diam-diam mengambil langkah yang cukup menggugah, mereka baru saja mengajukan permohonan ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) untuk mencatat ETF berbasis Avalanche (AVAX) dari VanEck.

ETF ini dirancang bukan hanya sebagai produk investasi biasa, tapi sebagai pintu masuk bagi investor tradisional yang ingin mencicipi sensasi dunia kripto, tanpa harus menyentuh dompet digital atau platform bursa.

Langkah ini jelas bukan sesuatu yang muncul tiba-tiba. VanEck sendiri, yang selama ini dikenal sebagai pemain besar dalam dunia ETF, akan menjadi sponsor utama produk tersebut.

Mereka berencana menyimpan AVAX secara langsung, yang artinya ETF ini bukan sekadar cerminan harga, melainkan benar-benar memegang aset dasar. Tentu saja, semua itu akan dilakukan dengan pengawasan ketat melalui kustodian pihak ketiga.

Avalanche ETF: Jembatan Antara Dunia Kripto dan Tradisional

Permohonan ini diajukan di bawah aturan Nasdaq 5711(d), yang sebenarnya lebih sering dipakai untuk ETF berbasis komoditas seperti emas atau minyak.

Nah, ketika koin seperti AVAX mulai masuk ke kategori ini, jelas ada pergeseran besar dalam cara dunia investasi melihat aset digital. Bisa jadi, ini semacam sinyal bahwa kripto, perlahan tapi pasti, sedang naik kelas.

Di sisi lain, kemunculan Avalanche ETF juga menunjukkan bahwa minat terhadap altcoin tidak hanya berhenti di Bitcoin atau Ethereum.

Altcoin seperti Avalanche punya daya tarik tersendiri, baik karena skalabilitas jaringannya maupun ekosistem DeFi yang dibangunnya. Namun demikian, jalan menuju persetujuan ETF ini tidak akan semulus itu. Proses regulasi di AS, seperti yang sudah-sudah, cenderung memakan waktu dan penuh ketidakpastian.

Persaingan di Balik Layar: Grayscale Tak Mau Kalah

VanEck ternyata bukan satu-satunya pihak yang melirik Avalanche. Grayscale, pemain lain yang sudah lama bergelut dengan aset digital, juga sedang mengajukan permohonan konversi dana AVAX milik mereka menjadi spot ETF.

Mereka bahkan sudah meluncurkan produk tertutup sejak Agustus 2024, dan kini ingin mengalihkannya ke ranah publik. Tentu saja, ini memperlihatkan bahwa bukan hanya satu pihak yang percaya AVAX punya potensi pasar besar.

Pertarungan antara dua raksasa ini bisa menjadi menarik untuk disimak. Layaknya dua koki ternama yang berlomba menyajikan menu baru, siapa yang lebih cepat menyajikan ETF AVAX pertama mungkin akan mendominasi pangsa pasar untuk sementara waktu.

Harga AVAX Menurun, Tapi Minat Tetap Ada

Yang cukup menarik, justru ketika pengajuan ETF ini mencuat, harga AVAX sendiri sedang tidak dalam performa terbaiknya. Pada saat penulisan, koin ini diperdagangkan sekitar US$18, turun lebih dari 56 persen dari puncaknya di awal Januari yang sempat menyentuh US$41.

Tapi, kalau dipikir-pikir, ini bukan hal aneh dalam dunia kripto. Harga bisa terjun bebas, tapi investor institusional justru masuk saat pasar sedang sepi. Mungkin mereka melihat peluang saat yang lain masih ragu.

Lebih lanjut lagi, kehadiran ETF seperti ini dianggap bisa memperkuat citra AVAX sebagai aset jangka panjang. Karena meskipun fluktuasi harga menjadi makanan sehari-hari, eksistensi dalam bentuk ETF memberi semacam “cap legalitas” yang sering dicari oleh investor ritel maupun institusi besar.

Sekarang semuanya kembali ke SEC. Apakah mereka akan memberikan lampu hijau seperti yang terjadi pada Bitcoin ETF sebelumnya? Atau justru memperpanjang drama birokrasi seperti yang sering terjadi dalam pengajuan ETF kripto lainnya?

Satu hal yang pasti, semakin banyak proposal seperti ini muncul, semakin nyata bahwa pasar tradisional dan dunia kripto sedang bergerak menuju titik temu. Mungkin belum sepenuhnya berpelukan, tapi setidaknya sudah saling melirik dan mulai ngobrol serius. [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait